Ketua Umum Kadin Sebut Konflik Iran vs Israel Bayangi Arah Ekonomi Dunia

6 hours ago 3

Ketua Umum Kadin Sebut Konflik Iran vs Israel Bayangi Arah Ekonomi Dunia Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie (tengah kanan) bersama Presiden RI Prabowo Subianto (tengah kiri) usai menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Expo Forum Convention and Exhibition Centre, Saint Petersburg, Rusia pada Jumat (20/06/2025) (ANTARA - HO/Kadin)

Harianjogja.com, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyampaikan konflik Iran-Israel berdampak terhadap dinamika ekonomi global.

"Saya lihat jelas sekali bahwa konflik Iran-Israel ini menjadi suatu perhatian penuh yang membayangi ekonomi dunia," ujar Anin dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hal tersebut diungkapkan Anindya atau Anin, sapaan akrabnya, usai menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Expo Forum Convention and Exhibition Centre, Saint Petersburg, Rusia pada Jumat (20/06/2025) waktu setempat.

Menurut Anin, sekitar 40-50 persen percakapan dalam forum yang dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut membahas isu konflik Iran-Israel. Anin menilai konflik tersebut menjadi sorotan utama dan berdampak besar terhadap kondisi perekonomian dunia.

Anin menjelaskan bahwa situasi tersebut mencerminkan polarisasi antara kekuatan Barat dan Timur yang semakin menajam.

Hal ini, kata Anin, juga memperkuat pergeseran tatanan global menuju struktur multipolar.

"Kelihatan benar-benar polarisasi antara Barat dan Timur. Bagaimana Iran dan Israel bisa memengaruhi bukan saja geopolitik, tapi juga pengentalan multipolar,” kata Anin.

Lebih lanjut, Anin juga menyoroti perkembangan blok negara-negara BRICS yang dinilai semakin menguat sebagai kekuatan ekonomi baru.

Anin menyebut bahwa ketidakhadiran Amerika Serikat (AS) dan China dalam dialog multilateral seperti APEC menjadi sinyal pergeseran kekuatan.

“Sekarang BRICS berjalan dengan waktu, jumlahnya semakin besar. Setengah dari dunia hidup di negara-negara BRICS yang kini sudah menerima 9 negara baru (Belarus, Bolivia, Kuba, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda dan Uzbekistan)," ujar Anin.

Dalam forum SPIEF 2025, Presiden Prabowo Subianto, kata Anin, juga menegaskan pendekatan Indonesia yang tidak murni kapitalistik seperti negara-negara Barat, maupun sosialis seperti yang identik dengan China. Indonesia memilih jalan tengah, yang Anin sebut sebagai pendekatan hibrida demi kemaslahatan bersama.

“Indonesia memilih hybrid di tengah-tengah, tapi tujuannya ‘for the greater good’, untuk sebanyak mungkin orang,” ucap Anin.

BACA JUGA: Buru Pelaku Ancaman Bom Pesawat Saudi Airlines, Polri Libatkan FBI

Terkait hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara besar, Anin menyatakan pentingnya menjaga keseimbangan, termasuk dalam negosiasi tarif dengan AS.

Anin menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa sepenuhnya tunduk pada tekanan negara besar karena memiliki alternatif kemitraan strategis, seperti melalui kerja sama dengan Uni Eropa melalui IEU-CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement).

"Kita juga kan sebagai negara tidak bisa terlalu diatur-atur, mengingat kita juga punya alternatif kan. Seperti contohnya dengan adanya IEU-CEPA. Nah ini kan akan membuka banyak sekali peluang-peluang yang selama ini tidak pernah ada," tutur Anin.

Anin juga menggarisbawahi posisi strategis Indonesia dalam konstelasi global saat ini.

Anin menyebut Indonesia memiliki tiga “suara” penting yaitu sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara di G20, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, dan sebagai mitra penting dalam kawasan Indo-Pasifik.

“Itu yang menarik. Indonesia memiliki tiga suara penting, dan itu memberi kita posisi strategis dalam forum-forum internasional," kata Anin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news