Pesta Apam Ruwahan hingga Musik Jazz, Cek Disini Jadwal Detail Sarkem Fest 2025

2 days ago 7

Pesta Apam Ruwahan hingga Musik Jazz, Cek Disini Jadwal Detail Sarkem Fest 2025 Sarkem Fest 2025. - Istimewa/Dispar Kota Jogja

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pariwisata Kota Jogja dan Kelurahan Sosromenduran akan kembali menggelar Sarkem Fest tahun ini. Dengan mengusung tema Menyapa Rasa Menggapai Martabat, Sarkem Fest 2025 akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik.

Sarkem Fest merupakan festival budaya yang melibatkan komunitas di Kelurahan Sosromenduran, Jalan Pasar Kembang (Sarkem), Jalan Sosrowijayan dan komunitas lainnya.

Sarkem Fest sudah menjadi agenda rutin dan masuk dalam Calender of Event Kota Jogja yang digelar pada bulan Ruwah atau menjelang Ramadan.

Kabid Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kota Jogja, Yurnelis Piliang menjelaskan Sarkem Fest 2025 akan berlangsung selama dua hari, Jumat dan Sabtu (21-22/2/2025). “Sarkem Fest mengusung tradisi Ruwahan yang identik dengan apeman yang merupakan tradisi warga Sosromenduran setiap menjelang Ramadan,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).

Rangkaian acara Sarkem Fest 2025 akan dimulai dengan pelaksanaan Yogowes Monalisa rute jelajah Kampung Susur Sungai. “Start di Dinas Pariwisata Kota Jogja, finis di venue Hotel Patra Sosromenduran. Peserta Yogowes Monalisa diperkirakan 150 pesepeda dari komunitas sepeda se-Kota Jogja,” katanya.

Di lokasi finis, peserta akan dijamu dengan apam Ruwahan dan dihibur musik serta pembagian doorprize. Lalu dilanjutkan pukul 08.15 WIB akan dilaksanakan prosesi Ngublag Jladren Apem di Kantor Kelurahan Sosromenduran yang menandai dimulainya Festival Pembuatan Apem yang diikuti oleh 54 RT di Sosromenduran.

Sepanjang Jalan Sosrowijayan, pengunjung bisa menyaksikan proses pembuatan apam, kolak dan ketan dan mencicipi secara cuma-cuma selama persediaan masih ada. Festival pembuatan apam akan diawali dengan proses Ngublag Jladren. Terdapat 20 stan bazar ekonomi kreatif yang akan menampilkan produk-produk UMKM.

Selanjutnya, akan dilaksanakan kirab budaya Apem Ruwahan diikuti 500 peserta yang terdiri Jodang Gunungan 1.000 berisi apam, ketan dan kolak, dua jodang apam dari Kelurahan Sosromenduran; tiga Kontingen Juara Lomba Bregada Kota Jogja; dua Bregada Sosromenduran; tujuh Kampung di Kelurahan Sosromenduran; serta mahasiswa dan pelajar sekolah.

Rute kirab yakni dari Patra Hotel Malioboro-Jalan Gandekan-jalan Pasar Kembang-Jalan Malioboro-Jalan Sosrowijayan-kembali ke Patra Hotel Malioboro. “Selama pelaksanaan kirab akan ada seserahan apam yang diberikan kepada hotel-hotel di rute yang dilwati,” katanya.

Apam juga akan dibagikan kepada warga dan penonton sepanjang rute kirab. Apam dalam tradisi Ruwahan dimaknai sebagai bentuk maaf atau afwun dari bahasa Arab menjadi apam. Pemberian apam ini sebagai simbol permintaan maaf menjelang Ramadan dan persaudaraan.

Acara berikutnya yakni Kenduri Ruwahan Apem di panggung utama depan Patra Hotel Malioboro, dengan prosesi tradisi kenduri Jawa dengan ubarampe lengkap kenduri seperti ingkung, nasi gurih, apem, buah-buahan. “Wisatawan dan warga bisa mengikuti prosesi kenduren dan akan dijamu dengan nasi takir ingkung suwir dan wedang seruni. Kenduri Ruwahan akan diakhiri dengan prosesi perebutan Gunungan Apem. Malamnya akan disuguhkan atraksi tari-tarian dan musik,” katanya.

BACA JUGA: Pemkot Jogja Usung Tradisi Apeman Ruwahan di Sarkem Fest 2023 untuk Geser Stigma Sarkem

Lalu pada hari kedua, ada panggung atau street stage yang akan diisi penampilan parade musik. Street stage tersebut berada di Panggung Hotel Neo Malioboro, Panggung Depan Gapura Sosromenduran dan Panggung Depan Plaza Malioboro.

Masing-masing street stage menghadirkan nuansa yang berbeda-beda. Panggung Hotel Neo Malioboro akan diisi dengan penampilan grup band bergenre jaz; Panggung Depan Gapura Sosromenduran diisi oleh band dari warga Kelurahan Sosromenduran; dan Panggung Depan Plaza Malioboro diisi dengan band Top 40 dan pop-dangdut.

Lurah Sosromenduran, Hendy Setiyawan mengatakan Sarkem Fest sudah berjalan selama tujuh tahun. Gelaran di dua tahun pertama berjalan atas gotong-royong masyarakat Sosromenduran dan tahun ketiga hingga ketujuh berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kota Jogja. “Inti dari kegiatan ini adalah proses tradisi mulai dari pembuatan apam, kirab dan kenduri. Pasukan kirab mencerminkan lima unsur pembangunan Kota Jogja, dari aparatur, korporasi, komunitas, kampus dan kampung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news