KPID DIY Tekankan Pentingnya Konten Lokal dalam Penyiaran

1 week ago 14

KPID DIY Tekankan Pentingnya Konten Lokal dalam Penyiaran TVRI Jogja sedang menerima penghargaan dalam acara Malam Anugerah Penyiaran DIY di Ruang Cinema, Universitas Amikom Yogyakarta, Senin (10/11 - 2025). / Tim Harian Jogja

SLEMAN—Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY menggelar Malam Anugerah Penyiaran DIY di Ruang Cinema, Universitas Amikom Yogyakarta, Senin (10/11/2025) malam. Acara ini menjadi pengingat pelaku penyiaran untuk memproduksi tayangan edukatif berlandaskan Pancasila.

Ketua KPID DIY, Hazwan Iskandar Jaya, mengatakan Provinsi DIY merupakan miniatur Indonesia yang menjadi jantung kebudayaan dan pendidikan. Hal ini mempengaruhi kualitas tayangan penyiaran yang ada.

Sebab itu, KPID DIY mengusung tema Pesta Penyiaran Istimewa: Never Ending Broadcasting. Tema ini juga menjadi bukti bahwa pelaku penyiaran dapat menjaga marwah, menjunjung kearifan lokal, dan terus berinovasi.

Daya tahan, kreativitas, dan integritas menjadi kekuatan menghadapi disrupsi media dengan berbagai turunannya. KPID DIY hadir untuk membantu pelaku penyiaran tetap teguh dalam mengembangkan budaya Bumi Mataram.

Salah satu program yang telah dijalankan KPID DIY adalah Kanthi Goes to Campus yang bertujuan membangun kesadaran literasi media sejak dini. Kesadaran akan literasi media sangat menentukan arah konten penyiaran, apalagi generasi muda menjadi konsumen terbesar.

Komisioner KPI RI, Amin Sabhana, mengatakan tema yang diangkat KPID DIY tepat dan membangun optimisme. Di tengah disrupsi teknologi digital, industri penyiaran perlu memberikan oase yang menyegarkan dan memberi perspektif lain atas sebuah isu.

“Setiap daerah punya karakteristik dan identitas, sehingga penyelenggaraan anugerah ini menyesuaikan kedua hal itu. Undang-Undang Penyiaran juga mendukung. Konten lokal harus menjadi perhatian lembaga penyiaran lokal,” kata Amin ditemui seusai Malam Anugerah Penyiaran DIY, Senin.

Lewat aturan tersebut, ia memiliki harapan besar kebudayaan Indonesia berkembang, tidak tergantikan begitu saja dengan kebudayaan lain dari negara luar. Ia memberi contoh bagaimana bahasa daerah bisa lenyap lantaran ketiadaan penuturnya. Lembaga penyiaran bisa ikut dalam melestarikan hal ini.

Ada sebelas bahasa daerah punah. Dua belas bahasa daerah lain masuk kategori terancam lantaran mulai ditinggalkan penuturnya.

“Artinya, tantangan yang kita hadapi untuk mempertahankan budaya kita, lembaga penyiaran yang punya pengaruh harus jadi sumber pelestarian budaya tersebut,” katanya.

Plt. Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerja Sama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Profesor Agus Moh. Najib, mengatakan konten siaran tidak boleh melepaskan diri dari Pancasila.

“Penyiaran sangat terkait dengan persatuan dan kesatuan Indonesia. Dalam penyiaran tidak bisa juga bertentangan dengan nilai-nilai dan etika religius,” kata Najib.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, mengatakan penyiaran adalah denyut kehidupan publik untuk menyuarakan kebenaran, menyebarkan pengetahuan, dan menumbuhkan optimisme. Lembaga penyiaran perlu menjaga keseimbangan dan keakuratan di tengah disrupsi media.

Ia menyatakan kepercayaan publik menjadi dasar penyiaran. Sebab itu, lembaga penyiaran perlu menjaga etika siaran. Adapun penerima penghargaan Malam Anugerah Penyiaran DIY antara lain:

  • Tokoh Inspiratif: GKR Mangkubumi dan BPH Kusumo Bimantoro.
  • Tokoh Akademisi: Profesor Suyanto
  • Tokoh Budayawan: Akhir Lusono
  • Tokoh Media dan Penyiaran: Idham Samawi
  • Tokoh Perempuan: Yuni Satia Rahayu
  • Tokoh Advokasi Sosial: Alm. K. H. Imam Aziz
  • Kabupaten/ Kota Peduli Penyiaran: Kabupaten Sleman
  • Dinas Peduli Penyiaran: Dinas Kebudayaan DIY
  • Mitra Strategis: Balmon
  • Program Radio Terfavorit: Radio Komunitas Marisa
  • Program TV Terfavorit: Jogja TV
  • Penyiaran Komunitas Terinovatif: CDR FM
  • Lembaga Penyiaran Pengawasan Terpuji: Nusantara TV
  • Kampus Peduli Penyiaran: Universitas Amikom Yogyakarta
  • Iklan Layanan Masyarakat (Radio): Mataram Buana Suara FM
  • Iklan Layanan Masyarakat (TV): TRANS7
  • Siaran Anak (Radio): Retjo Buntung
  • Siaran Anak (TV): RBTV
  • Siaran Berbahasa Jawa (Radio): RRI Yogyakarta
  • Siaran Berbahasa Jawa (TV): INDOSIAR
  • Seni dan Tradisi (Radio): Radio Komunitas Swara Kebudayaan
  • Seni dan Tradisi (TV): SCTV
  • Siaran Nasionalisme (Radio): Voks Radio Jogja
  • Siaran Nasionalisme (TV): TVRI Jogja
  • Siaran Agama dan Kepercayaan (Radio): Radio Komunitas Swara Kebudayaan
  • Siaran Agama dan Kepercayaan (TV): TRANS7
  • Talkshow (Radio): Sonora FM
  • Talkshow (TV): Jogja TV
  • Feature (Radio): RRI Yogyakarta
  • Feature (TV): Jogja TV
  • Program Berita Terbaik (Radio): Radio Gema Cecya Dhaksinarga
  • Program Berita Terbaik (TV): Sangaji TV
  • Penyiar Berita (Radio): Nabawi Mulya FM (Farish Olish)
  • Penyiar Berita (TV): TVRI Jogja (Aryo Bagus)
  • Penyiar Non Berita (Radio): Unisi FM (Adelia J.L)
  • Penyiar Non Berita (TV): RBTV (Felix Krist)

(Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news