Van Gastel Soroti Maraknya Pemecatan Pelatih Super League

Harianjogja.com, JOGJA – Pelatih PSIM Jogja, Jean-Paul Van Gastel mengomentari maraknya pemecatan pelatih di Super League musim ini. Hingga pekan ke-13, tercatat delapan pelatih harus angkat kaki dari posisinya, baik karena diberhentikan maupun mundur akibat persoalan internal klub.

Salah satu yang tidak diberhentikan adalah Bernardo Tavares di PSM Makassar, yang memilih hengkang lantaran masalah internal. Sementara itu, kasus terbaru dialami PSBS Biak yang resmi melepas pelatihnya, Divaldo Alves, ketika tim tengah berjuang keluar dari zona degradasi.

Van Gastel menilai tren tersebut sangat disayangkan. Menurutnya, jumlah pemecatan pelatih di Super League terlalu banyak dan terjadi terlalu cepat.

“Ya, sepertinya cukup mudah untuk dipecat di sini. Jadi, ya, delapan pemecatan sebelum paruh musim itu banyak,” ujar Van Gastel, Jumat (12/12/2025).

Pelatih asal Belanda ini juga membandingkan situasi tersebut dengan kompetisi di negara lain yang dinilainya tidak seagresif Indonesia dalam menentukan nasib pelatih.

“Saya pikir itu di atas rata-rata di seluruh dunia. Sejujurnya saya tidak tahu penyebabnya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Van Gastel turut menyoroti penonaktifan kompatriotnya dari Belanda, Peter de Roo, yang didepak Persis Solo jelang laga kontra PSIM. Ia menyebut keputusan itu terasa pahit bagi seorang pelatih yang telah memberikan tenaga penuh untuk klub.

“Saya cukup sedih mendengar berita ini karena setiap pelatih pasti bekerja keras untuk mendapatkan hasil dan memberikan banyak usaha dan energi untuk klub,” katanya.

Meski begitu, ia menyadari bahwa pekerjaan pelatih memiliki risiko tinggi.
“Saya tahu pekerjaan seorang pelatih itu 24/7, banyak yang dipikirkan. Tapi itu risiko dari pekerjaan, di mana Anda bisa dipecat,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News