Ilustrasi penggunaan QRIS. - Antara
Harianjogja.com, JOGJA— Belum lama ini ramai diperbincangkan tentang Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) palsu di kawasan Pujasera depan Telkom University (Tel-U), Bandung. QRIS palsu ini ditempel oleh orang tak dikenal di atas QRIS asli milik pedagang warung.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hermanto mengatakan sampai saat ini BI DIY belum menerima laporan adanya kasus serupa. Dia meminta agar para pengguna QRIS bisa memastikan pembayaran QRIS sudah sesuai dengan merchant yang dituju, misalnya beli kopi A jangan sampai bayar ke yang lain.
"Kalau pemalsuan gak bisa cegah cegahnya dari kita sebagai pengguna," ucapnya, Sabtu (18/10/2025).
Menurutnya ini sudah masuk ke ranah pidana, jika di lapangan ada kejadian serupa ia menyarankan untuk dilaporkan saja, nantinya akan diproses. Sejauh ini, kata Hermanto, laporan terkait QRIS yang diterima BI DIY adalah masih adanya tambahan biaya transaksi.
Dari laporan ini, dia sebut, BI DIY memproses dan melaporkan ke Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) nya baik bank dan non bank. "Kalau gak sesuai aturan kami akan kembalikan ke PJP nya," lanjutnya.
Ia menyampaikan capaian QRIS sampai Agustus 2025 untuk merchant UMKM sudah mencapai sekitar 974.000 merchant atau hampir 1 juta. Hermanto menjelaskan untuk volume transaksinya per Agustus 2025 di satu bulan saja sebanyak 64 juta kali transaksi, jika dibagi 30 hari sekitar 2,1 juta transaksi per hari di DIY, nilainya Rp5,14 triliun.
"Saya rasa peningkatan cukup pesat karena Rp5,14 t ini per Agustus 2025 dibandingkan Desember 2023 yang hanya Rp1 triliun naiknya lebih 5x lipat," jelasnya.
Menyikapi semakin pesatnya transaksi digital, dia mengatakan dibutuhkan literasi transaksi keuangan. Sebab menurut Hermanto semakin banyak yang menggunakan dunia digital harus semakin tahu juga resikonya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta mengatakan BI mencatat sampai dengan semester I 2025 QRIS telah menjangkau 57 juta pengguna dan 39,3 juta merchant yang 93,16% di antaranya adalah UMKM. Sementara untuk transaksinya mencapai 6,05 miliar transaksi senilai Rp579 triliun.
Hingga akhir 2025 QRIS ditargetkan menjangkau 58 juta pengguna, 40 juta merchant, dan 6,5 miliar transaksi. "Inovasi sistem pembayaran tidak hanya berbicara tentang teknologi. BI percaya bahwa digitalisasi juga harus berjalan selaras dengan budaya, pariwisata, dan kehidupan masyarakat sehari-hari," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News