Rohaniawan di RS Beri Sentuhan Rohani Pasien di Rumah Sakit

4 days ago 2

Rohaniawan di RS Beri Sentuhan Rohani Pasien di Rumah Sakit Uyun Subari saat berada di RSUP Dr. Sardjito. - Harian Jogja - Sirojul Khafid

SLEMAN—Ini kisah tentang rohaniawan di rumah sakit. Dia bertugas mengajak pasien untuk mengingat Tuhan, sumber, dan solusi dari segala penyakit.

Uyun Subari mengetuk satu per satu pintu bangsal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. Sardjito Jogja. Dia sudah membawa surat identitas dan jenis penyakit pasien di kamar itu. Sebagai rohaniawan, Uyun perlu tahu latar belakang pasien dan keluarganya. Sebisa mungkin, dia menguatkan pasien dan keluarganya dari sisi rohani.

Meski pada dasarnya tidak semua sambutan untuk rohaniawan dari pasien dan keluarganya menyenangkan. Ada saja yang kemudian cuek. Seperti siang itu, ucapan salam dari Uyun saat memasuki kamar pasien tidak mendapat jawaban. “Tapi [sambutan seperti itu] enggak membuat saya sedih atau surut semangat, sedari awal memang pengin di layanan rohani,” kata Uyun, saat ditemui di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Rabu (23/10/2024). “Saya tanya keluarga pasien, benar dengan pasien atas nama Lukman [bukan nama sebenarnya], tidak mau jawab, saya kemudian mengenalkan diri.”

Pasien yang Uyun kunjungi merupakan korban kecelakaan sepeda motor. Nyaris semua badannya remuk. Pasien bernama Lukman hanya bisa mengangguk sebagai ganti dari komunikasi verbal. Dia belum bisa bersuara.

Uyun memegang pundak Lukman. “Apakah Lukman mendengar suara saya? Kalau mendengar tolong anggukan kepala. Baik, Lukman, akan saya temani berzikir dan berdoa pada Allah. Halangan saat ini semoga Allah angkat penyakitnya, dan sembuhkan,” katanya.

Membersamai zikir hanya satu dari banyak tugas rohaniawan di RSUP Prof. Dr. Sardjito. Bibit Unit Pelayanan Rohani di RS ini sudah ada sejak 1986. Salah satu pemicunya, pasien dan keluarganya ingin ada pembimbingan agama selama perawatan di RS. Manfaatnya dari yang praktis hingga filosofis.

Bimbingan praktis misalnya cara salat saat tidak bisa wudu atau tidak bisa berdiri dengan normal. Belum tentu semua muslim yang dirawat di RSUP Prof. Dr. Sardjito paham ibadah dalam kondisi darurat. Sementara, bimbingan filosofis berupa mengingat, berserah, serta berprasangka baik pada Allah.

Pelayanan rohani juga berdasarkan panggilan dokter dan perawat. Misal ada pasien yang masih merasa nyeri meski sudah dikasih obat. Pasien merasa cemas dan bimbang. “Mereka konsultasi ke kami untuk memberikan support dan semangat lagi. Kadang rasa sakit muncul dari psikisnya. Kami tekankan bahwa semua yang diturunkan oleh Allah akan ada jalan dan solusi dengan pertolongan-Nya,” kata Uyun.

BACA JUGA: Akses Layanan Kesehatan Semakin Mudah dengan Aplikasi RS Jogja Mobile

Ilmu Hipnoterapi

Uyun meminta Lukman menutup mata. Dia kemudian membimbing Lukman berzikir. Ilmu hipnoterapi yang Uyun dapatkan beberapa tahun sebelumnya dia terapkan pada pasien. Uyun ingin menyisipkan semangat pada pasien. “Saya bacakan doa kesembuhan, bahwa semua halangan datang dari Allah, maka Allah pula yang bisa menyembuhkan dan menyehatkan. Badan Lukman bergetar, dia ikuti yang saya pandu,” kata Uyun yang saat ini berusia 50 tahun. “Di sela-sela kalimat zikir, saya memasukkan kebesaran Allah, ‘Kemarin Lukman sehat, bisa berbuat apa-apa, sekarang tidak mampu, sekarang Lukman panggil Allah yang bisa memberi kesehatan’.”

