Puluhan pemuda dan pemudi dari wilayah kantong kemiskinan DIY mendapat kesempatan memperluas wawasan dan keterampilan pemasaran digital melalui program pelatihan yang digelar Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) DIY. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari, sejak Senin (13/10) hingga Jumat (17/10), di Gedung Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) itu diikuti 39 peserta, sebagian besar berasal dari Sleman.
Plt. Kepala BPO DIY, Sugeng Wahyudi, menjelaskan pelatihan ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan pemasaran online yang relevan dengan perkembangan zaman. Ia menyoroti pentingnya memanfaatkan teknologi informasi khususnya di bidang pemasaran
“Rata-rata kemampuan adik-adik ini bagus, dan instruktur kami juga berpengalaman di dunia digital. Kebutuhan akan skill teknologi itu penting, makanya kami adakan pelatihan ini,” kata Sugeng saat penutupan pelatihan, Jumat (17/10).
Selama pelatihan, para peserta mendapat materi tentang pemasaran digital, pembuatan konten kreatif, hingga strategi branding produk di marketplace. Peserta juga dilatih membuat desain menarik untuk pemasaran di media sosial.
Sugeng menekankan keberhasilan tidak bisa dicapai instan. Oleh karena itu, ia mendorong para peserta untuk tetap berjejaring setelah pelatihan berakhir.
“Tentu saja di awal tidak bisa langsung sukses dalam bidang itu, maka saya sampaikan alumni pelatihan ini harus selalu komunikasi, saling berdiskusi dan memberikan dorongan,” tandasnya.
BPO DIY juga memberikan fasilitas berupa laptop kepada peserta agar mereka dapat langsung mempraktikkan materi yang diterima. “Setelah proses ini, akan kami pantau bagaimana hasilnya. Kami upayakan mereka bisa menyalurkan kemampuan yang telah diperoleh. Insyaallah kegiatan seperti ini akan terus kami gelar setiap tahun,” lanjut Sugeng.
Kepala Seksi Pemuda BPO DIY, Rini Admiwati, menambahkan keberhasilan pelatihan akan dilihat dari sejauh mana peserta mampu mengamalkan ilmu yang didapat. “Indikatornya, bagaimana mereka bisa memanfaatkan laptop hibah untuk memasarkan berbagai produk, baik kuliner, busana, kriya, maupun sumber daya alam di sekitar mereka,” jelasnya.
Ia menyebutkan minat peserta cukup tinggi dan terbagi dalam beberapa kelompok usaha. Terdapat tiga kelompok di bidang kuliner, empat kelompok di busana, dan beberapa di bidang kriya.
“Harapannya, pelatihan ini bisa memotivasi mereka menjadi pembuka lapangan kerja, bukan sekadar pencari kerja. Apalagi saat ini lapangan kerja baru dari pemerintah sangat terbatas, bahkan banyak terjadi PHK,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) DIY, Suhirman, mengungkapkan sebagian peserta pelatihan sebenarnya sudah memiliki usaha sendiri. Dengan pelatihan digital, mereka diharapkan dapat meningkatkan jangkauan dan skala usahanya.
“Kami ingin produk-produk mereka bisa menembus pasar yang lebih luas. Kalau jangkauan meningkat, omzet juga ikut naik. Harapannya usaha mereka bisa naik kelas,” kata Suhirman saat pembukaan pelatihan, Senin (13/10).
Melalui pelatihan ini, pemerintah daerah berupaya mencetak generasi muda yang melek teknologi dan mampu mandiri secara ekonomi, khususnya dari lingkungan yang selama ini masih tertinggal secara ekonomi. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News