1 day ago
6
Harianjogja.com, JAKARTA—Film Seribu Bayang Purnama yang distradarai Yahdi Jamhur, yang dikerjakan di wilayah Jogja merupakan terobosan dalam perfilman Indonesia.
Film Seribu Bayang Purnama ini mengangkat tema dan persoalan pertanian. Film ini hadir sebagai tontonan yang relevan dan reflektif untuk berbagai lapisan masyarakat.
Film ini mengisahkan dua anak muda desa, Putro dan Ratih, yang lahir dan tumbuh dalam keluarga petani. Bedanya, ayah Putro mengolah ladang secara alami, sementara keluarga Ratih menempatkan pertanian laksana pabrik.
BACA JUGA: Memaknai Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Film Bertaut Rindu
Perbedaan ini lambat-laun membentuk benturan hingga konflik sosial, dan berimbas pada hubungan Putro dan Ratih.
Salah satu kekuatan Seribu Bayang Purnama terletak pada kebeningannya mengungkap berlapis persoalan yang jamak terjadi di tengah masyarakat. Termasuk kebiasaan menggampangkan masalah, berhutang, dan bergantung pada orangtua.
Masalah demi masalah yang bermunculan dalam cerita terasa alami dan menghibur karena ditopang penampilan solid aktor-aktris lokal Jogja seperti Aksara Dena, Whani Darmawan, Joanna Dyah, Hargi Sundari, hingga Noel Kefas, Dinar Roos, dan Ningsih Maharani. Performa mereka menjadikan aktor Marthino Lio, Nugie, serta Givina begitu luruh dalam alam agraris.
Sepertinya film semacam ini yang sungguh-sungguh dibutuhkan pemiarsa. Dari kisah di ladang bisa mengharap tumbuhnya sinema Indonesia yang sinergis dengan kehidupan sehari-hari.
Seribu Bayang Purnama yang disutradarai Yahdi Jamhur, mantan jurnalis Liputan 6 SCTV dan pembuat film dokumenter berpengalaman, akan diputar secara khusus pada Sabtu (2/7/2025) pukul 14.00 di CGV Jwalk Mall Yogyakarta.
Anda yang ingin menonton Film Seribu Bayang Purnama cukup menyiapkan tiket Rp37.000. Tentu diharapkan film ini menjadi oase bagi kalangan komunitas dan keluarga Jogja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
