Dirut Bank Bapas 69 Simpan Kain Kafan di Ruang Kerja, Ada Pesan Mendalam di Baliknya

3 weeks ago 16

Dirut Bank Bapas 69 Simpan Kain Kafan di Ruang Kerja, Ada Pesan Mendalam di Baliknya Direktur Utama Bank Bapas 69, Rohmad Widodo menerima kenang-kenangan dari Direktur Bisnis Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono dalam kunjungan, Kamis (3/7/2025). - Dok/Harian Jogja.

MAGELANG—Suasana nyaman langsung terasa ketika membuka pintu paling sudut di lantai 2 Gedung Pusat Bank Bapas 69. Satu set sofa seolah siap menyambut tamu yang datang menemui Direktur Utama Bank Bapas 69, Rohmad Widodo di ruangannya tersebut. Di sisi lainnya, meja kerja besar dan mengkilap menjadi tempat pemimpin tertinggi di bank milik Pemerintah Kabupaten Magelang tersebut untuk mencermati neraca, memastikan operasional perusahaan berjalan baik.

Ada yang menarik di sudut ruangan berukuran sekitar 5x5 meter tersebut. Di almari samping meja kerja, terdapat pajangan dalam sebuah kotak kaca. Benda di dalam kotak tersebut pasti akan mengundang perhatian yang melihatnya. Kain putih polos yang dilipat seadanya, bertumpuk di dalam kotak kaca yang bening, sehingga terlihatdari luar.

“Iya, itu mori, kain kafan yang digunakan untuk membungkus jenazah saat dimakamkan,” kata Rohmad Widodo ketika Direktur Bisnis Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono menanyakan pajangan tersebut, saat berkunjung, Kamis (3/7/2025).

BACA JUGA: Sekolah Rakyat di Temanggung Bakal Dilengkapi Asrama, Siswa dan Guru Wajib Tes Kesehatan

Direktur yang sudah lima tahun menjabat itu pun menjelaskan dirinya sengaja meletakkan kain kafan di almari ruang kerjanya. Ada cerita menarik yang menjadi latar belakangnya. Sekitar dua tahun lalu Bank Bapas 69 seperti biasa, mengadakan pengajian rutin setiap dua pekan. Pada saat itu, materinya adalah pemulasaran jenazah dan dilakukan praktek langsung.

“Waktu praktek, ada yang jadi model. Saat ditawarkan siapa yang bersedia jadi model, peserta tidak ada yang mau. Jadi, saya yang maju jadi model jenazahnya. Kain kafan pun disiapkan dan diukur sesuai ukuran saya, termasuk jilbab dan talinya, lalu untuk praktek,” jelasnya.

Praktik berjalan lancar dan setelah acara, kain kafan tersebut hendak disimpan. Saat itulah Rohmad berpikir, mengapa tidak sebaiknya disimpan sendiri saja karena ukuran sudah dipotong sesuai untuk dirinya. Akhirnya, kain tersebut dibelinya dan kemudian disimpan. Tak ingin menjadikannya barang tersembunyi, ia pun memilih menyimpannya dalam kotak kaca di almari.

Rohmad secara jujur mengatakan tidak ada wasiat khusus baik kepada keluarga maupun karyawannya bahwa kain tersebut besok harus digunakan ketika dirinya menuju peristirahatan terakhir. Namun, direktur berusia 52 tahun tersebut mengungkapkan ada banyak manfaat yang diperolehnya dari memajang kain kafan tersebut.

“Di meja kerja itu, saya sering menandatangani keputusan atau kebijakan, dan berhadapan dengan orang yang mengajukan permohonan-permohonan. Saat itulah, ketika mau mengambil keputusan dan kebijakan, saya melihat kain kafan itu, yang kemudian mengingatkan saya agar mengambil kebijakan yang sesuai aturan. Jika ada godaan untuk mengambil keuntungan yang di luar aturan, saya seperti diingatkan bahwa nanti ketika mati, jabatan dan kekayaan akan ditinggal di dunia, yang dibawa mati hanya amalan. Sehingga keputusan yang saya ambil harus yang sesuai aturan,” tuturnya.

Kain kafan itu benar-benar bermanfaat. Simbol pengingat ini selalu mendampingi setiap keputusan-keputusan yang diambil oleh Rohmad Widodo. Hasilnya, performa dan pertumbuhan positif Bank Bapas 69 yang tahun ini memasuki usia 56 tahun. Bahkan, bank dengan slogan Bank-nya UMKM ini berhasil meraih berbagai penghargaan.

Dalam Top BUMD Awards Tahun 2024, PT BPR Bank Bapas 69 berhasil memboyong penghargaan kategori Top BUMD 2024 Stars 5 (bintang lima) serta penghargaan Platinum Trophy. Bank Bapas 69 Magelang dinilai memiliki pencapaian kinerja, kepemimpinan, dan manajemen yang baik serta selaras dengan visi BUMD. Total aktiva atau aset perusahaan saat ini sebesar lebih dari Rp1,5 triliun, tergolong besar untuk BPR.

BACA JUGA: Ribuan Umat Buddha Ikuti Indonesia Tipitaka Chanting di Candi Borobudur

Pada kondisi ekonomi yang sedang melambat di tahun ini, Rohmad mengungkapkan pertumbuhan Bank Bapas 69 masih baik dengan tumbuhnya dua dari empat indikator yaitu pertumbuhan kredit, simpanan, pendapatan berbasis biaya dan perluasan saluran distribusi.

“Saat ini banyak BPR dalam kondisi sulit, tapi Bank Bapas tetap tumbuh baik. Ini bukan hanya dari kinerja, tetapi ada campur tangan dari luar yang membantu kami. Kedekatan dengan insan pers, kunjungan ke panti asuhan rutin dua kali setahun, kami memberikan bantuan uang dan beras, itu [dampaknya] luar biasa,” tuturnya.

Rohmad Widodo juga mengakui kekompakan tim di Bank Bapas 69 menjadi salah satu kunci kinerja yang bisa menghasilkan kesuksesan saat ini. “Kami memelihara kekompakan sebagai budaya kerja, ini merupakan warisan pimpinan terdahulu yang terus kami pupuk untuk terus membesarkan Bank Bapas 69,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news