Produsen Otomotif AS Desak Pembatalan Tarif Robot Pabrik

4 hours ago 5

Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah produsen mobil besar di Amerika Serikat (AS) mendesak pemerintahan Presiden Donald Trump untuk membatalkan rencana penerapan tarif impor terhadap robot pabrik dan mesin industri.

Carscoops mengungkapkan, desakan itu muncul karena dikhawatirkan akan menaikkan biaya produksi kendaraan dan membuat harga mobil di AS semakin mahal.

Alliance for Automotive Innovation—aliansi yang mewakili merek besar seperti Ford, GM, Toyota, Honda, BMW, Mercedes, Nissan, Kia, Subaru, Mazda, dan Stellantis—menyoroti bahwa sekitar 40 persen instalasi robot dan mesin industri di AS digunakan untuk produksi otomotif. Mereka menegaskan bahwa otomatisasi, yang mencakup tugas pengecatan, pengelasan, dan penanganan material, adalah inti dari manufaktur mobil modern.

Biaya Produksi Melonjak, Harga Mobil Baru Terancam Melambung

Aliansi tersebut memperingatkan bahwa penerapan tarif baru ini akan meningkatkan biaya peralatan di pabrik, menunda proses produksi, dan berpotensi menyebabkan kekurangan pasokan kendaraan. Konsekuensinya, harga mobil baru di pasar AS bisa kian melambung.

Asosiasi menyatakan, "Peningkatan biaya peralatan di fasilitas yang sudah ada akan meningkatkan biaya produksi secara keseluruhan bagi produsen otomotif, dapat menyebabkan penundaan produksi, dan mungkin mengakibatkan kekurangan kendaraan serta kenaikan harga kendaraan bagi konsumen Amerika pada saat harga kendaraan baru sudah berada pada level tertinggi sepanjang sejarah."

Mereka juga menekankan bahwa pemasok komponen otomotif di AS akan menghadapi dampak terberat, padahal sekitar 20 persen di antaranya sudah menghadapi tekanan finansial.

Permintaan Keringanan dan Penolakan dari Tesla hingga Uni Eropa

Jika kebijakan tarif impor baru tetap diberlakukan, asosiasi meminta pemerintah AS untuk "memberikan opsi keringanan bagi robotika dan mesin industri yang digunakan untuk mengaktifkan, meningkatkan, atau memelihara fasilitas manufaktur, perakitan, atau produksi otomotif."

Selain Alliance for Automotive Innovation, Tesla juga menyerukan pemerintahan Trump agar tidak menerapkan kebijakan tarif impor yang baru ini. Penolakan serupa datang dari beberapa negara mitra dagang AS, termasuk China, Swiss, Jepang, Kanada, dan Uni Eropa.

Kampanye menentang rencana ini muncul tak lama setelah Trump mengumumkan pungutan baru untuk truk berukuran sedang dan berat yang diimpor ke Amerika Serikat. Model-model kendaraan tersebut akan dikenai tarif impor sebesar 25 persen mulai 1 November 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news