Foto ilustrasi. - Ist/Freepik
Harianjogja.com, KULONPROGO – Pemerintah Kabupaten Kulonprogo bertekad keluar dari peringkat pertama jumlah penduduk miskin terbanyak di DIY. Meskipun jumlah penduduk miskin di West Progo menurun namun kabupaten ini dalam beberapa tahun terakhir selalu menduduk posisi pertama di DIY terkait masalah kemiskinan.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Bupati (Wabup) Kulonprogo, Ambar Purwoko bertekad keras menurunkan angka penduduk miskin di wilayahnya. Dia menargetkan di masa kepemimpinannya Kulonprogo tidak lagi menjadi yang pertama di DIY perihal banyaknya penduduk miskin.
Menurutnya, selama ini beberapa kali berganti Bupati dan Wabup, belum ada pemimpin Kulonprogo yang mampu menggeser di peringkat pertama penduduk miskin di DIY. “Kami berkomitmen ingin mengubah itu harus ranking tiga atau empat lah jangan peringkat pertama terus kemiskinannya,” katanya, Rabu (30/7/2025).
Dia menuturkan, kemiskinan dan stunting menjadi prioritasnya selama menjadi pemimpin Kulonprogo bersama Agung Setyawan. Ambar mengungkapkan, upaya yang dilakukannya untuk menurunkan angka kemiskinan Kulonprogo dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Lantas akan memberikan pelatihan kerja bagi para seluruh Angkatan kerja di wilayahnya agar bisa terserap di banyak perusahaan.
Dia mengklaim, warga Kulonprogo sudah sangat terampil dalam menghasilkan banyak produk untuk dijual belikan. “Hanya tinggal cara pemasarannya dengan cara digital dan lapangan kerja akan dihasilkan dengan banyak melalui kemudahan investasi masuk Kulonprogo,” imbuhnya. Ambar mengaku memiliki ambisi besar untuk urun mensejahterahkan warga Kulonprogo sehingga terbebas dari kemiskinan.
Kesejahteraan warga Kulonprogo menjadi hal mutlah dalam kepemimpinannya. “Sebagai petugas rakyat saya upayakan kesejahteraan masyarakat miskin Kulonprogo,” tegasnya.
Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi (Bapperida) Kulonprogo membenarkan jika Sekarang angka penduduk miskin bumi Binangun masih yang tertinggi pertama di DIY.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bapperida Kulonprogo, Restu Dewandaru mengatakan, sebenarnya dari tahun 2021 sampai 2024 angka kemiskinan berturut-turut mengalami penurunan yaitu 18,38 persen, 16,39 persen, 15,64 persen, dan 15,62 persen. Menurutnya, dalam RPJMD 2025-2029 kemiskinan masuk dalam pencapaian misi pertama.
"Mewujudkan masyarakat Kulonprogo makmur, berbudaya dan religius dan misi kedua meningkatkan kemandirian dan daya saing daerah serta menciptakan pemerataan ekonomi," ungkapnya. Adapun target penurunan angka kemiskinan Kulonprogo di 2025 berkisar antara 14,12 persen sampai 15,12 persen.
Restu menuturkan, strategi penanganan kemiskinan di Kulonprogo meliputi tiga program. Dia merinci tiga strategi pengentasan kemiskinan di Kulonprogo meliputi pengurangan beban masyarakat, peningkatan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat serta pengurangan kantong-kantong kemiskinan. Restu membeberkan, langkah konkret dari ketiga program berbeda-beda.
Untuk pengurangan beban masyarakat upaya yang dilakukan berupa pemberian bansos dengan berbagai macam jenis. "Bisa bansos bantuan pangan non tunai (BPNT), bantuan langsung tunai (BLT), beasiswa bagis siswa miskin, program keluarga harapan (PKH) bansos JKK atau JKN," imbuhnya.
Sedangkan untuk program peningkatan pendapatan dan pemberdayan masyarakat langkah yang dilakukan berupa pemberian bimbingan teknis (bimtek) bagi masyarakat miskin. Selain itu, bisa juga berupa insentif kredit untuk pengembangan usaha masyarakat miskin atau bagi yang ingin memulainya.
"Pengurangan kantong-kantong kemiskinan dilakukan dengan perbaikan infrastruktur seperti akses jalan, rumah tidak layak huni, dan sanitasi sehat," ungkap Restu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News