Tenaga Kerja. / Freepik
Harianjogja.com, JAKARTA —Sejumlah negara membuktikan jam kerja lebih sedikit bukan berarti menurunkan produktivitas. Berikut 9 negara dengan jam kerja terpendek pada 2025
Umumnya, jam kerja dapat membantu Anda merencanakan aktivitas dan berkontribusi pada kesejahteraan. Orang dengan jam kerja lebih sedikit relatif lebih puas dan produktif dibandingkan orang lain dengan jam kerja lebih banyak.
Hanya saja, berdasarkan laporan yang dilakukan oleh Autonomy Institute pada 2021, menunjukkan bahwa jam kerja yang lebih sedikit justru dapat mempertahankan atau meningkatkan produktivitas.
BACA JUGA: Ini 3 Karier Tidak Tergantikan AI Versi Bill Gates
Rata-rata jam kerja mingguan global berdasarkan negara sangat bervariasi, dengan beberapa negara menawarkan jam kerja yang jauh lebih pendek tetapi tetap mempertahankan produktivitas tinggi.
Yaman berada di puncak daftar dengan hanya 25,9 jam per minggu, diikuti oleh negara-negara Eropa yang dikenal dengan kebijakan keseimbangan kerja-kehidupan yang kuat. Berikut 9 negara dengan jam kerja terpendek pada 2025:
1. Yaman
Yaman menduduki puncak daftar sembilan negara dengan jam kerja terendah dengan rata-rata 25,9 jam kerja per minggu pada tahun 2025. Hal ini menyoroti keseimbangan kehidupan kerja dan kesejahteraan seseorang yang mereka promosikan.
Sebagian besar pekerjaan didorong oleh kebutuhan, dengan banyak pekerjaan berakar di sektor pertanian dan informal, yang mencerminkan diversifikasi ekonomi yang terbatas.
2. Belanda
Rata-rata jam kerja mingguan Belanda pada 2025 adalah 26,8 jam per minggu. Terkenal dengan keseimbangan kehidupan kerja yang luar biasa, Belanda menempati peringkat kedua di antara negara-negara dengan jam kerja terendah.
Jadwal kerja yang fleksibel dan pekerjaan paruh waktu yang meluas, terutama di kalangan perempuan, mendukung tenaga kerja yang lebih bahagia dan sangat produktif.
3. Norwegia
Norwegia menempati peringkat ketiga negara dengan jam kerja terendah dengan 27,1 jam kerja mingguan rata-rata pada tahun 2025.
Jam kerja rata-rata Norwegia yang relatif rendah merupakan bukti kuatnya jaring pengaman sosial dan perlindungan ketenagakerjaan.
Budayanya memprioritaskan kesejahteraan pribadi dan waktu bersama keluarga, yang menghasilkan produktivitas tinggi dan rasa kepuasan hidup yang tinggi.
4. Austria
Austria memiliki minggu kerja yang relatif pendek, dengan 28,4 jam dalam jam kerja mingguan rata-rata pada tahun 2025. Keseimbangan ini dipengaruhi oleh undang-undang ketenagakerjaan yang progresif dan komitmen terhadap kesejahteraan sosial, yang memberikan karyawan banyak waktu untuk bersantai dan kegiatan pribadi.
5. Denmark
Dengan rata-rata 28,8 jam kerja mingguan pada tahun 2025, Denmark menempati peringkat ke-5 di antara negara-negara dengan jam kerja paling sedikit.
Pekerja Denmark diuntungkan oleh budaya yang berakar pada kepercayaan dan fleksibilitas sehingga menghasilkan jam kerja yang lebih sedikit.
Kebijakan pembagian kerja dan ramah keluarga mendukung peringkat teratas Denmark secara global untuk keseimbangan kehidupan kerja dan kebahagiaan secara umum.
6. Finlandia
Dalam daftar negara dengan jam kerja paling sedikit pada tahun 2025, Finlandia berada di peringkat ke-6 dengan 28,8 jam. Pendekatan Finlandia terhadap pekerjaan dibentuk oleh perlindungan karyawan yang kuat dan penekanan pada kesetaraan.
Dengan pria dan wanita bekerja dengan jam kerja mingguan yang serupa, sistem Finlandia mencerminkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan kolektif yang abadi.
7. Vanuatu
Di Vanuatu, rata-rata jam kerja mingguan adalah 29 jam, serupa untuk pria dan wanita karena ketergantungan negara kepulauan ini pada pertanian dan pariwisata. Kegiatan keluarga dan komunitas memainkan peran penting, dengan banyak yang bekerja untuk mendukung gaya hidup modern maupun tradisional.
8. Mozambik
Rata-rata jam kerja mingguan Mozambik, yaitu 29 jam, menempati peringkat ke-8 di antara negara-negara dengan jam kerja terendah. Angkatan kerja negara ini sebagian besar bekerja di bidang pertanian, yang seringkali membutuhkan hari kerja yang panjang untuk mencapai stabilitas ekonomi dasar.
9. Swedia
Swedia mempertahankan keseimbangan kerja-kehidupan yang sehat, tercermin dari jam kerja mingguan yang moderat, yaitu 29,3 jam. Swedia berada di peringkat ke-9 dalam daftar negara dengan jumlah pekerja paling sedikit.
Cuti orang tua yang kuat, kebijakan liburan yang longgar, dan dukungan terhadap kesetaraan gender menjadikan Swedia model standar ketenagakerjaan progresif di seluruh dunia.
Apa yang Membuat Negara-negara Ini Bekerja Lebih Sedikit dan Hidup Lebih Baik?
Banyak negara ini memiliki kebijakan pemerintah yang mendukung jam kerja fleksibel, waktu liburan, dan tunjangan sosial. Di negara-negara Eropa, undang-undang ketenagakerjaan membatasi jam kerja secara ketat, yang mendorong waktu keluarga dan waktu luang.
Sementara itu, jam kerja di Yaman yang lebih pendek mencerminkan faktor ekonomi dan regional. Keragaman tersebut menyoroti faktor-faktor kompleks yang memengaruhi budaya kerja secara global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com