Pasetaky 3 Jadi Wadah Distribusi Bagi Seniman Grafis

3 days ago 6

Pasetaky #3 Jadi Wadah Distribusi Bagi Seniman Grafis Seniman Nano Warsono dalam pameran Jogja Incognita di Vherkudara's Spirit, Selasa (3/9/2024). - Harian Jogja - Galih Eko Kurniawan

Harianjogja.com, JOGJA—Pasar Seni Cetak Yogyakarta (Pasetaky) #3 kembali digelar pada Jumat-Senin (10-13/1/2025), yang kali ini bertempat di Bentara Budaya Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi wadah bagi seniman grafis untuk mendistribusikan karyanya.

Pasar Seni Cetak Yogyakarta merupakan pameran dan bazar karya seni cetak grafis yang dilengkapi dengan sejumlah kegiatan pendamping seperti workshop, demo berkarya dan diskusi seni grafis. Pasetaky #3 melibatkan sejumlah kolektif seni grafis, diantaranya Graphic Victims, Krack Studio, Grafis Minggiran, Survive Garage, Taring Padi, grafis Pasca ISI dan lainnya.

BACA JUGA: Gandeng Lawasan Batik, KAI Daop 6 Jogja Gelar Pameran Sejarah di Stasiun

Organizer Pasetaky #3, Syahrizal Pahlevi, menjelaskan dalam Pasetaky ini, pihaknya mengundan seniman grafis yang dikuratori oleh enam orang. “Mereka mencari seniman-seniman, dengan tujuan kita ingin mendistribusikan. Pasar kan wahana untuk mendistribusikan karya-karya ini,” ujarnya, Jumat (10/1/2025).

Ia melihat, selama ini belum banyak galeri yang mendistribusikan karya-karya seniman grafis. Kebanyakan galeri masih fokus pada karya popular. “Grafis selalu kalah, padahal seniman grafisnya banyak. Jadi kita butuhkan sebuah acara khusus. Kalau di luar negeri sudah banyak,” katanya.

Selain memamerkan karya seni grafis, sesuai dengan tema kegiatan yakni pasar, maka dalam kegiatan ini juga dijual berbagai barang hasil produksi kolektif seni yang terlibat. Beberapa barang tersebut seperti kaos, emblem, poster dan berbagai pernak-pernik lainnya.

Pada Pasetaky #3 ini juga dipamerkan karya seniman grafis mancanegara koleksi Jogja International Miniprint Biennale (JIMB) yang pernah berlangsung pada 2014, 2016, 2018 dan 2020. “Ini karya kecil yang tidak lebih dari 20x20 cm. Ini tujuannya untuk mengenang kembali event tersebut dan mewacanakan apakah perlu kita lanjutkan atau tidak,” paparnya.

BACA JUGA: Seni Instalasi Partisipatif Akan Mempercantik Taman Budaya Embung Giwangan

Anggota kolektif Graphic Victims, Digie Sigit, menuturkan Graphic Victims merupakan kolektif seni yang berfokus pada seni cetak grafis. Dalam prakteknya, Graphic Victims lebih banyak menggunakan Teknik sablon dan stensil.

Kolektif seni yang bermarkas di Madukismo, Kasihan, Bantul, ini sudah berusia sekitar 20 tahun. Karya mereka banyak menghiasi sudut-sudut jalan Kota Jogja dan sekitarnya. “Orientasinya justru di ruang publik dulu, lalu baru membuat art work sebagai bagian dari pengarsipan,” katanya.

Walaupun tidak ada aturan khusus yang mengarahkan tema karya, namun kebanyakan seniman di Graphic Victims menyuarakan isu sosial dalam karyanya. “Jadi kami cukup beragam sebenarnya. Cuma rata-rata seniman grafis memiliki sensitifitas pada masalah sosial,” ungkapnya.

Hal ini terjadi karena salah satu kekuatan seni grafis yakni memiliki kemampuan untuk penggandaan karya, yang efektif untuk menyampaikan pesan. “Kami membawa pesan, kemudian didistribusikan ke banyak tempat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news