Peserta BPJS Kesehatan Kelas I, Sumarsini (kiri) ditemani keluarganya, Yusuf Adi (kanan) pada Senin (27/10/2025) di RS PKU Muhammadiyah Sleman. - Harian Jogja // Catur Dwi JanatiÂ
SLEMAN—Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan masih menjadi salah satu pilihan proteksi layanan kesehatan bagi sejumlah keluarga di Sleman. Sumarsini (69), seorang warga Caturharjo, Sleman sedang mengakses layanan untuk kesembuhannya dari penyakit gula dan saraf.
Ditemui di RS PKU Muhammadiyah Sleman, Sumarsini bercerita pengalamannya selama menggunakan layanan dari Program JKN. Awal mulanya dia mengalami gejala stroke. Gejala tersebut membuatnya sakit di area saraf.
Selain itu Sumarsini juga pernah mengidap penyakit gula. Dua penyakit itu selanjutnya Sumarsini sembuhkan ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) dengan menggunakan jaminan dari BPJS Kesehatan.
"Ini saya periksa ke poli saraf sama poli dalam. Saya dulu pernah gejala stroke, jadi ke poli saraf. Kalau poli dalam itu gendis. Iya [dua-duanya berobat menggunakan JKN, bagus semua," ujar Sumarsini pada Senin (27/10/2025).
Ketika datang ke rumah sakit, Sumarsini cukup menyerahkan surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di loket pendaftaran. Setelahnya dia tinggal menunggu untuk diperiksa, sama dengan pasien-pasien lainnya.
Selama mengakses layanan JKN, Sumarsini merasa tak diberlakukan berbeda dengan pasien lainnya. Dia merasa tak ada perbedaan antara layanan yang diterimanya dengan pasien lainnya.
"Periksa ke rumah sakit, langsung ngasih rujukan ke pendaftaran. Lalu diberi nomor, nanti terus dipanggil. Kalau sudah ada rujukan enggak perlu menunjukkan kartu. Sama [enggak ada perbedaan sama pasien reguler], mudah dan cepat," tegas Sumarsini.
Sudah lama Sumarsini menggunakan Program JKN untuk memproteksi keluarganya. Dia bilang dirinya dan keluarganya memilih kepesertaan JKN dengan segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri kelas I.
"Sudah lama [pakai JKN]. Dulu sama berobat ortopedi, tapi sekarang sudah tidak. Saya yang membayar sendiri, daftar menjadi peserta JKN kelas I," ungkapnya.
Sejak terdaftar sebagai peserta JKN kelas I, Sumarsini merasa layanan yang dia dapatkan saat berobat tergolong bagus dan cepat. Kata Sumarsini, dirinya tinggal duduk menunggu panggilan pemeriksaan sesuai nomor antrean.
Tak hanya di RS PKU Muhammadiyah Sleman, Sumarsini juga pernah menggunakan layanan JKN di rumah sakit lainnya. Meskipun Sumarsini sempat berobat ke faskes yang berbeda, tetapi pelayanan yang diberikan sama baiknya.
"Dulu saya di RS Puri Husada. Tapi sekarang milih rumah sakit yang dekat. Karena saya hanya dari Medari, Caturharjo, jika ke RS Puri Husada lebih jauh. Akhirnya pindah ke sini RS PKU Muhammadiyah Sleman sudah dua kali," ujarnya.
Sumarsini berharap standar pelayanan untuk peserta JKN yang sudah baik ini dapat dipertahankan. Dengan layanan baik yang diterima saat menjadi pasien JKN, Sumarsini berencana terus menggunakan jaminan kesehatan ini untuk proteksi keluarganya.
Saat ke rumah sakit, Sumarsini biasanya ditemani keluarganya, Yusuf Adi (28). Yusuf yang kala itu menemani Sumarsini bercerita jika layanan JKN yang diterima tidak ada perbedaan dengan pasien umum.
"Kalau untuk layanan pasien umum dengan pasien JKN, enggak ada perbedaan selama saya di rumah sakit, mulai dari RS Puri Husada, RSUD Sleman sama ini PKU Muhammadiyah Sleman. Enggak ada perbedaan," tuturnya.
Bahkan saat mengakses layanan IGD, Yusuf bercerita jika pasien JKN juga langsung dilayani. Pendamping tinggal mengurus administrasi, pengurusan data dan menunjukkan kepesertaan JKN. Bahkan tidak perlu ada fotokopi berkas apapun.
Yusuf yang juga merupakan peserta JKN kelas I, mengidap penyakit asma. Saat kambuh, dirinya sempat di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan layanan IGD.
"Kadang kumat itu kalau kena asap, trigger asap atau sesak karena debu. Terus harus nebulizer, dibawa ke IGD RSUD Sleman," ungkapnya.
Meski menilai pelayanan yang diberikan Program JKN tan saat ini telah bagus, Yusuf berharap cakupan penyakit yang terkover Program JKN bisa makin banyak. Dengan demikian cakupan masyarakat yang terbantu dan merasakan manfaat dari Program JKN semakin luas. "Kalau untuk masukan mungkin lebih ke ekspansi. Cakupannya [harapannya] diperluas," tandasnya. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

11 hours ago
4

















































