AGAM,KLIKPOSITIF – Tepat setahun silam, Gunung Marapi meletus eksplosif. Letusan diawali dengan dentuman kuat yang terdengar hingga ke Bukittinggi yang berjarak 15 kilometer dari kawah.
Letusan terjadi pukul 14.54 WIB, Minggu 3 Desember 2023.
Usai dentuman kuat, muncul kolom abu spektakuler yang membumbung tinggi ke langit.
Dikutip dari situs resmi Badan Geologi, letusan ini menciptakan kolom abu setinggi 3.000 meter di atas puncak (5891 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati dengan warna kelabu gelap. Erupsi tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik.
Erupsi ini disertai aliran piroklastik ke arah utara dengan jarak luncur mencapai 3 kilometer.
Hujan abu bahkan dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Datar, Padang Panjang, Agam dan Bukittinggi.
Letusan besar ini mengakibatkan material berupa batu dan pasir berhamburan dari dalam kawah. Celakanya ada 75 pendaki berada di sekitar kawah.
Sebagian besar berhasil dievakuasi turun dengan kondisi luka, sementara 23 lainnya meninggal dunia dan 1 meninggal di rumah sakit. Evakuasi membutuhkan waktu berhari-hari.
Tak hanya membunuh para pendaki, letusan ini kemudian mengakibatkan para petani gagal panen karena lahannya tertutup abu.
Selain itu, letusan 3 Desember 2023 juga memicu bencana ikutan lain yang tak kalah mengerikan yakni banjir lahar dingin.
5 April 2024, banjir lahar dingin menghantam Nagari Bukik Batabuah dan mengakibatkan banyak lahan pertanian hancur. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini.
Pada Kamis 24 April 2024, seorang operator alat berat dilaporkan hanyut tersapu banjir lahar dingin di Kelok Hantu, Kabupaten Tanah Datar. Dia gagal menyelamatkan diri saat banjir datang.
Puncaknya pada Minggu 11 Mei 2024, terjadi banjir lahar dingin skala besar yang banyak menghancurkan desa-desa di Tanah Datar dan Agam. 63 jiwa tewas akibat kejadian ini.
Per Selasa 3 Desember 2024, Gunung Marapi berstatus Waspada dengan zona radius bahaya 3 kilometer dari kawah.
(*)