Dokter Ingatkan Risiko Salah Diagnosis Diabetes MODY

2 hours ago 5

Dokter Ingatkan Risiko Salah Diagnosis Diabetes MODY Ilustrasi mengatur konsumsi gula untuk kesehatan tubuh. Freepik

Harianjogja.com, JOGJA—Diabetes MODY kerap tidak terdeteksi secara tepat karena gejalanya ringan, sehingga berisiko mendapatkan terapi yang tidak sesuai sejak awal.

Sebagian pasien MODY tidak membutuhkan insulin dan cukup dengan obat oral tertentu. Penyamaan MODY dengan diabetes tipe lain justru dapat memicu risiko medis dan psikologis.

Meski tampak ringan, kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan komplikasi pada pembuluh darah, ginjal, dan saraf. Komplikasi ini sering berkembang perlahan tanpa disadari pasien.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sekaligus Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS PKU Gamping Wahyu Tri Kurniawan menjelaskan karakteristik diabetes MODY membuat sebagian pasien tidak memerlukan terapi agresif, seperti insulin, sejak awal diagnosis.

Pada beberapa pasien MODY, kontrol gula darah dapat dicapai dengan obat oral tertentu atau bahkan cukup melalui pemantauan yang ketat. Namun, jika sejak awal disamakan dengan diabetes tipe lain, pasien justru berisiko menerima terapi yang berlebihan.

"Penggunaan terapi yang tidak sesuai dapat menimbulkan berbagai risiko medis, mulai dari hipoglikemia hingga beban psikologis akibat ketergantungan pada pengobatan jangka panjang," kataya dikutip, Kamis (25/12/2025).

Kondisi ini menjadi perhatian serius, terutama bagi pasien usia produktif yang masih aktif bekerja dan menjalani aktivitas sehari-hari.

Tidak terkendalinya kadar gula darah dalam waktu lama berpotensi memicu komplikasi kronis, seperti gangguan pembuluh darah, ginjal, dan saraf, meskipun gejala awal MODY kerap tidak menonjol.

Pasalnya gejala bisa sangat minimal, pasien sering merasa dalam kondisi baik-baik saja. Padahal, tanpa penanganan yang tepat, komplikasi dapat berkembang secara perlahan dan tidak disadari.

Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan, baik bagi tenaga medis maupun masyarakat. Riwayat diabetes dalam keluarga, usia onset yang relatif muda, serta respons pengobatan yang tidak lazim perlu menjadi sinyal untuk melakukan evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut.

"Jika ditemukan pola diabetes yang tidak khas, jangan ragu untuk mengevaluasi ulang diagnosis. Ketepatan diagnosis dan terapi akan sangat menentukan kualitas hidup pasien," ucapnya.

Ia menekankan pentingnya ketepatan diagnosis melalui evaluasi menyeluruh. Riwayat keluarga dan usia onset muda harus menjadi alarm bagi tenaga medis untuk menentukan terapi yang paling tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news