Maxride Bajaj Mengaspal di Jogja, Moda Transportasi Unik yang Jadi Pilihan Penumpang Saat Hujan

1 day ago 8

Di sela-sela laju beragam kendaraan di jalanan Jogja, terselip kendaraan roda yang melintas. Meski masih jarang terlihat, di beberapa momen melintas kendaraan bajaj yang dikendarai sang pengemudi sendiri atau dengan penumpang di kursi belakang.

Di Jogja, kendaraan bajaj dengan tipe Bajaj RE memang telah mengaspal kurang lebih tiga pekan. Mulai beroperasi sejak 28 April di Kota Pelajar, kendaraan produksi pabrikan India ini ingin menjadi transportasi feeder atau penghubung yang melayani area di luar jangkauan moda transportasi utama.

"Kami sebenarnya ingin menjadi solusi sebagai feeder. Feeder dalam artian, feeder dari daerah-daerah yang pinggir atau yang misalnya yang tidak bisa dijangkau oleh mobil atau apa untuk bisa kami jadi feeder ke transportasi umum, misal dalam Trans Jogja, ataupun ke stasiun kereta lainnya," kata City Manager Maxride dan Maxauto, Bayu Subolah pada Selasa (20/5/2025) di kantornya di Mlati, Sleman.

Dalam layanan perdananya selama tiga pekan ini, 3.000-5.000 permintaan untuk menggunakan layanan bajaj masuk lewat aplikasi Maxride. Dengan jumlah mitra driver yang baru 50 orang, Maxride kewalahan memenuhi permintaan dari masyarakat Jogja. 

"Animo saat ini permintaan itu per hari itu ada sekitar 3.000-5.000 permintaan. Tapi dengan keterbatasan unit kami, kami bisa cuma kover sekitar 700-900 [order] per hari. Jadinya kurangnya masih banyak banget," ujar Bayu.

Padahal menurut pengakuan Bayu, pihaknya belum melakukan promosi masif keberadaan bajaj di Jogja ini. Namun antusiasme masyarakat untuk menunggangi transportasi beroda tiga ini begitu besar di Jogja. 

BACA JUGA: Pemda DIY Siap Kawal Tuntutan Driver Ojol Sampai Pusat

Penikmat moda transportasi bajaj ini pun hadir dari beragam kalangan. Mulai dari masyarakat yang penasaran hingga pengunjung pasar, acap kali memesan layanan bajaj. Beberapa masyarakat kata Bayu memang memesan bajaj karena penasaran merasakan sensasi menaiki kendaraan roda tiga tersebut. Apalagi saat hujan orderan memesan layanan bajaj bisa naik hingga tiga kali lipat.

"Kalau dipetakan sih variatif banget [orderannya] ya tiga pekan ini. Tapi kebanyakan memang naik itu saat hujan. Kenaikannya pasti tinggi banget ketika hujan," ungkapnya. 

"Yang kedua, banyak orang juga penasaran penasaran pengen nyoba leliling pakai bajai gitu ya," imbuhnya 

Selain itu bajaj modern ini juga kerap dipesan masyarakat yang membawa banyak barang bawaan atau benda-benda berat. Biasanya mereka memesan layanan bajaj ini dari pusat perbelanjaan seperti pasar. 

"Ada juga yang pelanggan-pelanggan kami yang mereka kaya bawa barang berat, misalnya ke pasar atau apa, banyak seperti itu. Jadi itu tiga segmen utama kami saat ini sih. Buat keliling, buat bawa barang berat, sama hujan," lanjut Bayu.

Khusus penumpang dari pasar ini kata Bayu sepertinya memang sudah berlangganan setiap harinya. Mereka bahkan tak ragu memesan layanan bajaj ini sekalipun tidak ada diskon.

"Itu kebanyakan dari Pasar Beringharjo. Beringharjo malah itu pelanggan pasar kebanyakan Beringharjo. Malah ada beberapa yang juga kayak langganan. Langganan banget ya di sana, jadi walaupun mereka misalnya enggak ada promo tetap aja kaya suatu kebutuhan bagi mereka," tambahnya. 

Bayu juga melihat bagaimana potensi bajaj yang bisa digunakan untuk mengantarkan pasien sakit ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit yang mungkin tidak bisa diantar menggunakan motor. 

"Itu sebagai salah satu alternatif juga, mungkin kita bisa nanti Itu bisa jadi solusi juga ya. Mungkin kami bisa standby di sekitaran Pesmas atau apa," tuturnya. 

Diminati banyak penumpang, transportasi bajaj kata Bayu memang punya sejumlah keistimewaan. Baik itu bagi sang pengemudi, maupun bagi si penumpang. Bagi sopir, menarik pakai bajaj sudah barang tentu mengurangi potensi masuk angin karena terpaan angin yang terhalang kaca bajaj. Selain itu sopir bajaj lanjut Bayu juga lebih aman dari panas maupun hujan.

"Kalau pertama sih, kalau kami compare sama motor kan ini lebih nyaman. Pertama mungkin dari sisi kesehatan driver, mereka kalau narik enggak masuk angin kan. Itu yang satu Sebenarnya driver kami lebih nyaman, mereka jadinya enggak harus panas, enggak kepanasan, hujan, enggak basah juga, Itu juga berlaku untuk penumpang," terang Bayu.

