Apakah Kondisi Medis Membuat Anda Mudah Marah?

18 hours ago 5

Exhibition Scoopy x Kuromi - Klikpositif

KLIKPOSITIF – Rasa marah adalah emosi yang wajar dan sehat. Namun, jika amarah muncul terlalu sering atau meledak-ledak, hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Terkadang, kemarahan muncul karena ada emosi yang belum terselesaikan — tetapi dalam beberapa kasus, penyebabnya bisa jadi bersumber dari kondisi medis tertentu atau efek samping pengobatan.

Dilansir dari laman WebMd, berikut beberapa kondisi kesehatan yang dapat memicu atau memperburuk rasa marah

Baca Juga

1. Demensia

Pada berbagai jenis demensia, seperti Alzheimer atau Lewy Body Dementia, perubahan perilaku termasuk ledakan amarah bisa muncul seiring perkembangan penyakit. Orang yang mengidap demensia sering merasa frustrasi, terutama ketika mereka kesulitan berkomunikasi atau merasakan ketidaknyamanan fisik yang sulit dijelaskan. Bagi para pengasuh, memahami bahwa amarah ini adalah gejala medis, bukan perilaku disengaja, bisa membantu mereka lebih sabar dan mencari solusi yang tepat.

2.Obat Kecemasan atau Pil Tidur

Obat dari golongan benzodiazepine sering diresepkan untuk mengatasi gangguan kecemasan seperti panic disorder, PTSD, atau OCD, dan juga untuk membantu insomnia. Meski jarang, efek samping yang mungkin muncul adalah ledakan amarah. Risiko ini lebih tinggi pada orang yang sebelumnya sudah memiliki kecenderungan agresif.

3. Autisme

Bagi individu dalam spektrum autisme, kemarahan bisa muncul secara tiba-tiba dan menghilang dengan cepat. Pemicunya beragam — mulai dari stres, kelebihan rangsangan sensorik, perubahan rutinitas, hingga perasaan diabaikan. Kesulitan berkomunikasi juga bisa membuat seseorang dengan autisme tidak sadar bahwa mereka sedang marah. Meningkatkan kesadaran diri dan mengenali pemicu emosi dapat menjadi langkah awal untuk membantu mengelola amarah dengan lebih baik.

4. Kolesterol

Obat penurun kolesterol, seperti statin, telah dikaitkan dalam beberapa penelitian dengan peningkatan agresivitas. Para ahli menduga, kadar kolesterol yang terlalu rendah dapat menurunkan serotonin — hormon yang berperan dalam mengatur suasana hati. Akibatnya, seseorang bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau bahkan merasa murung.

5. Depresi

Iritabilitas atau mudah tersinggung sering menjadi tanda depresi. Pada pria, kondisi ini kadang muncul dalam bentuk ledakan emosi yang keras. Beberapa ahli menyebut depresi sebagai “amarah yang diarahkan ke dalam diri sendiri,” namun pada kenyataannya, emosi itu juga bisa keluar dalam bentuk kemarahan terhadap orang lain. Kabar baiknya, depresi dapat diobati melalui kombinasi terapi psikologis dan pengobatan.

6. Diabetes

Mendapat diagnosis diabetes bisa memunculkan banyak emosi — mulai dari takut, marah, hingga frustrasi karena harus mengubah gaya hidup. Selain itu, kadar gula darah yang rendah juga dapat memicu amarah karena hormon yang mengatur gula darah berhubungan erat dengan hormon pengatur stres. Menjaga kadar gula tetap stabil dapat membantu mengendalikan suasana hati dan mencegah perubahan emosi yang ekstrem.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news