Plengkung Gading Ditutup Total: Ini Sejarahnya, Tak Boleh Dilewati oleh Raja Bertahta dan Keluarga

5 hours ago 2

 Ini Sejarahnya, Tak Boleh Dilewati oleh Raja Bertahta dan Keluarga Plengkung Nirbaya atau dikenal dengan Plengkung Gading secara resmi ditutup total oleh Pemda DIY mulai Sabtu (15/3/2025) pukul 07.00 WIB. - Istimewa.

Harianjogja.com, JOGJA—Plengkung Nirbaya atau dikenal dengan Plengkung Gading secara resmi ditutup total oleh Pemda DIY mulai Sabtu (15/3/2025) pukul 07.00 WIB. Plengkung yang mengelilingi Kraton Jogja terdapat lima. Dimana bentuknya secara fisik yang utuh saat ini hanya dua, oleh karena itu upaya pelestarian harus dilakukan.

Konon Plengkung Gading ini tidak boleh dilewat oleh Raja yang bertahta dan keluarganya. "Salah satu pintu gerbang bagian selatan yaitu Plengkung Nirbaya atau yang sering disebut Plengkung Gading merupakan ruas jalan menuju tempat peristirahatan terakhir para Sultan di Pajimatan Imogiri. Oleh karena itu, setiap Raja yang bertakhta maupun keluarga intinya dilarang untuk melewati jalur tersebut," demikian tertulis pada salah satu artikel di website resmi Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagaimana dikutip Harianjogja.com, Sabtu (15/3/2025).

BACA JUGA : Resmi! Plengkung Gading Jogja Ditutup Mulai Hari Ini Sabtu 15 Maret 2025

Dilansir di situs resmi Pemda DIY, Plengkung Gading merupakan bangunan bersejarah yang memiliki bentuk seperti pintu gerbang yang melengkung. Nama plengkung dalam bahasa Jawa berarti melengkung. Sedangkan gading berarti pintu tersebut memiliki warna putih atau gading. Sehingga arti kata Plengkung Gading adalah gerbang yang melengkung dan berwarna putih. 

Bangunan ini termasuk gapura yang digunakan sebagai pintu masuk ke dalam benteng Keraton Jogja. Terdapat lima Plengkung yang menghubungkan dengan Keraton Jogja, yakni Plengkung Tarunasura, Plengkung Nirbaya, Plengkung Madyasura, Plengkung Jaga Surya, dan Plengkung Jagabaya.

Dari kelima plengkung tersebut, yang paling terkenal adalah Plengkung Nirbaya (Plengkung Gading) dan Plengkung Tarunasura. Kedua plengkung tersebut bentuknya masih terjaga keasliannya hingga kini.  Plengkung Gading memiliki nama asli Plengkung Nirbaya yang berlokasi di arah selatan Alun-alun Selatan Jogja. Nirbaya sendiri memiliki arti bebas dari bahaya duniawi dan diartikan sebagai sifat yang sederhana. 

Di kawasan Plengkung Gading ini terdapat Menara sirine. Biasanya digunakan untuk dua keperluan, pertama dinyalakan ketika momentum detik-detik proklamasi dan kedua, dinyalakan saat menjelang berbuka puasa Ramadan.

BACA JUGA : Mendadak! Plengkung Gading Jogja Ditutup Total Mulai Hari Ini, Begini Penjelasan Pemda DIY

Menurut Badan Pelestarian Cagar Budaya DIY konon dahulu terdapat parit mengunjungi Keraton  yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap serangan musuh. Parit tersebut memiliki lebar hingga 10 meter dengan kedalaman 3 meter. Akan tetapi pada tahun 1935 Farid itu hilang dan kini sudah dijadikan sebagai jalan.

Meski demikian tidak ada yang mengetahui secara pasti waktu bekas parit tersebut dialihfungsikan menjadi sebuah jalan. Selain itu konon terdapat jembatan gantung pada setiap Plengkung yang berfungsi sebagai jalan untuk masuk ke dalam benteng dengan melewati parit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news