UGM Kirim 15 Tenaga Medis Dukung Penanganan Bencana di Sumatera

3 days ago 10

UGM Kirim 15 Tenaga Medis Dukung Penanganan Bencana di Sumatera Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM mengirim belasan tenaga medis untuk mendukung penanganan darurat di lokasi bencana Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh. - Istimewa // UGM 

Harianjogja.com, SLEMAN—Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM mengirim 15 tenaga medis lintas disiplin untuk mendukung penanganan darurat bencana di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM mengirim belasan tenaga medis untuk mendukung penanganan darurat di lokasi bencana Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.

Wakil Dekan Bidang Kerja sama, Alumni, dan Pengabdian kepada Masyarakat FK-KMK, Sudadi, menjelaskan bahwa sejak Selasa (2/12/2025) Tim Pengabdian FK-KMK UGM telah mengerahkan dua tenaga medis yang meliputi dokter bedah dan dokter manajemen bencana di wilayah Aceh.

"Disusul dengan 13 tenaga medis yang disesuaikan dengan disiplin masing-masing," terang Sudadi pada Kamis (4/12/2025).

Sudadi bilang Tim Pengabdian FK-KMK UGM yang dikerahkan telah dirancang secara terstruktur dengan kerja sama dalam jejaring Academic Health System (AHS) yang melibatkan 15 rumah sakit yang ada di Yogyakarta.

Dijelaskan Sudadi, anggota yang akan dikerahkan terdiri dari lintas disiplin. Formasi tim mencakup dokter bedah, dokter penyakit dalam, dokter anak, perawat, perawat anestesi, ahli gizi, serta tenaga teknik yang bertugas menyiapkan kebutuhan dasar seperti air dan listrik. Dia menyampaikan bahwa pengabdian ini juga melibatkan mahasiswa, termasuk peserta program spesialis, untuk berkolaborasi dalam misi kemanusiaan ini.

Tim Pengabdian FK-KMK UGM, lanjut Sudadi, menerapkan pendekatan bertahap dengan menurunkan tim manajemen bencana. Hal ini ditujukan sebagai langkah awal dalam melakukan asesmen kebutuhan di lapangan.

"Kami di FK-KMK itu ada tim bencana, memang kami membentuknya sudah sejak lama dan ini merupakan yang terstruktur," ujarnya.

Aceh Utara dipilih UGM sebagai lokasi prioritas karena wilayah tersebut mencatat dampak bencana yang paling signifikan. Dia berujar bahwa penetapan prioritas ini dilakukan setelah tim berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

Selain itu, tim lanjut Sudadi juga mengajukan proposal pengabdian masyarakat melalui skema Design Tech dan menjalin kerja sama dengan Universitas Teuku Umar di Meulaboh. Apabila proposal kerja sama ini disetujui, UGM disebut Sudadi akan kembali memberangkatkan tim ke Aceh dengan sasaran Aceh Barat.

"Kalau nanti skema ini disetujui, kami akan memberangkatkan tim yang kedua itu ke Aceh Barat, bekerja sama dengan tim inti di Universitas Teuku Umar, dan nanti sasarannya itu di Aceh Barat," tandasnya.

Tidak sebatas pada penanganan awal, tim pengabdian berencana merancang rangkaian misi pengabdian dengan mengirim empat sampai lima kali pemberangkatan hingga kondisi yang terdampak memasuki tahap pemulihan. Tim berencana akan membentuk emergency team FK-KMK UGM sebagai upaya mitigasi bencana.

"Kami sudah melatih rumah sakit-rumah sakit yang ada di sekitar Jogja ini sebagai tenaga cadangan. Jadi, pada saat kita ada bencana, kita berkoordinasi siapa saja yang bisa berangkat sehingga orang-orang ini sudah terlatih," ujarnya.

Anggota Tim Pengabdian FK-KMK UGM, dr. Agung Widianto, bersama dengan Apt. Gde Yogadhita, ditugaskan memetakan kondisi lapangan, persiapan operasional pemberangkatan tim selanjutnya, kebutuhan rumah sakit yang membutuhkan bantuan, dan kesiapan logistik.

"Dengan pemberangkatan tim asesmen, yakni saya dan Apt. Gde selaku ahli manajemen dan epidemiologi bencana, kami berdua bisa saling melengkapi dalam hal pembuatan perencanaan, persiapan operasional pemberangkatan tim, dan kesiapan logistik tim serta RS sasaran," ujarnya.

Di Banda Aceh, tim asesmen mendapati bahwa wilayah tersebut meski tidak terdampak langsung oleh banjir, masih terdapat permasalahan seperti kelangkaan BBM, gas, dan pemadaman listrik bergilir. Agung menilai kondisi ini masih relatif aman, walaupun tujuan utama tim menuju Aceh Utara masih terkendala akibat minimnya transportasi dan sulitnya jalur masuk.

Dari asesmen tersebut, tim kata Agung berinisiatif berkomunikasi dengan petugas di lapangan melalui jaringan internet Starlink di HEOC Dinas Kesehatan Aceh guna menentukan titik-titik yang paling membutuhkan bantuan. Kata Agung, karakteristik bencana kali ini lebih menyerupai situasi pasca-tsunami yang membutuhkan persoalan logistik dibanding permasalahan kesehatan.

"Tantangan utama yang kami dan masyarakat hadapi bukan lagi pada kasus kesehatan gawat darurat, tetapi pada persoalan logistik, transportasi, listrik, dan internet. Masalah kesehatan yang muncul lebih banyak terkait penyakit pasca-bencana," tegasnya.

Dengan pengiriman 15 tenaga medis lintas disiplin ini, UGM berupaya memberikan dukungan maksimal dalam penanganan bencana di Sumatera dan memperkuat respons kemanusiaan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news