Harianjogja.com, JAKARTA—Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim bahwa serangannya ke Qatar untuk menyingkirkan pemimpin Hamas harus dilakukan demi mengakhiri konflik di Gaza, Palestina.
Melalui unggahannya di X, Netanyahu mengatakan bahwa para pemimpin Hamas yang tinggal di Qatar tidak peduli dengan rakyat Gaza.
BACA JUGA: Eindhoven Hajar NEC NIjmegen
“Mereka memblokir semua upaya gencatan senjata untuk memperpanjang perang tanpa henti,” katanya melalui akun pribadi di X, Sabtu (13/9/2025) waktu Indonesia.
Oleh karena itu, Netanyahu menyebut apa yang sudah Israel dengan menyerang salah satu wilayah Qatar adalah untuk mencapai perdamaian.
“Menyingkirkan mereka akan menyingkirkan hambatan utama untuk membebaskan semua sandera kita dan mengakhiri perang [di Gaza],” tulisnya.
Israel pada Selasa (9/9/2025) menyerang sebuah kompleks perumahan di Doha yang menampung para pemimpin Hamas.
Serangan tersebut menewaskan lima anggota Hamas dan satu pejabat keamanan Qatar yang saat itu tengah membahas usulan kesepakatan baru dari Amerika Serikat untuk mengakhiri perang di Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 64.000 orang sejak Oktober 2023.
Qatar, bersama AS dan Mesir, selama ini berperan sebagai mediator dalam negosiasi untuk mengakhiri perang tersebut.
Sementara itu, Qatar mengonfirmasi pada Sabtu bahwa negara tersebut akan menjadi tuan rumah KTT darurat Arab-Islam pada 15 September sebagai tanggapan terhadap serangan terbaru Israel yang menargetkan para pemimpin Hamas di wilayahnya.
Penasihat Perdana Menteri sekaligus Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Majed bin Mohammed Al-Ansari menjelaskan pertemuan tersebut guna membahas langkah setelah serangan Israel ke wilayahnya.
“KTT akan membahas rancangan resolusi mengenai serangan Israel terhadap Negara Qatar, yang diajukan dalam pertemuan persiapan para menteri luar negeri Arab dan Islam yang akan digelar pada Minggu besok,” katanya dikutip dari Antara, Sabtu (13/9/2025).
Dia menekankan bahwa penyelenggaraan KTT pada saat ini memiliki makna penting, terutama sebagai bentuk solidaritas Arab dan Islam yang lebih luas terhadap Negara Qatar.
Al-Ansari mengatakan bahwa serangan tersebut, yang menargetkan kompleks perumahan tempat para negosiator Hamas tinggal di Doha, sebagai “agresi pengecut” dan merupakan bentuk “terorisme negara yang dipraktekkan oleh Israel.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis