Ratusan Pegowes Taklukkan Tanjakan danquot;Luna Mayadanquot;, Rute Sepeda Menantang Sejauh 102 Km di Kulonprogo

16 hours ago 9

Ratusan Pegowes Taklukkan Tanjakan Sejumlah peserta LTDA saat tiba di garis finis setelah menyelesaikan rute menantang sejauh 102 km di kawasan Kulonprogo, Sabtu (3/5 - 2025) Dokumentasi Istimewa (email)

Harianjogja.com, KULONPROGO–Ratusan pesepeda menantang rute ekstrem Kulonprogo dalam agenda tahunan Le Tour de Anesthesia (LTDA) yang digelar Program Studi Anestesi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Sabtu (3/5/2025). 

Wakil Dekan FK-KMK UGM, Sudadi mengatakan, acara ini sekaligus menandai satu dekade penyelenggaraan LTDA sejak dimulai pada 2015 silam. “Event ini kami buat dengan semangat endurance, jadi rutenya selalu panjang dan menantang. Hari ini adalah penyelenggaraan yang ke-10,” kata Sudadi.

BACA JUGA: Ditarget PAD Rp8,7 Miliar, Dispar Kulonprogo Maksimalkan Penyelenggaraan Event

Tahun ini, rute sepanjang 102 km dimulai dari RSUP Dr. Sardjito menuju Wates, Pengasih, lalu menyusuri Nanggulan, Kalibawang, hingga Gulon Muntilan, sebelum akhirnya kembali ke Jogja. Rute dikenal karena medan yang naik turun dengan lanskap memikat, termasuk jalur “Luna Maya” di Selokan Barat, Nanggulan, yang saat ini dihiasi hamparan sawah hijau pasca tanam.

“Pemandangan kanan-kirinya luar biasa. Rolling-rolling di Pengasih juga eksotik,” ujar Sudadi. Ia menyebut bahwa panitia menyiapkan rute yang berpindah-pindah tiap tahun, namun tetap mempertahankan medan menantang.

Tercatat 148 peserta ambil bagian dalam LTDA 2025, termasuk pesepeda dari luar daerah seperti Surabaya, Blitar, Semarang, Klaten, dan Solo. “Mereka ikut karena tahu rutenya menantang,” tambahnya.

Menariknya, peserta termuda tahun ini adalah Jauhar Sa’ad Sulaiman (13) dari Blitar. Meski baru dua kali mengikuti event road bike, ia berhasil menyelesaikan seluruh rute.

“Tanjakannya hebat sekali, sampai harus menuntun sepeda. Tapi pemandangannya juga mantap,” kata Jauhar.

LTDA hanya sempat vakum sekali, yakni pada 2020 akibat pandemi COVID-19. Di luar itu, event ini selalu digelar rutin dan menjadi ajang unjuk stamina sekaligus menikmati keindahan alam DIY dan sekitarnya serta promosi sport tourism di berbagai tempat yang jarang disambangi wisatawan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news