Kondisi bangunan dam dan groundsill Sungai Progo yang jebol, Selasa (28/1 - 2025). / Harian Jogja / Arief Junianto.
Harianjogja.com, BANTUL—Penanganan jebolnya groundsill Sungai Progo di Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan Bantul dibutuhkan koordinasi dari Pemkab Bantul dan Pemkab Kulonprogo serta Pemda DIY.
Sebab, lokasi dari groundsill melintang di Sungai Progo dan keberadaannya ada di Kabupaten Bantul dan Kulonprogo.
"Karena wilayahnya itu kan perbatasan, maka perlu adanya koordinasi. Sehingga untuk penanganannya perlu ada koordinasi antara Pemkab Bantul dan Pemkab Kulonprogo," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Ribut Bimo Haryo Tejo, Rabu (29/1/2025).
Hanya saja, imbuh Ribut, sampai saat ini belum ada perintah dan juga koordinasi antara Pemkab Bantul dan Pemkab Kulonprogo. Sehingga, saat ini BPBD Bantul belum bisa berbuat banyak untuk mencegah dampak dari jebolnya groundsill Sungai Progo tersebut. Selain itu, Pemkab Bantul harus melakukan rapat koordinasi dengan semua pihak sebelum mengeluarkan keputusan status tanggap darurat atas jebolnya groundsill Sungai Progo tersebut.
"Hemat kami, juga harus ada koordinasi dengan BPBD DIY. Sampai detik ini kami juga belum diperintah," terang Ribut.
Ribut mengakui akibat jebolnya groundsill, bangunan dam di sisi timur sungai yang berbatasan langsung dengan bibir sungai, kini telah ambrol sejauh sekitar 4 meter. Tak hanya itu, aliran air Sungai Progo di sisi selatan Jembatan Progo pun kini semakin melebar ke arah timur dan menggerus daratan. Begitu juga dengan kaki jembatan pun terancam. Kaki Jembatan Progo lama kini terlihat yang paling terdampak.
Tulang tiang penyangga kaki kini semakin terlihat seiring dengan menghilangnya sedimentasi dan arus serta debit air yang meninggi. "Iya mengancam Jembatan Progo lama. Makanya perlu segera adanya koordinasi," ucapnya.
Sekda Bantul Agus Budiraharja mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan sejumlah stakeholder termasuk di dalamnya BPBD, DPUPKP Bantul terkait jebolnya groundsill. "Besok pagi kami kumpulkan dan adakan rapat koordinasi. Termasuk koordinasi dengan Kulonprogo," kata Agus.
Koordinasi dan perbaikan groundsill Sungai Progo adalah hal yang urgent. Apalagi, keberadaannya akan mengancam Jembatan Srandakan dan Jembatan Pandansimo. "Dan, itu harus segera ditangani. Besok pagi saya koordinasikan," tandas Agus.
Butuh Rp1,5 miliar untuk Perbaikan
Terkait estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan groundsill Sungai Progo, Ribut menyebut, pihaknya bersama dengan Kementerian PU telah melakukan assesment terkait anggaran. Setidaknya dibutuhkan anggaran Rp1,5 miliar untuk perbaikan groundsill Sungai Progo. "Itu assesment dari kami butuh anggaran sebesar itu," ujarnya.
BACA JUGA : Groundsill Srandakan Ambrol, Jembatan Progo Terancam
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo menyatakan ambolnya groundsill yang berada di aliran Sungai Progo kemungkinan dipicu oleh masifnya aktivitas penambangan pasir di Sungai Progo. Perbaikan harus segera dilakukan agar tidak menimbulkan dampak yang lebih luas.
Dody menyebut perbaikan groundsill yang ambrol di Srandakan harus segera dilakukan dan melihat kondisinya sudah darurat. Apalagi, beberapa area daratan telah terdampak akibat ambrolnya groundsill. Ia tidak menampik jik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News