Memasak menggunakan Jargas PGN. - Istimewa.
Harianjogja.com, MAGELANG—Pengusaha kuliner di kawasan Borobudur khususnya Dusun Bumen Jelapan, Desa Karangrejo, Magelang merasakan manfaat efektifnya menggunakan Jaringan Gas (Jargas) PGN. Salah satunya di Bebek Brongot, sebuah destinasi kuliner unik yang menyajikan olahan bebek dengan cita rasa khas.
Bebek Brongot bisa menjadi pilihan kuliner saat penyelenggaraan Suadesa Festival 2025 yang berlangsung pada 10–11 Mei 2025 di Gasblock PGN Karangrejo, Borobudur, Magelang. Melalui program CSR PGN, Festival Suadesa 2025 diharapkan mampu menggerakkan perekonomian desa dengan mempromosikan UMKM dan menggali potensi lokal seperti destinasi wisata, kesenian dan budaya setempat.
BACA JUGA: Tekan Impor, Pembangunan Jargas Bakal Dikebut
Sekretaris Perusahaan PGN Fajriyah Usman festival itu digelar merupakan perwujudan program Desa Energi Berdikari PT Pertamina (Persero), yang mana Desa Karangrejo merupakan desa binaan PGN. Melalui program CSR PGN itu, Festival Suadesa 2025 diharapkan mampu menggerakkan ekonomi desa dengan mempromosikan UMKM dan menggali potensi lokal seperti destinasi wisata, kesenian, dan budaya setempat.
"Kegiatan Suadesa Festival diharapkan dapat menjadi pesta rakyat untuk memantik ruang-ruang ekonomi baru, dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal. Selain itu, partisipasi masyarakat sekitar diharapkan dapat memperkuat ikatan sosial dengan PGN dan komunitas-komunitas budaya lokal yang terlibat," katanya dikutip Minggu (10/5/2025).
Pemilik Warung Kuliner Bebek Brongot M. Hasyim mengaku sudah berlangganan jargas PGN sejak 2021, dan merasakan langsung manfaat penghematan dan kenyamanan.
Sebelum pakai jargas, ia biasa habis Rp150–200 ribu per bulan untuk membeli gas tabung. Namun saat ini cukup sekitar Rp100 ribu sehingga lebih menghemat . ungkapnya. "Jargas membuat kegiatan memasak jadi lebih aman dan efisien, terlebih untuk usaha kuliner seperti miliknya yang memerlukan pasokan gas stabil setiap hari," ujarnya.
Hasyim berharap PGN terus memperluas akses jaringan gas ke lebih banyak rumah tangga dan pelaku UMKM di wilayah Borobudur dan sekitarnya. “Sangat membantu, apalagi bagi usaha kecil. Harapan saya, PGN tetap konsisten mendukung masyarakat dan pelaku usaha lokal,” katanya.
Hasyim menegaskan pengolahan daging bebeknya berbeda. Sesuai namanya yaitu dibrongot, daging bebek dibalut daun pisang kering dan dipanaskan sebelum diolah. Dengan teknik ini secara alami mengurangi lemak dan menghilangkan aroma amis bebek dan menghasilkan tekstur dan rasa yang lebih bersih serta lezat.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Indonesia Berencana Impor Gas Alam dari Amerika Serikat
“Maka namanya Bebek Brongot karena proses membuatnya dibrongot alias dibalut rapat dengan daun pisang kering [blarak]," katanya.
Bebek Brongot menyajikan berbagai olahan mulai dari bebek goreng bacem, bebek goreng asin, opor bebek, ayam bacem, hingga rica-rica mentok. Saat hari biasa, Hasyim mengolah sekitar 5 ekor bebek per hari. Namun saat Lebaran, angka ini bisa melonjak hingga 50 ekor. Menu paling laris saat momen tersebut adalah opor bebek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara