ITF Bawuran Beroperasi, Bupati Bantul Optimistis Bebas Sampah 2025

7 hours ago 2

ITF Bawuran Beroperasi, Bupati Bantul Optimistis Bebas Sampah 2025 ITF Bawuran. - Harian Jogja / Yosef Leon

Harianjogja.com, BANTUL – Pemerintah Kabupaten Bantul mulai mengoperasikan Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran sebagai salah satu solusi persoalan sampah di wilayahnya. Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, ITF Bawuran merupakan salah satu upaya pihaknya dalam menyelesaikan permasalahan sampah.

"Kami menargetkan tahun ini persoalan sampah, khususnya di Bantul, harus selesai. ITF ini telah memperoleh izin dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk membakar 50 ton sampah residu per hari, yang merupakan sekitar 15 persen dari total timbunan sampah harian Bantul yang mencapai 330 ton per hari," ungkapnya, Selasa (11/3/2025). 

Menurut Halim, sampah yang masuk ke ITF Bawuran nantinya akan dipilah menggunakan transfer conveyor sebelum residu akhirnya dimusnahkan melalui insinerator. "Dengan cara ini, kami berharap dapat mempercepat target Bantul bebas sampah 2025, sekaligus mendukung pengelolaan sampah di DIY dengan memanfaatkan sisa kapasitas ITF Bawuran untuk menerima sampah dari luar Bantul," jelas Halim.

Selain membangun infrastruktur pengelolaan sampah, Pemkab Bantul juga berupaya mengubah budaya masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. "Ketika ITF ini beroperasi penuh, sekarang tinggal 10 persen lagi menuju optimal, saatnya nanti akan diberlakukan penegakan hukum. Tidak ada lagi alasan bagi warga untuk membuang sampah sembarangan karena fasilitas pengelolaan sampah sudah tersedia," tegas Halim.

BACA JUGA: Kalurahan Diminta Sisihkan Lahan TKD di Bantul untuk Budidaya Perikanan

Ia menambahkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akan dikerahkan untuk menertibkan warga yang masih membuang sampah sembarangan. "Namun, kami belum menegakkan aturan ini karena masih menunggu kesiapan infrastruktur di seluruh Bantul," katanya.

Halim menjelaskan, ITF Bawuran adalah bagian dari sistem pengelolaan sampah jangka panjang menuju 2035 dan dikelola dengan pendekatan komersial. "Karena dikelola oleh PD Aneka Darma, pendekatannya berbasis cost-benefit dan diaudit secara ketat untuk memastikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)," katanya.

Dari aspek kapasitas, ITF Bawuran memiliki izin dari DLH untuk menginsinerasi 50 ton sampah residu per hari, sementara total sampah yang dapat ditangani mencapai 300 ton per hari. Hal ini memungkinkan fasilitas ini menerima sampah tidak hanya dari Bantul, tetapi juga dari Kota Jogja dan Kabupaten Sleman.

"Kami memiliki beberapa Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) seperti Dingkikan, Modalan yang dalam perbaikan, serta TPST Niten dan TPST lainnya di tingkat kalurahan," papar Halim. Ia optimistis Bantul dapat mencapai target bebas sampah sebelum 2025.

"Dengan sisa kapasitas yang ada, kami membuka peluang kerja sama dengan Kota Jogja dan Sleman, sehingga seluruh kapasitas ITF Bawuran dapat dimanfaatkan secara optimal," jelasnya.

Direktur PD Aneka Darma, Yuli Budi Sasangka, menyampaikan, operasional ITF Bawuran dijalankan melalui skema Kerja Sama Operasional (KSO) dengan berbagai pihak. Ia juga mengungkapkan hasil uji kualitas udara yang dilakukan pada 5-6 Februari 2025 oleh Balai Laboratorium Lingkungan DLHK DIY menunjukkan Total Suspended Particulates (TSP) mencapai 231,55 mikrogram per meter kubik, sedikit di atas baku mutu 230 mikrogram per meter kubik.

"Artinya, udara di sekitar ITF Bawuran berpotensi memengaruhi kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kami akan mengambil kebijakan untuk mengembalikan kualitas udara agar tetap aman," kata Yuli.

Ia menambahkan bahwa sebelum mesin insinerator dioperasikan di Bantul, telah dilakukan uji emisi dengan hasil semua parameter berada di bawah baku mutu lingkungan. Beberapa hasil uji emisi yang disebutkan yakni Sulfur dioksida (SO₂): 2,64 mg/Nm³ (baku mutu 250 mg/Nm³), Karbon monoksida (CO₂): 13 mg/Nm³ (baku mutu 100 mg/Nm³), Merkuri (Hg): 0,01 mg/Nm³ (baku mutu 0,2 mg/Nm³), Timbal (Pb): 0,01 mg/Nm³ (baku mutu 5 mg/Nm³) dan Partikel isokinetik: 3,8 mg/Nm³ (baku mutu 50 mg/Nm³). 

Dengan progres pembangunan mencapai 99 persen, ITF Bawuran saat ini sedang menunggu proses commissioning test sebelum beroperasi penuh. "Kami mulai uji coba dengan menerima sampah secara bertahap mulai Maret hingga April 2025. Setelah itu, operasional akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai kapasitas maksimal," jelasnya.

Yuli juga menyebutkan bahwa tarif pengelolaan sampah di ITF Bawuran saat ini sebesar Rp460.000 per ton. "Namun, tarif ini akan diformalkan dalam peraturan agar seragam," tambahnya.

Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menyebut kehadiran ITF Bawuran merupakan salah satu solusi penting bagi penanganan sampah di DIY khususnya Kota Jogja. "Fasilitas ini menjadi outlet utama bagi kami dalam mengelola sampah, karena saat ini kami hanya mampu menyelesaikan sekitar 150 ton dari total 300 ton sampah harian," katanya.

Hasto berharap kerja sama antara Kota Jogja dan Bantul dapat memperoleh perlakuan khusus. "Karena ini bukan bisnis murni, sebaiknya kerja sama ini bersifat government to government (G2G), bukan business to business (B2B), agar tarif lebih terjangkau," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news