Dalam 5 Bulan Leptospirosis Renggut Lima Nyawa di Boyolali

5 hours ago 4

Harianjogja.com, BOYOLALI--Dinas Kesehatan Boyolali mencatat sejak Januari-Mei 2025 terdapat sebanyak 18 kasus leptospirosis di Kabupaten setempat . Dari belasan kasus tersebut, terdapat lima kasus kematian termasuk ibu hamil.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Boyolali, Teguh Tri Kuncoro, memaparkan 18 kasus tersebut tersebar di sembilan kecamatan yaitu Ampel, Boyolali, Mojosongo, Banyudono, Sawit, Simo, Sambi, Nogosari, dan Ngemplak.

Ia memerinci di Kecamatan Ampel, Boyolali, Mojosongo, Banyudono, Sawit, dan Simo masing-masing terdapat satu kasus. Di Sambi dan Ngemplak masing-masing tiga kasus dan terbanyak di Nogosari dengan enam kasus.

“Untuk yang meninggal dunia di Kecamatan Boyolali 1 orang, Banyudono 1 orang, Sambi dua orang, dan Simo 1 orang. Waktu kematian ada Februari 1 orang, Maret 1 orang, April 1 orang, dan Mei dua orang,” kata dia saat dihubungi Espos pada Senin (7/7/2025).

Sementara itu, Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, menjelaskan leptospirosis adalah salah satu penyakit zoonosis yaitu penyakit infeksi virus atau bakteri yang ditularkan dari hewan ke manusia. Virus atau bakteri ini mudah menginfeksi melalui luka yang terbuka.

Infeksi bakteri leptospira yang terkandung dalam kencing tikus dan masuk melalui luka dapat memicu kerusakan ginjal dan hati hingga menyebabkan kematian.

Puji menjelaskan pihaknya tidak tinggal diam dengan adanya kasus tersebut. Dinkes Boyolali melakukan kegiatan promotif lewat media sosial soal penyebab dan kewaspadaan leptospirosis. Pihaknya bersama Dinas Peternakan dan Perikanan juga melaksanakan pengambilan di lokasi penyebaran leptospirosis.

Ia mengatakan ada salah satu ibu hamil yang meninggal dunia. Puji mengatakan perempuan tersebut hamil 24 pekan.

“Sudah ditangani di rumah sakit, dirujuk dari rumah sakit swasta ke RSUD Pandan Arang. Tapi di sana tiba-tiba liver rusak, mata ikterik, dan sebagainya,” kata dia.

BACA JUGA: Mantan Pegawai Bank BUMN Ditetapkan Tersangka Korupsi Kredit Fiktif Rp1 Miliar, Gunakan Identitas Palsu

Selanjutnya pasien tersebut dites penyakit leptospirosis dan ternyata benar positif. Puji mengatakan kasus leptospirosis memiliki dua jenis yaitu ganas dan biasa. Ia mencurigai kasus yang terjadi pada kematian ibu hamil masuk kategori ganas.

“Jadi bakteri leptospira itu tergantung ketularan yang ganas atau biasa saja. Ketika kena yang ganas, bisa jadi sehari-dua hari tiba-tiba enggak ada. Kalau yang biasa, insyaAllah sembuh,” kata dia.
Penyelidikan Epidemiologis

Selanjutnya, ia mengatakan Dinkes Boyolali sempat melaksanakan penyelidikan epidemiologis pengambilan sampel di wilayah Desa Jeron, Nogosari. Tikus-tikus dibasmi dan diambil ginjal tikus untuk dicek ke laboratorium.

“Alhamdulillah kasus yang di Jeron sembuh semuanya. Di sana dipilih untuk pengambilan sampel karena sempat ada riwayat kasus kematian karena leptospirosis,” jelas dia.

Ia mengatakan riwayat kasus di Jeron sempat ada kasus meninggal pada 2014 dan 2017 berhasil sembuh. Kemudian, terjadi pada 2025 ini.

Puji mengatakan pengecekan untuk melihat apakah komunitas tikus di Jeron membawa kuman leptospira. Padahal, kencing tikus bisa di mana-mana tak hanya sawah tapi juga rumah. Hal tersebut sangat potensial mengakibatkan leptospirosis.

“Yang rawan kena tentu yang bekerja di tempat kotor seperti pemulung, orang yang di sawah, tukang kebun, tukang bersih-bersih,” kata dia.

Ia mengatakan gejala awal dari leptospirosis hampir mirip seperti flu, tipes, hingga demam berdarah yaitu adanya panas. Yang membedakan adalah hasil laboratoriumnya.

Kemudian, diikuti dengan gejala lain seperti nyeri sendi, panas, nyeri ulu hati, kekuningan atau ikterik. Selain itu. ada gejala khusus yang hanya ditemui pada penyakit ini, yakni nyeri otot bagian betis.

Ia mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sawah dan daerah habis banjir untuk berhati-hati karena ada kemungkinan kencing tikus akan menyebar melalui air.

“Penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi, ke liver, jantung, otak, dan sebagainya,” kata dia.

Puji juga mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan bertanggung jawab akan kebersihan lingkungan tempat tinggal sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : espos.id

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news