Pemberian penghargaan oleh Deputi Bidang Karantina Hewan Barantin kepada mitra kerja atas peran serta dan sinergitas dalam membantu tugas pokok dan fungsi karantina di DIY. / ist
JOGJA—Karantina Yogyakarta, Badan Karantina Indonesia (Barantin) menginisiasi pembangunan portal DIY Cloud. Portal ini merupakan sebuah sistem ketertelusuran media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK) di DIY. Pembuatan portal ini bertujuan memudahkan ketertelusuran hasil produk pertanian dan perikanan di DIY.
Pembuatan portal itu disampaikan Kepala Karantina Yogyakarta, Ina Soelistyani, dalam kegiatan Workshop Penguatan Sistem Perkarantinaan Melalui Digitalisasi Ketertelusuran Media Pembawa HPHK, HPIK dan OPTK, yang diselenggarakan oleh Karantina Yogyakarta, Senin (9/12/2024).
Ina Soelistyani menjelaskan workshop dilaksanakan, dalam rangka mengetahui penerapan sistem ketertelusuran yang telah dan akan dibangun serta menyamakan persepsi seluruh instansi terkait.
“Penguatan sistem digitalisasi ketertelusuran nantinya akan mendukung pelaksanaan sistem ketertelusuran tersebut di Karantina Yogyakarta, guna mendukung pelayanan publik dan dalam rangka mewujudkan Barantin yang Kompeten, Unggul, Amanah, dan Tangguh Menuju Karantina Berkelas Dunia,” ujarnya seperti pernyataan tertulis kepada Harian Jogja, Selasa (10/12/2024).
Deputi Bidang Karantina Hewan Barantin, Sriyanto, menyampaikan sistem ketertelusuran dibangun dengan upaya dan kolaborasi bersama untuk pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK, HPIK, OPTK serta pengawasan dan pengendalian keamanan hayati dan nabati.
Penguatan sistem ketertelusuran secara internal didukung oleh sumber daya manusia dan infrastruktur yang tersedia.
“Pendekatan yang dibangun dalam sistem ketertelusuran karantina meliputi pendekatan hulu [pre-border], border [bandara dan pelabuhan] dan post border setelah komoditas terdistribusi [kegiatan monitoring dan pemantauan] dan penguatan yang mendukung sistem ketertelusuran meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia, digitalisasi dalam pelayanan dan penguatan laboratorium serta langkah menuju digitalisasi data meliputi standardisasi, integrasi dan penyusunan sistem digitalisasi,” jelas Sriyanto.
Terkait digitalisasi, Barantin sebagai lembaga baru telah berupaya membangun sistem dengan nama Best Trust, sebagai sistem untuk pelayanan karantina secara digital. Sistem ini sudah terkoneksi dengan SSM-QC, yang telah dibangun bersama Karantina dengan Bea Cukai.
“Kami juga mengembangkan E-Certificate, yang memungkinkan Negara tujuan dapat menelusuri dokumen Karantina bahkan sebelum barang datang,” jelas Ichwandi, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Barantin yang hadir sebagai salah satu narasumber.
Ichwandi optimis melalui pertemuan ini dapat dibangun sebuah portal DIY Cloud, sebagai sebuah sistem ketertelusuran yang dapat digunakan bersama oleh seluruh instansi yang ada di DIY. Sehingga ke depan juga dapat membantu para petani, peternak, pengusaha perikanan, untuk dapat mengembangkan usaha mereka. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News