Mardani Ali Sera. - Suara.com/Ria Rizki
Harianjogja.com, JAKARTA—Isu terkait Islamofobia turut dibahas dalam Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau Parliamentary Union of the OIC (PUIC) tahun 2025. Demikian disampaikan Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera
"Islamofobia salah satu yang kami angkat, walaupun kami selalu mengangkat gini ketika ada Islamofobia nanti juga ada Baratfobia, ada Kristenfobia, yang itu salah," kata Mardani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.
Dia pun menekankan bahwa isu soal Islamofobia tidak melulu terkait dengan persoalan muslim sebagai korban, melainkan lebih kepada kesalahan cara berpikir.
"Islamofobia itu salah karena bukan karena cuma orang Islam korbannya, tapi cara pandangnya yang menganggap pihak lain itu lebih rendah, lebih lemah, lebih buruk ketimbang kita, itu yang harus diperbaiki," ucapnya.
Selain itu, dia mengutarakan bahwa sejumlah isu terkait dengan muslim lainnya turut dibahas dalam Konferensi Ke-29 PUIC, di antaranya konflik India-Pakistan yang berkecamuk di wilayah Jammu dan Kashmir.
Termasuk, tambah dia, konflik antara kelompok etnis minoritas muslim Uyghur dengan pemerintah China di wilayah Xinjiang yang telah berlangsung puluhan tahun.
BACA JUGA: Masih Ada 24 Reklame Tak Berizin di Jogja, Hasto: Secepatnya Kami Tertibkan
"Kami katakan, China itu bukan sesuatu yang harus selalu dilawan, tapi kita paksa bahwa bagaimana China itu memberikan equal treatment (perlakuan setara) pada saudara-saudara kita yang ada di Uyghur," katanya.
Dia juga menyebut konflik antara kelompok muslim Moro yang terjadi di Filipina Selatan hingga pemberontakan Boko Haram di Negeria turut dibahas dalam Konferensi Ke-19 PUIC hari ini.
"Tadi satu per satu diangkat, dan kami bahagia Indonesia menjadi tempat di mana spirit of humanity and spirit of solidarity blossom up," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa pembahasan terkait isu-isu tersebut dalam Konferensi Ke-19 PUIC menekankan agar menggunakan pendekatan diplomasi dalam upaya penyelesaian konflik melalui jalur perdamaian.
"Kami sepakat kita kedepankan pendekatan diplomasi, kita kedepankan pendekatan `, jangan mengedepankan pendekatan yang nanti justru membuat chaos," tuturnya.
Tak lupa, Mardani mengatakan bahwa isu terkait Palestina dan minoritas masuk dalam pembahasan komite politik dan hubungan internasional dalam Konferensi Ke-19 PUIC yang digelar Selasa, hari ini.
"Palestina ada tiga isu: tentang kondisi Palestina; tentang bantuan kepada Palestina; dan juga negara-negara sekitarnya, ada Yordania, ada Mesir ada Lebanon yang juga terkena, ditambah 10 resolusi tentang minoritas" paparnya.
Dia menyebut kesemua hal itu dibahas secara seksama dan dibuatkan peta jalan terkait langkah diplomasi yang mesti dilakukan dengan semangat solidaritas dan kemanusiaan yang terkandung di dalamnya.
"Spirit humanity-nya, kemanusiaan, spirit solidarity-nya sangat nampak dari semua perwakilan yang hadir itu," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara