Pamrean Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta Jadi Apresiasi Kraton Jogja untuk Abdi Dalem

1 day ago 3

 Aparatur Nagari Yogyakarta Jadi Apresiasi Kraton Jogja untuk Abdi Dalem Suasana ruang pameran temporer Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta di Kompleks Kraton Jogja, Kota Jogja, Sabtu (8/3/2025). -Harian Jogja - Sirojul Khafid

JOGJA—Di pameran temporer Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta, masyarakat bisa melihat rekam jejak abdi dalem Kraton Jogja dari masa ke masa. Ada beragam bagian di ruang pamer, mulai dari jenis atribut kebanggaan abdi dalem, hingga perubahan nama wilayah di Jogja.

Pameran awal tahun ini dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem atau Ulang Tahun Kenaikan Takhta ke-36 Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas.

Secara istilah, Hamong Nagari bisa bermakna menjalankan pemerintahan negara. Abdi dalem atau aparatur sudah ada sejak masa awal Kraton Jogja, tepatnya setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755.

Penghageng Kawedanan Punakawan Kraton Jogja, GKR Bendara, mengatakan perjalanan abdi dalem sangat panjang, dari era sebelum sampai sesudah Indonesia merdeka.

BACA JUGA: Potret Buka Puasa Bersama Warga Palestina di Gaza

"Karena itu, kami ingin menggali lebih dalam, sejarah perjalanannya penting. [Sehingga] masyarakat bisa mengetahui Jogja itu sebenarnya sudah memiliki tatanan sendiri, bahkan sebelum Indonesia merdeka," kata GKR Bendara, sesaat sebelum mengajak pengunjung untuk tour pameran di Kompleks Kraton Jogja, Jogja, Sabtu (8/3/2025).

Abdi dalem mengurusi berbagai sektor, mulai dari militer, pertanahan, ekonomi, pajak, kebudayaan, dan lainnya. Di masa Sri Sultan HB 1, terdapat setidaknya 15 kesatuan prajurit. Paska Perang Jawa, beberapa kesatuan tidak ditemukan lagi.

Memasuki pemerintahan Sri Sultan HB VII, kata GKR Bendara, keterbukaan ekonomi membawa angin segar pada pembangunan.

Konsekuensinya, terdapat pembentukan lembaga baru. Di pemerintahan itu, terdapat 113 kelompok aparatur negara, dari abdi dalem militer hingga administrasi pemerintahan.

Abdi dalem, lanjut GKR Bendara, meski berada dalam masa yang berbeda, tetap memiliki tugas utama berupa melestarikan budaya dan sejarah. "Dan [pameran ini sebagai cara] bagaimana kami mengulas kembali sejarah yang belum diulas [sebelumnya], serta masyarakat harapannya bisa tahu [hal-hal] yang Kraton Jogja miliki," kata putri kelima Gubernur DIY, Sri Sultan HB X tersebut.

Di dalam ruang pameran, setidaknya ada sepuluh bagian yang bisa masyarakat ikuti. Setiap bagian memiliki alur ceritanya sendiri, dari awal Kraton Jogja berdiri hingga masa kini. Setiap bagian ruang pamer juga memiliki ciri khas koleksi tersendiri.


Bagian pertama misalnya, terdapat koleksi sejenis topi yang biasa dipakai abdi dalem. Terdapat juga kain panjang berisi lukisan rombongan raja dari masa ke masa. Di sudut lain, terdapat koleksi baju abdi dalem dan koleksi raja.

Kurator pameran, Fajar Widjanarko, mengatakan zaman dahulu, saat jejaring media belum seluas sekarang, untuk mengetahui kedudukan atau jabatan di Kraton Jogja, perlu menggunakan simbol-simbol. Adapun simbol ini berupa atribut yang abdi dalem kenakan atau bawa seperti bendera.

"Di ruang ini, pengunjung juga bisa menyentuh kain abdi dalem masa lalu, untuk merasakan bahannya. Bahan seperti ini sudah jarang dijumpai, sehingga ada gap experience," katanya.

Di samping itu, bagian-bagian lain berisi miniatur Kota Jogja, yang dipadukan dengan desain khusus, untuk mempermudah pengunjung melihat perubahan pembagian wilayah dari masa ke masa. Ada juga replika kursi dan ruang sidang yang kala itu berada dalam kepengurusan abdi dalem.

Di bagian terakhir, terdapat struktur Kraton Jogja serta Pemda DIY saat ini. "Pengunjung tidak hanya melihat koleksi pameran, tapi juga bisa merasakan pengalaman dengan misalnya duduk di replika kursi sidang dan sebagainya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news