Wali Kota Magelang Damar Prasetyono meresmikan angkutan gratis ke sekolah di Magelang, Jumat (24/10/2025). ANTARA - HO/Bagian Prokompim Pemkot Magelang
Harianjogja.com, MAGELANG - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Magelang, Jawa Tengah memastikan semua armada dalam program angkutan gratis pelajar "Jemput Pelajar Kota Magelang (Jempol)" beroperasi memudahkan akses pelajar ke sekolah dan meringankan beban orang tua.
Kepala Dishub Kota Magelang Candra Wijatmiko Adi di Magelang, Jumat, mengatakan pada tahap awal pelaksanaan program itu, 27 angkutan kota (angkot) telah memenuhi syarat teknis dan administrasi.
Seluruh armada, kata dia, beroperasi dengan sistem swakelola, bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan yang menaungi penyelenggara angkutan umum perkotaan.
Biaya operasional harian Rp144.000 per unit ditanggung Pemerintah Kota Magelang melalui APBD, dengan total anggaran mencapai Rp280,84 juta, ditambah dukungan program tanggung jawab sosial perusahaan senilai Rp108 juta dari Bank Jateng, Bank Magelang, dan Objek Wisata Taman Kyai Langgeng.
Jam operasional disesuaikan dengan aktivitas belajar, yaitu Senin hingga Jumat, pukul 05.30–07.00 WIB untuk mengantar siswa ke sekolah dan pukul 13.30–15.00 WIB untuk menjemput mereka pulang dari sekolah.
Selain menggunakan trayek yang sudah ada, Dishub menyiapkan jalur khusus agar layanan dapat menjangkau sekolah-sekolah di seluruh wilayah tersebut.
Ia mengatakan setiap armada akan dilengkapi stiker identitas program "Jempol" dan perangkat global positioning system (GPS) agar rute dan waktu operasional bisa dipantau secara seketika.
Pihaknya berkomitmen menjaga keberlanjutan layanan ini agar manfaatnya dapat dirasakan luas oleh masyarakat.
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono mengatakan program ini bukan sekadar kebijakan transportasi, tetapi juga jawaban atas tantangan sosial yang dihadapi kota kecil ini.
“Kami ingin anak-anak bisa berangkat dan pulang sekolah dengan aman, mudah, dan tanpa terbebani biaya transportasi,” katanya.
Dia mengatakan dalam lima tahun terakhir jumlah angkutan umum di daerah setempat menurun drastis hingga tersisa 146 unit pada 2024.
Di sisi lain, kendaraan pribadi meningkat tajam sehingga rasio kepadatan jalan mencapai 88,38 persen. Kondisi ini memperburuk kemacetan, polusi, dan biaya hidup keluarga.
Program “Jempol” dihadirkan sebagai solusi atas persoalan tersebut. Sebanyak 27 angkot disiapkan untuk melayani delapan jalur utama yang melintasi sekolah-sekolah di wilayah tersebut.
Setiap armada dilengkapi stiker khusus dan perangkat GPS agar pergerakannya bisa dipantau Dishub. Setelah jam sekolah, angkot tetap boleh melayani penumpang umum sehingga aktivitas ekonomi pengemudi tetap berjalan.
"Saya minta seluruh armada bersih, bebas rokok, termasuk supir tidak boleh merokok. Angkutan ini kan fasilitas publik," katanya.
Baca juga: Pemkot Magelang ajak pemangku kepentingan wujudkan transportasi nyaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara

14 hours ago
2

















































