Kekurangan Siswa di Kulonprogo Juga Terjadi pada Madrasah, Kemenag: Program KB Berhasil

5 hours ago 5

Harianjogja.com, KULONPROGO - Kekurangan siswa di Kabupaten Kulonprogo tidak hanya terjadi pada sekolah-sekolah naungan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) . Madarasah yang menjadi kewenangan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kulonprogo pun mengalami hal yang sama. Baik madrasah setingkat SD, SMP maupun SMA juga tidak mampu memenuhi kuota penerimaan siswa.

Sementara ini, kekurangan siswa baru terdata di kalangan madrasah negeri, baik itu MIN, Mtsn, maupun MAN. Dari 12 madrasah di Kulonprogo baru tujuh yang mampu memenuhi daya tampung. "Yang masih kurang siswa MIN 3, Mtsn 3, 4, dan 5 serta MAN 3 mayoritas semuanya berada di Kulonprogo utara daerah perbukitan Menoreh," ujar Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kulonprogo, Muhamad Dwi Putranto saat dihubungi, Senin (7/7/2025).

Dari kelima sekolah hanya mengalami kekurangan siswa namun tetap mendapatkan siswa. Tidak ada yang sampai benar-benar tidak menerima siswa sama sekali. Paling sedikit siswanya di MIN 3 hanya 10 orang saja dari daya tampung 28 siswa karena lokasinya paling tinggi.

"Itu malah banyak dari siswa Purworejo karena penduduknya minim dan kompetisi sekolahnya ketat," sambung Dwi Putranto. Menurutnya, khusus di Mtsn 3, 4, dan 5 sudah menjadi situasi rutin tiap tahunnya. Meskipun memang bisa memenuhi setidaknya satu rombel dari daya tampung biasanya dua hingga tiga rombel.

Faktor lainnya lokasi penduduknya yang berjauhan sehingga keterisian di madrasah sangat minim. "Memang sulit terpenuhi itu kuota daya tampungnya dan terjadi sudah lama. Sejak ada program keluarga berencana menjadi keberhasilan sehingga mengurangi jumlah siswanya," ucap Dwi Putranto. Indikator penyebab keberhasilan KB itu sudah menjadi perbincangan di tingkat daerah karena memang minimnya jumlah siswa yang berarti berkaitan kuantitas.

BACA JUGA: Tak Hanya SMP Negeri, Kekurangan Siswa di Kulonprogo Juga Terjadi di Sekolah Swasta

Berbeda dengan sekolah di bawah naungan Dikpora yang sudah menutup pendaftaran meskipun kuota tidak terpenuhi. Dwi Putranto mengungkapkan, madrasah tetap boleh menerima siswa sampai detik terakhir kegiatan belajar mengajar dimulai. Dengan catatan selama masih memungkinkan dan kuotanya masih tersedia.

"Masih bisa menerima pendaftaran sampai limit pembelajaran aktif. Filosofinya jangan sampai anak tidak sekolah ketika semua pendaftaran ditutup gimana yang belum daftar bisa sekolah," tegasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kulonprogo, Muhadi tidak menampik, kurangnya siswa bersekolah di negeri karena keberhasilan program KB. Menurutnya, faktor penyebab itu ada benarnya dan bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi kecenderungan generasi muda sekarang yang banyak menunda pernikahan.

Menghadapi situasi rutin tahunan kurang siswa seperti ini, Dikpora Kulonprogo sedang mengkaji untuk mengambil langkah strategis kebijakan. "Masih proses pencermatan data daru tahun lalu," ujar Kepala Dikpora Kulonprogo, Nur Wahyudi. Dia belum bisa menyampaikan kebijakan seperti apa yang akan dilakukan mengahadapi kurang siswa yang menjangkiti seluruh satuan pendidikan di Kulonprogo.

Diketahui, sekolah swasta pun juga terdampak kekurangan siswa. Termasuk setingkat SMA/SMK negeri di Kulonprogo pun demikian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news