Pengurus Bank Sampah Drupadi mengambil hasil pembakaran insenerator di Kelurahan Kricak, beberapa waktu lalu. - ist Bank Sampah Drupadi
Harianjogja.com, JOGJA—Kesadaran masyarakat Kota Jogja terhadap pengelolaan sampah mandiri terus tumbuh, terutama dalam penerapan pengelolaan sampah residu. Salah satunya dilakukan oleh Bank Sampah Drupadi RW 09 Kricak Kidul, yang aktif mengelola sampah organik hingga residu.
Ketua Bank Sampah Drupadi, Ari Widi Astuti, menjelaskan aktivitas bank sampah dilakukan setiap bulan pada pekan ketiga atau keempat. Fokus utama adalah pada pengumpulan sampah anorganik. Namun untuk sampah residu, bank sampah Drupadi memiliki inovasi yakni dengan membuat insinerator dari batu bata.
BACA JUGA: SPPG Skema BUMDes DIY Bakal Direplikasi di Daerah Lain
Sampah residu yang dapat dimusnahkan di insenerator ini seperti styrofoam, popok sekali pakai, pembalut bekas, puntung rokok, maupun tisu bekas dan sebagainya. “Kami membangun insinerator sederhana dari batu bata setinggi 1,5 meter, seperti cerobong. Sampah residu yang tidak diterima oleh pelapak dibakar secara mandiri,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Melalui sistem retribusi, masyarakat bisa ikut memanfaatkan insenerator yang ada dengan membayar Rp1.000 saja. “Karena yang membuat adalah uang dari swadaya masyarakat RT 41, maka warganya khusus dikenai iuran sebesar Rp1.000, per kg. Sedangkan warga dari luar wilayah RT 41 dikenakan biaya Rp2.000 per kg sampah,” ujarnya.
Insinerator milik bank sampah Drupadi ini beroperasi tiga kali dalam seminggu dan menghasilkan pendapatan sekitar Rp25.000 hingga Rp40.000 setiap kali dibuka. Ia berharap, dengan fasilitas yang ada akan terus berkembang dan semakin banyak warga memanfaatkan pengelolaan sampah di wilayahnya. Sehingga sampah yang di bawa kedepo akan semakin berkurang.
“Kedepannya, sampah organik akan kami manfaatkan untuk pembuatan bahan dasar pembuatan kompos atau biowash. Inovasi ini diharapkan mampu menekan jumlah sampah organik rumah tangga yang dibuang ke tempat pembuangan akhir,” ujarnya.
Kabid Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Supriyanto, mengapresiasi inisiatif Bank Sampah Drupadi ini. Ia menyebutkan jumlah bank sampah di Kota Jogja terus meningkat.
“Saat ini terdapat 701 bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Jogja. Kami terus berupaya memfasilitasi dan mendorong kolaborasi antar tokoh dan pengelola bank sampah agar pengelolaan dapat berjalan lancar,” paparnya.
Menurut Supriyanto, keberhasilan pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada sistem, melainkan juga pada kesadaran individu. “Mau sehebat apa pun sistem pengelolaannya, akan sulit jika warga tidak memilah dan mengolah sampahnya sendiri,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News