Ilustrasi gas alam cair atau LNG. / Freepik
Harianjogja.com, JAKARTA—Stok gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) masih mencukupi kebutuhan di dalam negeri, sehingga belum memerlukan impor dari Amerika Serikat.
“Sampai dengan hari ini, kami menganggap bahwa kebutuhan masih tercukupi dari dalam negeri,” ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Bahlil menyampaikan bahwa berdasarkan perbincangannya dengan Presiden Prabowo Subianto, belum ada pembicaraan soal mengimpor LNG dari Amerika Serikat.
Oleh karena itu, hingga saat ini, Kementerian ESDM belum ada rencana untuk membuka keran impor LNG.
Pernyataan tersebut merespons Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang pada pekan lalu menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan peningkatan impor sejumlah komoditas strategis dari Amerika Serikat, termasuk minyak, gas alam cair (LNG), serta produk pertanian seperti gandum, kedelai, dan jagung.
Menkeu menekankan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara penghasil minyak dan gas, kapasitas produksinya masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melihat peluang untuk meningkatkan impor energi, khususnya LNG, dari Amerika Serikat.
Akan tetapi, pada awal April, Bahlil telah menyampaikan bahwa pemerintah tidak berencana untuk mengekspor LNG. Saat ini, Kementerian ESDM hanya menghitung rencana impor LPG, bahan bakar minyak (BBM), dan minyak mentah (crude oil).
Rencana untuk menggenjot impor minyak mentah, BBM, dan LPG dari Amerika Serikat bertujuan untuk menyetarakan neraca perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
“Komoditas lainnya di sektor ESDM itu belum kami hitung karena belum ada kebutuhan juga. Jadi, soal (rencana impor) LNG, saya ngomongnya (impor) LPG aja,” kata Bahlil pada Jumat (9/4/2025).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara