Kolaborasi Jadi Kunci Pelestarian Lingkungan Hidup di Sleman

6 hours ago 3

Kolaborasi Jadi Kunci Pelestarian Lingkungan Hidup di Sleman Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Sugeng Riyanta, sedang menyampaikan program pengelolaan lingkungan hidup di kantornya, Kamis (15/5/2025). - Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman menyampaikan upaya pelestarian lingkungan hidup dilakukan secara kolaboratif. Kolaborasi dengan berbagai kelompok akan membangun kesadaran pentingnya lingkungan hidup bagi keberlangsungan hidup manusia.

Sekretaris DLH Sleman, Sugeng Riyanta, mengatakan ada beberapa program yang DLH lakukan guna melestarikan lingkungan. Konservasi sumber daya alam dan program kampung iklim (proklim) merupakan dua di antaranya. DLH meminta agar setiap kapanewon mengusulkan lokasi untuk dapat dikembangkan menjadi kampung peserta proklim.

SDA perairan menjadi sasaran konservasi bekerja sama dengan komunitas peduli sungai yang tergabung dalam Forum Komunitas Sungai Sleman (FKSS). DLH memberi fasilitas untuk upaya-upaya konservasi di sungai, salah satunya dengan program bersih sungai.

Selain itu, DLH juga melakukan kajian berupa Inventarisasi dan Identifikasi sumber pencemar di sungai sungai yang menjadi titik sampling uji kualitas air.

Selain itu untuk upaya pengendalian pencemaran udara, DLH menyelenggarakan uji emisi kendaraan bermotor roda empat. Nantinya kegiatan uji emisi akan digelar secara rutin.

Sedangkan untuk mengukur kualitas udara dilakukan pemasangan passive sampler yang dilakukan di kawasan permukiman, perkantoran, transportasi, dan perindustrian. Passive sampler adalah alat pemantauan kualitas udara ambien yang bekerja dengan memanfaatkan proses difusi untuk menangkap polutan udara seperti SO2 dan NO2.

“Kami juga mengupayakan pendirian ruang terbuka hijau [RTH] publik agar semakin banyak produksi oksigen dan penyerapan polutan. Tapi memang RTH di Sleman masih kurang dari ketentuan,” kata Sugeng ditemui di kantornya, Kamis (15/5/2025).

Baseline persentase RTH di Sleman pada 2024 dan 2025 ada di 7,036%. Upaya menaikkan baseline ini cukup sulit lantaran menurut Sugeng lahan di Sleman terbatas, utamanya di kawasan perkotaan.

BACA JUGA:  PT LIB Pastikan Timnas U-17 Indonesia Bisa Ikut Kompetisi EPA U-20

Bersih Sungai

Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Sleman, Eni Yuliani, mengatakan ada 36 kali kegiatan bersih sungai yang dilakukan pada April hingga Agustus 2025. Komunitas sungai yang terlibat ada 34 kelompok.

Ada juga kegiatan kepramukaan binaan DLH, Saka Kalpataru yang juga difasilitasi untuk melakukan kegiatan bersih sungai. Khusus untuk program bersih sungai, prioritas yg diangkat dari sungai adalah sampah anorganik.

“Kami lakukan uji kualitas air juga, Air sungai, sumur, embung, air limbah industri khususnya produksi batik. Kami gunakan formula tertentu untuk menghitung  indeks kualitas air. Kami juga berupaya agar agar air limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia ketika dibuang ke lingkungan tidak mengandung sumber pencemar,” kata Eni.

Setelah mengetahui sumber pencemar, DLH akan bekerja sama dengan perangkat daerah terkait untuk menangani pencemar ini. Apabila sumber pencemar berasal dari aktivitas pertanian dan peternakan, maka DLH menggandeng Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3).

Sumber pencemar bisa juga berasal dari limbah industri dan rumah tangga. Khusus di tingkat rumah tangga, DLH terus melakukan sosialisasi dan edukasi agar pelestarian lingkungan hidup dilakukan sedari tingkat paling kecil.

Limbah atau sampah rumah tangga juga perlu dipilah dan dikelola dengan baik. DLH mengaku masih ada pembakaran sampah yang dilakukan masyarakat, hal ini akan menimbulkan persoalan baru, cemaran udara. Masyarakat perlu mengolah sampah organik menjadi pupuk dengan metode yang beragam.

“Kami juga memberi bantuan sarana prasarana apabila ada yang ikut lomba/evaluasi terkait dengan pelestarian lingkungan berupa komposter, biopori, alat bor, bibit tanaman hingga tempat sampah terpilah,” katanya.

Terkait dengan cemaran emisi, Eni mengaku DLH telah menggelar uji emisi dengan sasaran 700 kendaraan roda empat beberapa waktu lalu. Ke depan, DLH akan menggelar lagi di lokasi yang berbeda.

“Sekali lagi saya tetap menyarankan agar masyarakat menggunakan transportasi umum  dan merawat kendaraan agar tidak menimbulkan cemaran udara,” ucapnya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news