Kepala SMAN 1 Boyolali, Bambang Prihantoro, berfoto bersama siswanya yang diterima di 10 universitas luar negeri, Charity Osya Irawan atau Caca, di sekolah setempat, Kamis (27/3/2025). - Solopos/Ni'matul Faizah.
Harianjogja.com, BOYOLALI—Kisah inspiratif datang dari SMAN 1 Boyolali, Jawa Tengah. Seorang siswi bernama Charity Osya Irawan diterima 10 perguruan tinggi luar negeri.
Perempuan yang akrab disapa Caca tersebut diterima di 10 perguruan tinggi luar negeri antara lain University of Nottingham Ningbo China - Bachelor of Finance, Accounting, and Management; Chinese University of Hong Kong, Shenzhen, China - Bachelor of Finance; University of Sydney, Australia - Bachelor of Economic and Advanced Studies; Monash University, Australia - Bachelor of Business and Bachelor of Banking and Finance.
Kemudian, University of New South Wales, Australia - Bachelor of Computer Engineering; KU Leuven, Belgium, Bachelor of Business Administration; Long Island University, United States - Bachelor of Finance; University of Toronto St. George, Canada - Bachelor of Commerce; University of Toronto Mississauga, Canada - Bachelor of Commerce; dan University of Toronto Scarborough, Canada - Bachelor of Management.
“Awal mulanya perjalanan itu karena saya ikut olimpiade sains nasional, saya ikut ekonomi dua kali, terus sering bergabung lomba dan ketemu teman-teman yang mendukung [untuk ke luar negeri]. Terus dari kecil saya ingin kuliah di luar negeri, jadi coba apply Beasiswa Indonesia Maju [BIM],” kata dia saat ditemui di SMAN 1 Boyolali, Kamis (27/3/2025).
Saat itu Iia terpilih menjadi 1 dari 400 orang yang mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju Persiapan. Di masa persiapan, ia mendapatkan bimbingan daftar kuliah, tes IELTS, tes SAT, hingga akomodasi pendaftaran perguruan tinggi luar negeri gratis. Ketika ada biaya pun, Caca bisa meminta reimburse.
Caca mengatakan telah mengikuti BIM persiapan lebih dari satu tahun. Di sana, ia semakin menemukan keinginannya untuk belajar di bidang ekonomi. “Saya coba apply dan Puji Tuhan keterima di 10 universitas. Untuk yang universitas yang saya inginkan sudah keterima itu di Kanada,” kata perempuan 17 tahun tersebut.
BACA JUGA: Inspiratif! Berawal dari Jual Pulsa Keliling, Pria Ini Punya 2 Showroom Mobil
Sebagai peserta dari BIM Persiapan, akhirnya pemerintah memberikan kesempatan untuknya mengajukan lebih lanjut untuk beasiswa bergelar. Ia menjelaskan beasiswa bergelar yaitu beasiswa untuk membiayai seluruh uang kuliah hingga uang sakunya.
Saat ini masih proses pengajuan dari berkas data untuk memperebutkan Beasiswa Indonesia Maju atau BIM Bergelar. Ia masih menunggu pengumumannya pada 21 April 2025. Ia menyiapkan rencana cadangan apabila kemungkinan terburuk terjadi, sudah ada salah satu universitas yang telah memberikan beasiswa parsial. Ia berharap bisa diterima di BIM Bergelar.
“Untuk persiapan uang pendaftaran dan sebagainya, Puji Tuhan gara-gara anak BIM. Nah, anak BIM dapat priviledge khusus yaitu semua biaya persiapan hingga pendaftaran universitas dikaver BIM. Saya keterima di 10 universitas itu gratis,” kata perempuan warga Bayanan, Siswodipuran, Boyolali.
Ada empat universitas yang biayanya diganti oleh BIM dan enam sisanya ada kuota gratis khusus untuk peserta BIM. Siswa dari jurusan IPA tersebut tiba-tiba terjun ke ekonomi karena pengaruh lomba-lomba OSN Ekonomi yang ia ikuti. Ternyata, ia menilai jurusan ekonomi menarik untuk dipelajari lebih dalam. Caca sendiri bercita-cita ingin menjadi analis finansial yang sukses.
“Beasiswa BIM sendiri memang sangat membantu untuk siswa yang ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri tapi tidak memiliki banyak priviledge seperti anak-anak SMA internasional,” kata dia.
Tantangannya dalam persiapan ke luar negeri yaitu harus membagi waktu antara belajar untuk mata pelajaran sekolah dan bimbingan BIM persiapan. Caca mengaku dalam sehari belajar sekitar 4-6 jam per hari di rumah. “Ada juga kegiatan summer program, kegiatan magang, proyek sosial, dan sebagainya. Jadi tantangannya lebih membagi waktu dan harus belajar soal IELTS dan SAT karena hal baru jadi perlu waktu,” kata dia.
Berkorban
Kepala SMAN 1 Boyolali, Bambang Prihantoro, mengatakan bersyukur dan bangga karena salah satu siswanya bisa diterima di berbagai universitas di luar negeri. Bambang juga paham Caca mengikuti seleksi BIM dan kemudian diterima di tahap persiapan.
“Alhamdulillah ananda Caca berhasil diterima di 10 universitas luar negeri, semoga ananda bisa memilih satu yang terbaik sesuai passion dan cita-citanya. Ini yang pertama untuk siswa diterima kuliah di luar negeri dengan jumlah universitas yang banyak,” kata dia.
Bambang menilai Caca banyak berkorban karena seharusnya ia eligible untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Namun, ia memilih tidak mendaftarkan diri dan memberikan kesempatan untuk teman yang lain.
Momentum ini bakal digunakan untuk membangun motivasi siswa yang lain baik seangkatan Caca ataupun adik kelasnya. Bambang berharap siswanya ada yang mengikuti jejak Caca untuk diterima BIM. Ketika banyak siswa berhasil belajar di luar negeri, ia yakin selain terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia juga bakal meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
“Agar kesempatan belajar di luar negeri bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga akan lebih banyak siswa SMAN 1 Boyolali yang berhasil melanjutkan perkuliahannya di luar negeri,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Espos