Survei: 46 Persen Penduduk Indonesia Minum Kopi Setiap Hari

1 day ago 6

Harianjogja.com, JOGJA—Hampir setengah masyarakat Indonesia, tepatnya sebanyak 46% mengonsumsi kopi setiap hari. Temuan ini berdasarkan survei Jakpat pada tahun 2025 ini.

Dari 46% responden yang mengaku mengonsumsi kopi setiap hari, sebanyak 26% minum kopi sekali sehari. Sementara 20% lainnya menikmati kopi 2-3 kali sehari. Adapun waktu favorit untuk menyeruput kopi sangat bervariasi. Namun waktu paling populer menikmati kopi masyarakat Indonesia yaitu sore hari (35%) dan setelah sarapan (34%).

Dari segi pilihan produk, kopi susu instan merupakan jenis yang paling populer, dengan 53% responden menyatakan mereka mengonsumsinya secara teratur. Di samping itu, kopi hitam instan (43%) dan es kopi susu dari kafe (28%) juga menjadi pilihan favorit di berbagai kalangan.

Lebih dari sekadar kebiasaan, minum kopi juga merupakan sarana bersosialisasi. Sebanyak 44% responden menyebut kegiatan minum kopi sebagai ajang berkumpul dan mengobrol dengan teman. Sementara 34% lainnya minum kopi untuk membantu fokus saat bekerja atau belajar.

Saat mencari informasi seputar produk kopi, mayoritas orang memercayai rekomendasi dari orang terdekat (57%), diikuti oleh iklan TV (38%). Dari media digital, Instagram menjadi kanal utama, dengan 16% responden mengetahui merek kopi favorit mereka melalui platform tersebut. Diikuti oleh aplikasi pemesanan daring, yang menjadi referensi bagi 8% responden dalam mengenal berbagai merek kopi.

BACA JUGA: Mangkir di Kasus Korupsi Masjid Madaniyah Karanganyar, Anggota DPR Juliyatmono Akan Dijemput Paksa

Peneliti Utama Jakpat, Farida Hasna, mengatakan masyarakat Indonesia memilih jenis kopi dari mulut ke mulut. "Bahkan di tengah maraknya iklan digital. Konsumen lebih memercayai rekomendasi teman atau ulasan organik saat menentukan produk favorit mereka. Hal ini memperkuat peran kopi sebagai pengalaman sosial, bukan sekadar minuman sehari-hari," kata Hasna, dikutip dari laman Jakpat pada Selasa (29/7/2025).

Jakpat menyatakan tren konsumsi kopi dan gaya hidup sehat menjadi dua topik menarik di Indonesia. Perubahan gaya hidup pascapandemi, meningkatnya kesadaran kesehatan, dan maraknya budaya kopi di berbagai kalangan mendorong perlunya pemetaan tren terkini di kedua ranah tersebut.

Jakpat melakukan survei untuk membandingkan tren kesehatan dan konsumsi kopi pada tahun 2025. Studi terkait kesehatan ini melibatkan 601 responden dan menyoroti kebiasaan makan dan aktivitas fisik sehari-hari, dengan perbandingan dengan data tahun 2023.

Sementara itu, survei tentang kopi mengeksplorasi berbagai aspek seputar kebiasaan minum kopi, mulai dari waktu konsumsi, pengeluaran, jenis kopi, hingga merek kopi yang diminati. Survei ini melibatkan 1.002 responden dan juga membandingkan hasilnya dengan temuan pada tahun 2023. Sebagai informasi, Jakpat merupakan sebuah platform survei online yang menghubungkan klien dengan responden.

Cari Cara Tepat Konsumsi Kopi

Minum kopi bisa berujung pada dua hal, menjaga kesehatan atau justru memperburuknya. Saat meminum kopi, akan lebih baik apabila konsumen memperhatikan kandungannya.

dokter spesialis penyakit dalam sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Sony Wibisono, mengatakan konsumsi kopi sejatinya dapat memberikan manfaat jika dalam kondisi dan takaran tertentu.

