Bek tengah PSIM Jogja U16, Kenzie Satrio Utomo saat melakoni sesi latihan. Ist - Dok. PSIM Jogja
Harianjogja.com, JOGJA—Bek tengah PSIM Jogja U16 Kenzie Satrio Utomo terpilih mengikuti program EPA Future Star di Spanyol sebagai bagian pembinaan pemain muda Elite Pro Academy Super League.
Ia menjadi salah satu pemain muda yang terpilih mewakili klub peserta Elite Pro Academy Super League 2025/2026.
Pemain kelahiran Jogja, 20 Januari 2010, itu dijadwalkan menjalani pemusatan latihan di Barcelona pada 21 Februari hingga 7 Maret 2026. Program EPA Future Star ini merupakan bagian dari pembinaan pemain muda yang diinisiasi ILeague untuk memberikan pengalaman internasional sejak usia dini.
Kesempatan mengikuti EPA Future Star diraih Kenzie setelah menunjukkan performa konsisten bersama PSIM Jogja U16 sepanjang kompetisi Elite Pro Academy. Persaingan ketat antarpemain dari berbagai klub membuat peluang berangkat ke Spanyol menjadi pencapaian penting dalam perjalanan kariernya.
“Sangat bersyukur dan bangga bisa terpilih mengikuti program ini. Ini kesempatan yang sangat berharga karena tidak semua pemain bisa mendapatkannya,” kata Kenzie melalui keterangan resmi, Jumat (19/12/2025).
Perjalanan Kenzie di dunia sepak bola dimulai sejak usia sembilan tahun. Ia mengaku ketertarikannya pada olahraga ini tidak lepas dari peran sang ayah, Suparmo, yang juga memiliki latar belakang sebagai pesepak bola.
“Awalnya main bola di kampung. Ayah kan dulunya juga pemain bola, jadi saya sering diajak dan diajari langsung oleh Ayah. Setelah itu, baru saya masuk SSB,” jelasnya.
Kenzie sempat menimba ilmu di SSB RMF UNY, sebelum melanjutkan pembinaan di Mataram Utama. Pada usia 13 tahun, ia lolos seleksi dan bergabung dengan skuad EPA U16 PSIM Jogja berkat dukungan penuh dari orang tuanya.
Untuk dapat mengikuti program EPA Future Star, Kenzie melewati tahapan seleksi panjang sejak September hingga November 2025. Proses seleksi meliputi penyaringan internal klub, seleksi nasional antarklub di Jakarta, hingga tes khusus yang dipantau langsung pelatih metode Ekkono dari Spanyol.
“Selama seminggu di Jakarta, kami mengikuti pelatihan metode Ekkono yang datang langsung dari Spanyol. Ada latih tanding lewat gim antarpemain, dan ada juga tes IQ,” ucapnya.
Pengagum bek Liverpool Virgil van Dijk ini menilai metode latihan Ekkono memiliki perbedaan signifikan dibanding latihan rutin di klub. Menurutnya, pendekatan taktik dan teknik diberikan lebih detail dengan intensitas tinggi.
“Latihan dengan pelatih Ekkono itu beda. Intensitasnya lebih tinggi dibanding latihan di sini. Kalau di sana lebih menekankan ke teknik,” katanya.
Menjelang keberangkatan ke Spanyol, Kenzie menegaskan komitmennya untuk tetap rendah hati dan fokus belajar. Ia berharap pengalaman mengikuti EPA Future Star di Eropa dapat meningkatkan kualitas permainan dan dibagikan kepada rekan setimnya sepulang dari Barcelona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

7 hours ago
2
















































