Membentuk Kreativitas dan Fokus Anak Lewat Workshop Seni Patung

4 hours ago 4

Membentuk Kreativitas dan Fokus Anak Lewat Workshop Seni Patung Sejumlah anak saat mengikuti workshop mematung edisi terakhir dalam rangkaian acara Art Fun PAS for Children yang digelar di pendopo art space, Bantul, Sabtu (25/10/2025). - Harian Jogja/Yosef Leon.

Harianjogja.com, BANTUL—Anak-anak usia dini biasanya akrab dengan pensil warna, kertas gambar atau gadget untuk mengisi waktu luang di akhir pekan. Namun di Pendopo Art Space Bantul, mereka justru bermain dengan clay, aluminium foil, hingga bola-bola kecil untuk membuat karya patung mini. 

Aktivitas itulah yang terlihat dalam workshop mematung edisi terakhir dalam program Art Fun PAS for Children, yang digelar sejak 18 hingga 31 Oktober 2025. Hasil karya anak-anak itu kemudian dipamerkan selama setengah bulan di lokasi yang sama dengan bentuk yang beragam.

Kurator pameran, Hardiwan Prayogo menjelaskan, program ini lahir dari kegelisahan untuk membuka ruang belajar alternatif bagi anak-anak melalui seni patung. Sebab bidang itu cukup jarang disentuh dalam dunia pendidikan seni rupa anak di Jogja.

"Di Jogja, sanggar seni rupa umumnya fokus ke melukis atau menggambar. Kami ingin menambah keragaman dengan membuka ruang belajar lewat seni patung,” ujarnya dikutip Senin (27/10/2025). 

Program workshop patung Art Fun PAS for Children ini sudah berjalan sepuluh edisi sejak Juli lalu, dengan peserta anak-anak usia 3–12 tahun dari berbagai sekolah. Dalam edisi terakhir ini, giliran siswa MI Al-Ma’had An-Nur, Sewon yang mengikuti workshop. Setiap sesi diikuti sekitar 15 anak, dan seluruh karya mereka nantinya dipamerkan di galeri Pendopo Art Space.

Medium utama yang digunakan adalah clay, bahan lunak yang bisa mengeras setelah beberapa jam. Menurut Hardiwan, anak-anak diberi kebebasan penuh bereksplorasi dalam workshop itu. “Kami hanya siapkan material dan panduan dasar. Sisanya mereka bebas berkarya dengan imajinasi sendiri. Karyanya ada yang dibuat dengan teknik modelling, carving dan substraktif,” katanya.

Total sekitar 150 karya patung anak-anak telah dihasilkan selama sepuluh edisi workshop ini. Hardiwan berharap program edukatif ini bisa menjadi kegiatan reguler dan terbuka untuk umum di masa depan. “Respons anak-anak dan orang tua positif sekali. Ini bukti bahwa seni patung bisa menjadi medium belajar yang hidup, bukan cuma untuk seniman, tapi juga untuk tumbuh kembang anak,” katanya.

Guru MI Al-Ma’had An-Nur, Siti Wina menyebut, pengalaman ini jadi edukasi yang berharga bagi muridnya karena menjadi kesempatan pertama bagi mereka untuk belajar seni patung. “Kami di madrasah jarang sekali bersentuhan dengan patung. Jadi ini pengalaman baru. Anak-anak senang sekali, bahkan kami harus melakukan seleksi dulu karena yang ingin ikut banyak,” ungkapnya.

Menurut Wina, kegiatan semacam ini bukan semata pengenalan soal seni kepada anak, tapi juga mendukung pengembangan pembelajaran karakter dan fokus mereka. “Anak-anak belajar duduk tenang, melatih fokus, dan mengekspresikan diri. Ini cara belajar yang menyenangkan dan membantu kami memahami karakter belajar mereka,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news