BACA JUGA: Kereta Anjlok: Ratusan Penumpang KA Argo Bromo Tertahan di Stasiun Tegal, 13 Bus Dikerahkan

Munculnya beragam jenis kopi menjadikan kandungan kopi perlu mendapatkan perhatian khusus. Sony beranggapan bahwa banyak kopi yang kandungan susu dan gulanya lebih banyak dari bahan kopinya. “Sehingga kalau punya kebiasaan itu (minum kopi) ya menambah kalori yang kita konsumsi sehari-hari. Itu kalau kita bicara kopi kemasan,” kata Sony, dikutip dari laman Universitas Airlangga, beberapa waktu lalu.

Pada dasarnya, kopi murni mengandung bahan yang baik untuk tubuh dalam batas takaran tertentu. Kopi dapat mengurangi peradangan, membantu metabolisme gula, dan membantu perbaikan metabolisme lemak. Kopi juga dapat menurunkan risiko penyakit seperti parkinson dan alzheimer.

Namun, Sony mengatakan beberapa orang dengan kondisi tertentu disarankan menghindari untuk konsumsi kopi. Misalnya ibu hamil, atau orang dengan pengidap hipertensi, epilepsi, dan gangguan irama jantung. “Ada yang menganjurkan pada orang yang sehat cukup 400 mg per hari atau tiga cangkir dalam satu hari,” katanya.

Sony berpandangan bahwa penting untuk menyadari kondisi tubuh sebelum mengonsumsi apa pun, terutama dalam hal ini kopi. Kopi memiliki sekitar 100 kandungan di dalamnya yang baik untuk tubuh. Misalnya kafein, chlorogenic acid, dan sebagainya.

Sehingga kopi bisa membantu kesehatan apabila dikonsumsi dengan benar. "Kalau enggak [dikonsumsi dengan benar] malah memperburuk. Karena ada kandungan di kopi tersebut,” kata Sony. “Minum kopi bukan berarti bercampur macam-macam. Minumlah kopi seperti kopi tubruk atau mungkin jika di kafe-kafe begitu bisa kopi espresso tanpa gula atau americano.”

Kesehatan Mulai Menjadi Prioritas

Tidak hanya tentang tren konsumsi kopi, Jakpat juga menyurvei gaya hidup sehat. Laporan terbaru mereka pada 2025 menunjukkan bahwa kesadaran kesehatan yang meningkat, meskipun perubahan perilakunya belum merata.
Sebanyak 28,5% responden rutin minum air putih setiap hari. Namun 32% responden lainnya mengaku sering lupa minum air putih. Di sisi lain, 32% masih mengonsumsi minuman manis 1-2 kali sehari. Sementara 19% telah menerapkan gaya hidup bebas gula.

Untuk pola makan, 62% responden masih mengonsumsi nasi setiap hari. Sebanyak 17% mengaku masih mengonsumsi gorengan. Meskipun demikian, 57% responden telah menerapkan pola makan seimbang, dengan mengonsumsi sayur dan buah. Beberapa responden juga mulai mengurangi karbohidrat (14%) dan memeriksa label nutrisi (12%).

Dalam hal aktivitas fisik, 36% responden menganggap berjalan kaki sebagai bentuk olahraga. Sebanyak 35% melakukan olahraga ringan seminggu sekali. Namun 15% responden mengaku tidak aktif secara fisik. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan dorongan untuk menjalani hidup yang lebih aktif dan seimbang.

BACA JUGA: Munaslub Gulingkan Bahlil Kian Menguat, Begini Respons Fungsionaris Golkar

Peneliti Utama Jakpat, Farida Hasna, mengatakan tahun ini mereka melihat perubahan perilaku yang positif, meskipun masih berlangsung secara bertahap. "Konsumsi air meningkat, kesadaran akan bahaya gula meningkat, dan semakin banyak orang yang berupaya menjalani pola makan seimbang. Ini berarti kebiasaan hidup sehat mulai menjadi bagian dari rutinitas masyarakat," kata Hasna.

Di satu sisi, kekhawatiran akan penyakit juga memengaruhi gaya hidup. Tiga dari lima responden khawatir tentang diabetes. Kekhawatiran masyarakat Indonesia lain yaitu pada gangguan pencernaan (53%) dan kolesterol (50%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news