KLIKPOSITIF – “Anak saya nggak pernah mau cerita tentang harinya di sekolah!” — keluhan ini sangat sering didengar oleh para terapis dan orang tua. Padahal, kebanyakan orang tua hanya ingin tahu sedikit saja tentang dunia anaknya. Namun pertanyaan klasik seperti “Gimana sekolah hari ini?” biasanya hanya dijawab dengan satu kata: “Biasa aja.”
Sebagai seorang psikoterapis, Amy Morin mendorong orang tua untuk bertanya dengan cara yang lebih hangat dan bermakna. Menurutnya, pertanyaan yang tepat bisa menumbuhkan kesadaran emosional, kemampuan memecahkan masalah, empati, dan pola pikir berkembang (growth mindset) pada anak.
Dilansir dari laman CNBC, berikut tujuh pertanyaan yang bisa membuka percakapan lebih dalam, sekaligus membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara mental.
1. Bagian terbaik dari harimu apa?
Pertanyaan ini mendorong anak untuk memusatkan perhatian pada hal-hal positif. Bagi anak yang sering merasa sekolah membosankan, ini membantu mereka belajar bersyukur dan berpikir optimis.
Agar lebih natural, orang tua bisa mulai dulu: “Bagian terbaik dari hariku tadi saat aku bisa jalan kaki waktu makan siang. Kalau kamu, apa yang paling seru hari ini?” Anak mungkin menjawab, “Aku main bola waktu istirahat!”
2. Kesalahan apa yang kamu pelajari hari ini?
Ini membantu anak memahami bahwa buat kesalahan itu wajar. Dengan membicarakan kesalahan tanpa rasa malu, anak belajar mengambil hikmah dan berani mencoba lagi.
Gunakan nada penasaran, bukan menghakimi: “Ada hal yang kamu mau lakukan beda kalau bisa diulang?” Jawabannya bisa sederhana: “Aku lupa bawa buku, jadi nanti malam aku siapin dari sekarang.”
3. Siapa yang kamu banggakan hari ini?
Pertanyaan ini mengajak anak melihat kebaikan orang lain dan melatih empati. Dari sini, orang tua juga bisa tahu siapa teman dekat anak dan nilai apa yang mereka anggap penting.
Bisa juga dibuat lebih spesifik: “Ada yang kamu lihat berusaha keras hari ini?” Anak mungkin berkata, “Temanku berani baca puisi di depan kelas,” atau bahkan, “Aku bangga karena mau berbagi bekal sama teman.”
4. Apa satu hal yang bisa bikin harimu lebih baik?
Pertanyaan ini membantu anak mengenali rasa kecewa atau frustrasi, sekaligus belajar mencari solusi.
Bisa dibuat ringan: “Kalau kamu punya tongkat ajaib buat ubah satu hal dari hari ini, itu apa?” Jawabannya bisa imajinatif, seperti, “Aku mau punya waktu lebih buat ngerjain proyek gambar, mungkin aku bawa pulang buat diselesaikan.”
5. Siapa yang kamu bantu hari ini?
Pertanyaan ini mengajarkan anak untuk berbuat baik tanpa pamrih. Jika ditanyakan rutin, anak akan terbiasa mencari cara kecil untuk membantu.
Contohnya, “Gimana kamu jadi ‘pembantu kecil’ hari ini?” Anak bisa menjawab sederhana, “Aku bantu guru bagi-bagi kertas.” Tapi maknanya besar: tumbuhnya rasa tanggung jawab dan empati.
6. Hal paling menarik apa yang kamu pelajari hari ini?
Alih-alih menekankan nilai akademik, pertanyaan ini menumbuhkan rasa ingin tahu dan cinta belajar.
Anak mungkin menjawab hal tak terduga, seperti, “Ternyata guru musikku bisa main biola!” Tunjukkan minat dan teruskan obrolan dengan pertanyaan lanjutan agar mereka merasa didengar.
7. Ada hal baru yang pengin kamu coba?
Pertanyaan ini mendorong anak untuk keluar dari zona nyaman. Mereka belajar bahwa tidak apa-apa mencoba sesuatu yang baru, meskipun belum tentu langsung bisa.
Kalau anak tampak ragu, bantu dengan ide: “Ada klub atau kegiatan yang kamu pengin coba sekali aja?” Mengetahui bahwa mereka tak harus berkomitmen selamanya bisa membuat mereka lebih berani mencoba hal baru.

1 week ago
14


















































