Pemkot Jogja Gelar Pasar Sastra di Taman Budaya Embung Giwangan, 30 Juli Sampai 4 Agustus 2025

20 hours ago 5

Pemkot Jogja Gelar Pasar Sastra di Taman Budaya Embung Giwangan, 30 Juli Sampai 4 Agustus 2025 Pengunjung merayah' gunungan buku pada pembukaan Pasar Sastra yang berlangsung Rabu (30/7/2025) di Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan - Pemkot Jogja

Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menggelar Pasar Sastra yang berlangsung dari tanggal 30 Juli hingga 4 Agustus 2025, di Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan. Kegiatan ini tidak hanya mempertemukan pecinta sastra, penerbit, tapi juga menguatkan kolaboraasi ekosistem sastra di Jogja.

"Pasar Sastra bukan sekadar ajang jual beli buku, tapi juga ruang temu bagi pecinta sastra, penulis, penerbit, dan masyarakat umum. Melalui semangat rampak, kami ingin menguatkan kolaborasi dalam ekosistem sastra di Jogja,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Jogja, Yetti Martanti dikutip dari laman Pemkot Jogja.

BACA JUGA: Festival Sastra Berlangsung Meriah

Tahun ini, Pasar Sastra menghadirkan lebih dari 110.000 judul buku, mayoritas berupa buku sastra dan humaniora. Kehadiran jumlah buku yang melimpah ini menjadi daya tarik utama bagi pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, akademisi, hingga masyarakat umum.

"Pasar Sastra juga merupakan bagian dari Festival Sastra Yogyakarta (FSY) yang tahun ini mengangkat tema 'Rampak', sebuah konsep yang mengandung makna kerja kolaboratif dan kebersamaan dalam keberagaman peran serta latar belakang," ujarnya.

Tradisi merayah gunungan buku menjadi salah satu momentum paling ditunggu. Ribuan eksemplar buku dibagikan secara cuma-cuma dalam bentuk gunungan, menyerupai tradisi budaya Yogyakarta seperti gunungan grebeg. Antusiasme pengunjung sangat tinggi, mencerminkan besarnya minat masyarakat terhadap literasi dan sastra.

Selain Pasar Buku Sastra, agenda FSY juga disemarakkan oleh panggung diskusi yang berlangsung setiap hari serta pameran komunitas yang menampilkan potensi, kreativitas, dan kekayaan jaringan ekosistem sastra di Kota Jogja.

"Inilah ruang pertemuan dan pertumbuhan bukan hanya bagi penulis dan pembaca, tetapi juga bagi ilustrator, media, pelapak buku, dan penggerak literasi lainnya," jelasnya.

Hilma, mahasiswi dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi. Ia mengaku baru pertama kali mengikuti acara seperti ini dan merasa sangat terkesan dengan atmosfer literasi yang begitu hidup.

“Saya nggak nyangka ternyata yang ikut merayah sebanyak ini. Ramai banget, seru, dan penuh semangat. Ini pertama kalinya saya datang ke acara seperti ini,” ujar Hilma sambil tersenyum, masih memeluk tumpukan buku yang ia dapatkan.
Pasar Sastra menghadirkan lebih dari 110.000 judul buku.

Dalam rayahan tersebut, Hilma berhasil membawa pulang tujuh buku, sebagian besar bertema sastra dan pengembangan masyarakat. Menariknya, buku-buku tersebut tak hanya akan ia baca secara pribadi, tetapi juga akan dijadikan sebagai bahan program kerja untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan ia jalani dalam waktu dekat.

“Rencananya buku-buku ini akan saya gunakan sebagai bagian dari kegiatan literasi di lokasi KKN nanti. Mungkin kami akan buat pojok baca atau kelas kecil untuk anak-anak di sana,” ungkap Hilma dengan penuh semangat.

Hilma juga mengapresiasi penyelenggaraan Pasar Sastra yang menurutnya sangat inspiratif dan mendorong anak muda untuk lebih dekat dengan dunia literasi. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan dan menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama generasi muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news