Dosen UPNVY Teliti Strategi Kolaborasi Branding Kopi Banyuwangi

6 hours ago 5

Dosen UPNVY Teliti Strategi Kolaborasi Branding Kopi Banyuwangi Lima dosen dari UPN Veteran Yogyakarta, yaitu Muhammad Edy Susilo, Prayudi, Ninik Probosari, Ari Wijayani dan Kartika Ayu Ardhanaiswari melakukan penelitian lapangan di Banyuwangi mengenai strategi kolaborasi dalam penguatan branding kopi daerah. / ist

JOGJA—Lima dosen dari UPN “Veteran” Yogyakarta, yaitu Muhammad Edy Susilo, Prayudi, Ninik Probosari, Ari Wijayani dan Kartika Ayu Ardhanaiswari melakukan penelitian lapangan di Banyuwangi mengenai strategi kolaborasi dalam penguatan branding kopi daerah. Penelitian yang berlangsung sejak Juni hingga Oktober 2025 ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pejabat pemerintah daerah hingga pelaku industri kopi di Banyuwangi.

Dalam penelitian tersebut, tim dosen menemui sejumlah narasumber penting, di antaranya pejabat dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, para petani kopi, pengusaha kopi, serta pemilik kafe dan warung kopi. Mereka menggali informasi mengenai potensi kopi Banyuwangi sebagai produk unggulan yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memiliki kekayaan budaya yang khas.

“Kopi Banyuwangi punya karakter yang kuat. Ia bukan sekadar minuman, tapi simbol identitas dan kebersamaan masyarakat,” ujar Muhammad Edy Susilo, salah satu peneliti. Menurutnya, proses sangrai tradisional, penggunaan nama dan simbol lokal, hingga festival kopi yang rutin digelar adalah elemen penting yang seharusnya dikelola secara strategis untuk memperkuat citra merek (brand image) Banyuwangi sebagai daerah penghasil kopi berkualitas.

Namun, hasil pengamatan tim menunjukkan bahwa potensi besar tersebut belum diiringi dengan pengelolaan narasi budaya yang kuat. “Selama ini, kopi Banyuwangi sering hanya dikenal sebagai produk daerah biasa. Padahal jika narasi budaya dan kolaborasi antar pihak diperkuat, kopi ini bisa sejajar dengan merek-merek ikonik seperti Gayo, Toraja, atau Kintamani,” tambah Ninik Probosari.

Sementara itu, Prayudi menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor melalui model pentahelix—yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media—untuk membangun ekosistem branding yang solid. “Saat ini kolaborasi sudah ada, tapi masih bersifat sporadis. Diperlukan koordinasi dan arah bersama agar pesan komunikasi dan kualitas produk konsisten,” jelasnya.

Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Banyuwangi, Sri Lestari, mengapresiasi kegiatan penelitian ini. “Kami senang akademisi turun langsung ke lapangan. Hasil penelitian seperti ini bisa menjadi masukan penting bagi pemerintah daerah dalam memperkuat branding kopi Banyuwangi,” ujarnya saat ditemui pada Juli 2025.

Di sisi lain, pelaku usaha kopi juga menilai pentingnya dukungan kolaboratif. Nidom, pemilik sebuah kafe di Banyuwangi, menyebutkan bahwa pengusaha kecil masih membutuhkan bimbingan dalam hal pemasaran dan standardisasi kualitas. “Kami sudah berusaha menjaga cita rasa dan kemasan, tapi perlu sinergi dengan pemerintah dan kampus agar kopi Banyuwangi punya cerita kuat yang bisa menarik konsumen,” katanya.

Melalui penelitian ini, para dosen UPN “Veteran” Yogyakarta berharap dapat merumuskan strategi kolaborasi branding yang efektif untuk mengangkat nilai budaya dan ekonomi kopi Banyuwangi. “Kopi bukan sekadar produk, tetapi pengalaman budaya. Ketika semua pihak bersinergi, Banyuwangi bisa dikenal dunia sebagai daerah dengan kopi yang punya cerita,” pungkas Edy. Riset ini didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains Dan Teknologi dalam Program Hibah Penelitian Fundamental Tahun 2025. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news