Dari sisi penumpang, khususnya bagi para ibu dan anak, Bayu bilang mereka bisa lebih aman dan duduk dengan nyaman di kursi penumpang ketika menggunakan bajaj. Ini juga bisa jadi alternatif untuk antat jemput sekolah yang lebih aman.

"Penumpang Itu jadinya lebih aman juga, terutama ibu-ibu kalau bawa anak ataupun penumpang yang bawa barang besar mereka bisa dapat harga yang lebih terjangkau lebih mahal sedikit dari harga motor, tapi mereka bisa bawa barang. Itu sih secara kelebihannya kami," lanjutnya. 

BACA JUGA: Menutup 2024, Grab Bantu Lebih dari 33.000 Pelaku Sektor Transportasi dan UMKM

Moda transportasi yang dulu lekat dengan jalanan Jakarta punya tarif bersaing dengan moda transportasi online lainnya. Untuk tiga kilometer awal, tarif bajaj dipatok di harga Rp14.000. Sementara untuk kilometer berikutnya dibanderol dengan tarif Rp3.500 per kilometer. 

"Secara tarif, tarif pada umumnya itu kami lebih tinggi sedikit dari pada motor dan di bawahnya mobil. Tetap pakai jarak sesuai dengan aplikasi. Jadinya kami memberikan solusi, istilahnya bagi orang yang mau mendapatkan transportasi biar enggak kepanasan, kehujanan tapi dengan harga yang masih affordable," jelasnya. 

 "Komisi kami juga cukup rendah, kami di angka 11% dan ini sebenarnya sudah mematuhi regulasi pemerintah. Itu kenapa juga beberapa driver banyak yang pindah ke kami," jelasnya. 

Dalam perdana pembukaannya, Maxride membuka 50 mitra driver di Jogja. Khusus 50 mitra driver awal ini mereka memakai skema rental atau sifatnya setoran ke bajaj tanpa harus membeli unit bajajnya. Setiap harinya mereka harus menyetor Rp75.000 ke bajaj. 

"Jadinya di Jogja ini kami skemanya itu kan hampir di semua kota, kami skemanya rental. Rental itu dalam artian mereka kami rekrut sebagai mitra driver kemudian mereka membayarkan setoran Jadi mereka bayar di awal Mereka rental Rp75.000," terang Bayu.

"Saat ini kami baru 50 mitra driver. mitra driver kami ini background-nya dari ojol ada ada juga dari komunitas bentor dan kami juga mau memberdayakan sebenarnya komunitas-komunitas bentor," tambahnya. 

Para mitra driver ini bebas menarik di jam kapan pun. Tapi Bayu mengatakan semakin banyak mereka online, semakin lama mereka online, penghasilannya akan semakin bagus. Bayu bilang rata-rata kalau narik selama 12 jam, driver bisa mendapatkan Rp400-500 ribu per 12 jam.

Karena potensi penghasilannya yang bagus, saat ini kata Bayu ada 400 orang yang antre ingin menjadi driver. "Saat ini betul-betul kami itu ada 400 driver yang berminat untuk menjadi mitra driver. Sudah ada 400 yang ngantre," katanya.

Bagi yang tidak ingin mengantre, mereka bisa langsung membeli unit bajaj. Unit yang dibeli selanjutnya bisa dipakai untuk narik menggunakan aplikasi Maxride tanpa skema rental. 

Di sisi lain pembelian unit bajaj juga bisa membuka peluang bagi masyarakat yang ingin menjadi juragan bajaj. Mereka bisa membeli sejumlah unit bajaj untuk selanjutnya direntalkan ke orang lain. Orang yang merentalkan akan menyetor uang kepada sang juragan, sedangkan driver bisa dapat pengjasilan dari ongkos narik lewat aplikasi Maxride. Sistemnya hampir mirip dengan juragan bajaj atau juragan angkot zaman dulu.

"Sekarang itu driver bisa memiliki juga. Jadinya bukan hanya driver, kami juga seperti Medan dan Makassar kami juga itu ada peluang investasi namanya bisnis Juragan Bajaj," ungkapnya. 

Dengan segala peluang dan manfaatnya, kehadiran bajaj diharapkan menjadi alternatif transportasi masyarakat Jogja. Meski baru beroperasi di Sleman, Bantul dan Jogja harapannya kehadiran bajaj bisa membantu masyarakat.

 "Kami juga disini mau hadir sebagai alternatif transportasi umum untuk Jogja," ujarnya. 

Lebih jauh, Bayu berharap kehadiran Bajaj juga bisa mengembalikan kejayaan transportasi roda tiga. "Saat ini kan roda tiga itu kayak tenggelam," kata dia.

"Belum ada aplikasi yang mengakomodir moda transportasi roda tiga. Jadinya Maxride hadir untuk memberikan kejayaannya kembali pada roda tiga," tandasnya. 

Sementara itu Digital Marketing Manager Maxauto Indonesia, Azhari Amri menambahkan soal perizinan, perusahaan telah memiliki perizinan, aplikasi juga telah mengantongi perizinan dan secara kendaraan pun sudah memiliki perizinan hingga uji emisi. 

"Untuk sosialisasi teman-teman tim Jogja sudah melakukan itu dengan beberapa komunitas. Kami door to door nyamperin tempat teman-teman [komunitas] ngopinya di mana, bentor di mana," ujarnya

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news