Lumbung Pangan Mendesak Didirikan di Sleman

6 hours ago 4

Lumbung Pangan Mendesak Didirikan di Sleman Wakil Ketua III DPRD Sleman, HR Sukaptana. Istimewa.

Harianjogja.com, SLEMAN—Kabupaten Sleman bagian barat menjadi tumpuan produksi pertanian di Bumi Sembada. Menurut Direktorat Jenderal Penataan Agraria, luas Lahan Baku Sawah di Kabupaten Sleman 2019 mencapai 18.294,93 hektar (ha).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) telah memetakan luas lahan sawah setiap kapanewon/ kecamatan pada 2017. Di wilayahan barat, ada Moyudan, Minggir, Seyegan, Godean, yang memiliki luas sawah di atas 1.000 ha.

Wakil Ketua III DPRD Sleman, HR Sukaptana, mengatakan harga jual komoditas pertanian, utamanya hortikultura tidak menentu. Dia memberi contoh komoditas cabai yang kerap terdampak. Sebab itu, perlu ada strategi penjualan cabai.

Strategi tersebut dapat berjalan ketika Pemerintah terlibat aktif dapat melakukan intervensi. Salah satu upaya yang dia sarankan adalah pendirian lumbung pangan. Ketika harga turun, petani dapat menyimpan di lumbung. Setelah harga naik atau stabil, petani dapat menjualnya.

“Penyangga pangan itu ada di Sleman bagian barat. Lumbung pangan itu paling tidak bisa menyimpan cabai hingga dua bulan,” kata Sukaptana ditemui di Donokerto, Turi, Senin (28/4/2025).

Sukaptana menegaskan produksi pertanian juga masih kurang. Dia akan bekerja sama dengan dinas teknis terkait dalam menyediakan berbagai program bagi petani guna meningkatkan produksi pertanian.

Persoalan tata ruang juga perlu menjadi perhatian. Perubahan lahan produktif akan menurunkan produksi pertanian. Setelah produksi meningkat, dia akan menggenjot distribusi komoditas pertanian dengan mempertimbangkan harga jual.

“Lumbung pangan di Sleman belum ada. Kami sedang mengupayakan pengusulannya pada 2026,” katanya.

Sukaptana juga menyinggung ihwal infrastruktur pertanian. Kata dia, visi misi Bupati Sleman, yaitu Dalan Padang lan Alus sinkron dengan gagasan miliknya di sektor pertanian. Jalan usaha tani perlu dibangun dan direhabilitasi sehingga dapat mempermudah pengangkutan hasil pertanian.

Lalu, jalan usaha tani yang dalam kondisi baik perlu dibarengi dengan pengadaan alat produksi pertanian (alsintan), traktor hingga kultivator. Dengan begitu, percepatan peningkatan produksi pertanian dapat dilakukan.

“Kami akan menyalurkan bantuan juga untuk petani cabai. Mereka kan sempat gagal dan tidak punya modal, kami ada program untuk memberi mulsa, pupuk, bibit, dan alat. Kalau petani yang menggarap sawah, kami akan menurunkan bantuan seperti traktor dan kultivator,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news