Dewan Usul Peduli Lingkungan Masuk Program Makassar Creative Hub

2 weeks ago 16
Dewan Usul Peduli Lingkungan Masuk Program Makassar Creative HubAnggota DPRD Kota Makassar, Fahrizal Arrahman Husain, (Dok: Sinta Kabar Makassar).

KabarMakassar.com — Anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi PKB, dr. Fahrizal Arrahman Husain, mendorong Pemerintah Kota Makassar agar menjadikan Makassar Creative Hub sebagai ruang kolaborasi yang tidak hanya fokus pada pemberdayaan ekonomi kreatif, tetapi juga melibatkan komunitas peduli lingkungan sebagai bagian dari gerakan sosial produktif.

Menurutnya, program Makassar Creative Hub yang digagas Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, berpotensi besar menjadi wadah pengembangan keterampilan, inovasi, dan solusi bagi persoalan sosial kota. Namun, ia mengingatkan agar program tersebut tidak sekadar menjadi pelengkap dari tujuh program unggulan yang telah lebih dulu populer di masyarakat.

“Jangan sampai Makassar Creative Hub hanya tempelan dari program lain yang sudah punya branding kuat, seperti stadion, seragam gratis, layanan kesehatan, dan super apps,” tegas Fahrizal di Makassar, Rabu (5/11).

Fahrizal menekankan bahwa program ini harus berbasis pada output dan outcome yang terukur, bukan hanya seremonial atau kegiatan rutin tanpa arah jelas. Ia mencontohkan pendekatan berbasis hasil seperti di dunia medis yang dapat diterapkan dalam pengelolaan Creative Hub.

“Dalam video Wali Kota disebutkan tujuannya untuk mengurangi pengangguran. Maka yang masuk ke Creative Hub harus betul-betul dibekali skill dan pengetahuan agar mereka bisa membuka lapangan kerja atau membangun UMKM. Kalau itu tercapai, PAD Makassar juga bisa meningkat,” ujarnya.

Sebagai anggota Komisi D DPRD Makassar yang membidangi kesejahteraan rakyat dan pendidikan, Fahrizal mengaku telah mempertanyakan langsung pelaksanaan Makassar Creative Hub kepada Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar. Ia menilai program ini harus melibatkan banyak dinas lintas sektor, bukan hanya satu instansi.

“BRIDA harus dimanfaatkan untuk memetakan sektor kerja apa yang dibutuhkan dan diminati masyarakat. Jangan sampai hanya mengumpulkan banyak orang tanpa kejelasan arah,” jelasnya.

Politisi muda PKB itu juga mengusulkan agar DPRD Kota Makassar dilibatkan secara aktif dalam proses perencanaan dan pengawasan pelaksanaan program.

Menurutnya, para anggota dewan memiliki kedekatan langsung dengan masyarakat dan memahami kebutuhan konstituen, terutama terkait lapangan kerja dan pengembangan keterampilan.

“Kami punya konstituen yang sering bertanya soal peluang kerja. Jadi penting agar kebutuhan masyarakat bisa disalurkan melalui program ini,” kata dr Fahrizal.

Ia menilai keterlibatan DPRD akan memperkuat transparansi sekaligus memperluas jangkauan manfaat Makassar Creative Hub di seluruh kecamatan.

Lebih jauh, Fahrizal menyoroti potensi besar anak muda peduli lingkungan untuk dijadikan bagian dari Makassar Creative Hub. Ia mencontohkan keberhasilan komunitas lokal yang digagasnya sendiri, yakni “Hantu Kanal”, yang aktif membersihkan kanal dan got di kawasan Barana dan Maccini Gusung.

“Mereka mirip Pandawara. Kalau dikelola dengan baik, kanal bisa bersih, jadi tempat wisata, bahkan alternatif transportasi. Anak-anak muda seperti ini harus dimasukkan dalam Creative Hub,” ujarnya.

Menurut Fahrizal, anak muda seperti anggota komunitas Hantu Kanal tidak hanya memiliki semangat sosial tinggi, tetapi juga mencerminkan model baru dari ekonomi kreatif berbasis lingkungan.

“Kalau dikelola secara profesional, kegiatan sosial lingkungan seperti ini bisa menjadi bagian dari ekonomi sirkular, misalnya dengan pengelolaan sampah daur ulang, wisata edukasi kanal, atau usaha berbasis komunitas,” jelasnya.

dr Fahrizal menegaskan bahwa Makassar Creative Hub harus benar-benar menjadi program strategis dan berkelanjutan, bukan hanya simbol inovasi di atas kertas. Ia meminta agar Pemkot Makassar menyusun indikator kinerja yang jelas, termasuk target jumlah penerima manfaat, hasil pelatihan, dan dampak terhadap pengurangan pengangguran di kota ini.

“Program ini punya potensi besar jika dijalankan serius. Tapi kalau hanya jadi tempelan tanpa arah jelas, akan sulit dirasakan masyarakat,” pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news