Dosen UKDW Teliti Mobilitas Kaum Rentan di Kampung Kota Yogyakarta. - Istimewa.
JOGJA—Pembangunan infrastruktur suatu wilayah harus bisa diakses oleh semua kalangan masyarakat. Sehingga perencanaan wilayah harus mempertimbangkan area yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat, terkhusus kelompok rentan. Kelompok rentan ini terdiri atas perempuan, anak-anak, lansia, difabel, dan kaum marjinal lainnya. Oleh karena itu diperlukan sebuah identifikasi terhadap fasilitas umum untuk acuan melakukan perencanaan wilayah yang inklusif.
Tim peneliti dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang terdiri dari Dr. Imelda I. Damanik, ST., MA(UD), Yohanes Satyayoga Raniasta, ST., MSc., dan Dra. Jeanny Dhewayani, M.A., Ph.D., bersama dua orang mahasiswa, lantas melakukan penelitian dengan judul “Konfigurasi Spatial Sosial dan Mobilitas Kaum Rentan di Kampung Kota Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya dengan judul “Konsep Ruang Kaum Rentan di Kampung Suryatmajan” yang dilaksanakan pada tahun 2023.
Tim peneliti mengangkat permasalahan nilai-nilai sosial, budaya, dan finansial yang memengaruhi proses produksi ruang dimana kaum rentan beraktivitas sehari-hari. Penelitian ini dilakukan di 4 kampung yang memiliki kriteria kelompok rentan paling signifikan yakni Kawasan Kampung Terban, Kawasan Kampung Ngampilan. Kawasan Kampung Pakuncen, dan Kawasan Kampung Jogoyudan.
Pada penelitian ini, digunakan metode analisis Space Syntax untuk memahami bagaimana desain dan konfigurasi ruang mempengaruhi pergerakan dan interaksi orang di dalamnya. Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk membantu merancang kota yang lebih inklusif. Contohnya, analisis dapat mengidentifikasi apakah jalur transportasi umum terhubung dengan baik atau malah terfragmentasi, yang dapat mempersulit akses bagi kelompok rentan. Penerapan Space Syntax dapat memberikan gambaran jelas tentang area yang memiliki akses buruk atau kurang aman, sehingga dapat diperbaiki dengan lebih efektif.
Dr. Imelda selaku ketua peneliti mengatakan hasil dari analisis terlihat bahwa masih banyak daerah di Kampung Yogyakarta yang perlu ditingkatkan untuk dapat menciptakan mobilitas perkotaan yang inklusif. “Perlu adanya kebijakan yang mendukung perencanaan yang baik, infrastruktur yang memadai, dan sistem transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi semua orang. Pembangunan mobilitas perkotaan yang memperhatikan kebutuhan kelompok rentan akan berkontribusi pada terciptanya kota yang lebih adil dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Beberapa rekomendasi yang diberikan adalah perlu dibuatnya desain pemukiman yang meningkatkan mobilitas dan akses dengan memperhatikan densitas atau kepadatan yang teratur dan tertata, penyediaan fasilitas komunitas dekat permukiman, serta penataan jalan kampung yang aman dan nyaman.
Dr. Imelda menambahkan dalam perencanaan ini, komunitas dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan kawasan dirancang sesuai dengan kebutuhan kelompok rentan. “Selain itu, perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara-cara yang aman dan efektif dalam menggunakan fasilitas sosial untuk menciptakan keamanan mobilitas. Kelompok rentan perlu juga didorong membentuk jaringan komunitas untuk membantu mereka beradaptasi dengan mobilitas kota,” terangnya.
Dr. Imelda juga menekankan pentingnya meningkatkan keamanan dan kenyamanan ruang publik seperti penerangan jalan, pengawasan keamanan, serta ruang isolasi untuk anak-anak dan lansia. “Dengan menciptakan ruang yang inklusif, kita dapat membantu kelompok rentan untuk lebih mudah beradaptasi dengan dinamika kehidupan kota. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dan perencanaan ruang yang berpihak pada kelompok rentan untuk menciptakan kota yang lebih adil dan berkelanjutan. Harapannya, hasil dari penelitian ini dapat mendorong terbentuknya place making dan social justice untuk kelompok rentan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News