Wakil Bupati Sleman Tekankan Kerja Kolaboratif untuk Tekan Stunting

5 hours ago 1

Harianjogja.com, SLEMAN—Prevalensi tengkes atau stunting di Kabupaten Sleman menunjukkan tren penurunan, mengacu data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM).

Pada 2024, angka stunting di Kabupaten Sleman turun 0,1 persen dibanding tahun sebelumnya, menjadi 4,41 persen. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman optimistis angka stunting turun lagi, mengikuti tren pada tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Cegah Risiko Jangka Panjang, Pemkab Bantul Intensifkan Pendampingan Stunting

Penurunan angka stunting di Bumi Sembada tidak lepas dari upaya intervensi yang dilakukan oleh Pemkab Sleman.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Sleman, Novita Krisnaeni, mengatakan, pada 2025 digeber program Genting di enam kapanewon untuk mengatasi stunting.

"Enam kapanewon yang kami sasar mempunyai prevalensi stunting di atas rata-rata kabupaten," terangnya, belum lama ini.

Guna menyukseskan program itu, pihaknya berkolaborasi dengan Baznas Kabupaten Sleman dan Bank Sleman melalu pemberian nutrisi kepada keluarga berisiko stunting.

"Ada dukungan nutrisi berupa paket telur bernama Telur Bahagia untuk ibu hamil dan anak usia di bawah usia 23 bulan," imbuh Novita.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengemukakan, beberapa inovasi dilakukan Pemkab Sleman untuk menekan angka stunting pada 2025.

"Antara lain Gambang Stunting atau Gerakan Ajak Menimbang Cegah dan Atasi Stunting dan Pecah Ranting Hiburan e Rakyat atau Pencegahan Rawan Stunting Hilangkan Gizi Buruk Tingkatkan Ekonomi Rakyat," paparnya.

Ada pula, sebut Danang, pemberian beras fortifikasi dan inovasi Canting Gading atau Pencegahan Stunting melalui Audit Kasus Stunting Berbasis Wilayah Kalurahan. "Kami juga memberdayakan keluarga, khususnya golongan rentan, dalam program percepatan penurunan angka stunting," ujarnya.

Lebih lanjut, sambung Danang, guna percepatan penurunan stunting, selain memberi tahapan gizi dan layanan kesehatan, Pemkab Sleman berupaya untuk mengajak perubahan perilaku serta membangun ketahanan sosial-ekonomi masyarakat.

Menurutnya, upaya-upaya tersebut dilakukan untuk pemenuhan hak anak atas kesehatan, pemenuhan gizi, dan lingkungan yang layak untuk anak.

"Upaya percepatan penurunan stunting merupakan kerja kolaboratif yang membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk kader posyandu, guru PAUD, penyuluh pertanian, tokoh masyarakat, dan keluarga itu sendiri," tegas Danang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news