Nusron Wahid. - JIBI
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mengingatkan pelaku industri perumahan untuk tidak memanfaatkan sawah, terutama yang telah ditetapkan sebagai LP2B.
Ia menyebut penyusutan lahan sawah mencapai 165–220 hektare per hari berdasarkan data BPS 2021. Jika tren ini terus berlanjut, Nusron menilai ketahanan pangan nasional dapat terganggu karena produksi tidak lagi ditopang oleh lahan yang memadai.
Pemerintah, kata Nusron, berupaya mempercepat penetapan LP2B agar lahan pertanian memiliki status perlindungan yang tegas. Selain itu, ia meminta pengembang mulai menggeser pola pengadaan tanah ke wilayah yang tidak produktif secara pangan.
“Saya imbau, kalau pengadaan tanah untuk perumahan kalau bisa jangan beli sawah, terutama yang masuk kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B),” ujar Nusron dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Dirinya menekankan pentingnya perubahan pola pengadaan tanah oleh pelaku industri perumahan agar lebih selaras dengan agenda ketahanan pangan nasional.
Pesan yang dia sampaikan merupakan kebijakan nasional yang menempatkan perlindungan lahan pertanian sebagai prioritas strategis pembangunan.
“Kami dikasih mandat oleh undang-undang dan keputusan kabinet, sawah tidak dialihfungsikan. Kenapa? Ini untuk kepentingan generasi mendatang,” kata Nusron.
Indonesia saat ini membutuhkan penguatan ketahanan pangan, yang salah satunya ditopang oleh keberadaan sawah. Nusron mengatakan penyusutan luas lahan sawah di Indonesia masih terjadi setiap tahun, kisaran antara 60.000 hingga 80.000 hektare per tahun atau sekitar 165 hingga 220 hektare per hari. Angka tersebut diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021.
Hilangnya lahan sawah secara masif berpotensi mengancam ketahanan pangan nasional jika tidak dikendalikan secara serius. “Kami ingin menciptakan keseimbangan antara pangan, industri, energi dan perumahan. Semua harus berjalan beriringan,” katanya.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terus mempercepat penetapan LP2B guna menekan laju alih fungsi sawah yang selama ini mengancam ketahanan pangan nasional.
LP2B sendiri merupakan lahan sawah yang ditetapkan pemerintah untuk digunakan sebagai lahan pertanian pangan secara berkelanjutan dan tidak boleh dialihfungsikan.
Penetapan LP2B berasal dari total Lahan Baku Sawah (LBS), yang sebagiannya ditetapkan sebagai LSD dengan perlindungan hukum yang lebih ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara

7 hours ago
5

















































