Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2025 sebesar 109,22 atau mengalami inflasi 0,27% secara bulanan (month-to-month/mtm), secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 2,92% dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) inflasi 2,45%.
Statistisi Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono mengatakan berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi November 2025 utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,77% dengan andil 0,20%.
Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga menunjukkan andil inflasi terbesar kedua yakni mengalami inflasi sebesar 0,54% dengan andil 0,04%. Kemudian kelompok pengeluaran yang menahan laju inflasi bulan November 2025 adalah kesehatan, yakni mengalami deflasi 0,04%.
"November 2025 inflasi 0,27% secara bulanan utamanya didorong kelompok makanan, minuman dan tembakau," ujarnya, Senin (1/12/2025).
Sentot menjelaskan komoditas pendorong inflasi November 2025 secara bulanan di antaranya emas perhiasan dengan andil 0,04%, tomat 0,04%, bawang merah 0,03%, kacang panjang 0,02%, wortel 0,02%, buncis 0,02%, bayam 0,02%, kangkung 0,02%, jeruk 0,01%, dan ketimun 0,01%.
Komoditas penghambat inflasi secara bulanan adalah daging ayam ras dengan andil 0,03%, telur ayam ras 0,01%, semangka 0,01%, kelapa 0,01%, dan salak 0,01%.
Secara tahunan inflasi DIY sebesar 2,92% didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 4,68% dengan andil 1,30 persen. Menurutnya dari kelompok ini utamanya dipengaruhi naiknya harga beras, cabai merah, kelapa, telur ayam ras, dan wortel.
Di sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga memberi sumbangan besar dengan andil sebesar 0,79% melalui kenaikan harga emas perhiasan. Selain beberapa komoditas tersebut, menurutnya komoditas lain yang menjadi pendorong inflasi adalah kontrak rumah, Sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan bahan bakar rumah tangga.
Dia mengatakan inflasi antar kota menunjukkan variasi, di mana Kota Jogja mencatat inflasi bulanan 0,23% sedangkan Kabupaten Gunungkidul mengalami inflasi 0,31%, sehingga DIY 0,27%. Kemudian inflasi Kota Jogja dan Kabupaten Gunungkidul secara tahunan masing-masing 3,27% dan 2,63%.
"Kondisi ini mencerminkan dinamika harga yang berbeda antar wilayah, terutama pada komoditas pangan segar," katanya.
Perawatan Pribadi
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan pada November 2025 terjadi inflasi sebesar 0,17% secara bulanan, atau terjadi kenaikan IHK dari 109,04 pada Oktober 2025 menjadi 109,22 pada November 2025. "Secara yoy terjadi inflasi 2,72% dan tahun kalender atau ytd terjadi inflasi sebesar 2,27%," ujarnya.
Menurutnya kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 1,21% dan memberikan andil inflasi 0,09%. Ia mengatakan komoditas dominan pendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,08%.
"Komoditas lainnya yang juga memberikan andil inflasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,04%, kemudian bawang merah 0,03%, ikan segar andil inflasi 0,02%, dan wortel andil inflasi 0,02%," jelasnya.
Dia mengatakan komoditas yang memberikan andil deflasi pada November 2025 di antaranya adalah daging ayam ras dengan andil deflasi 0,03%, kemudian beras dan cabai merah andil deflasi masing-masing 0,02%.
"Serta beberapa komoditas seperti telur ayam ras dan kentang deflasi masing-masing 0,01%," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

1 hour ago
1

















