Sebagai rohaniawan, Uyun perlu bersiap dalam menangani semua kondisi pasien. Tidak hanya yang kondisinya parah seperti Lukman, Uyun juga sering bersinggungan dengan pasien kritis dan paliatif. Secara umum, pasien paliatif merupakan orang yang penyakitnya tidak dapat disembuhkan.

Saat menghadapi kasus seperti itu, Uyun akan menalqin pasien yang hendak meninggal. Tugas ini biasanya untuk pasien yang sudah masuk dalam kondisi kritis dan mendapat vonis dari dokter. Menalqin merupakan bimbingan untuk mengucapkan La ilaha illallah sebelum meninggal. Hal ini merujuk pada hadis nabi tentang prosesi yang dianjurkan menjelang seorang muslim meninggal. Orang yang bisa mengucap La ilaha illallah sebelum meninggal, maka dia dianggap akan masuk surga.

Talqin umumnya untuk orang dewasa yang sudah akil baligh. Sementara orang yang sakit di RSUP Dr. Sardjito usianya beragam, termasuk ada anak-anak di dalamnya. Anak yang belum akil baligh belum memiliki tanggungan dosa, sehingga tidak wajib ditalqin.

“Di saat pasien anak sakratulmaut [kondisi menjelang meninggal], kami dituntut mendampingi pasien tersebut, kami bimbing dan support juga keluarganya. Kami ngaji bersama agar keluarga tenang jiwa dan damai hatinya,” katanya.

Saat pasien anak itu sudah meninggal dunia, Uyun mencoba menenangkan dan menegarkan keluarga yang ditinggalkan. Saat keluarga sudah ikhlas dan ridho dengan kepergian anaknya, lanjut Uyun, maka orang tua akan mendapat amal baik melalui anaknya. “Anak ibu dan bapak ini yang akan menyelamatkan orang tuanya di akhirat, dia akan menggandeng orang tua bersama-sama ke surga,” kata Uyun, sembari mengingat kenangannya membersamai keluarga pasien.

Tenang dan Semangat

Di RSUP Dr. Sardjito, Uyun tidak bekerja sendiri. Dia bertugas bersama 15 rohaniawan lainnya. Sebelas dari seluruhnya merupakan rohaniawan muslim. Sisanya merupakan rohaniawan dari agama lainnya, seperti Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.

Mereka bergantian mengunjungi para pasien, dengan kategori biasa dan terminal atau kritis. Dalam sehari, ada sekitar 100-120 pasien di RSUP Dr. Sardjito. Rohaniawan terbagi dalam tiga sif, selalu siap sedia dalam 24 jam.

Semua rohaniawan perlu siap dengan berbagai kondisi pasien, seperti saat itu, saat Uyun perlu membimbing Lukman yang sakit cukup parah akibat kecelakaan sepeda motor. Di akhir sesi bimbingan kerohanian dengan Uyun, Lukman menangis. Uyun meminta Lukman menarik nafas dalam-dalam. Sebagai penutup zikir, Uyun meminta Lukman membaca surat Al-Fatihah dalam hati.

Baru setelah rangkaian bimbingan itu, keluarga Lukman mau terbuka kepada Uyun. Mereka berterima kasih dan mau menerimanya. “[Kami sebagai rohaniawan mencoba] menenangkan jiwa dan pikiran pasien dan keluarganya dengan sugesti, memasukkan kebesaran Allah. Selesai dari ruangannya, jiwanya semangat, ikhlas dalam menjalani tantangan [berupa keadaan sakit],” kata Uyun, Penanggung Jawab Unit Pelayanan Rohani di RSUP Prof. Dr. Sardjito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news