KLIKPOSITIF – Apakah kamu merasa sudah cukup tidur? Banyak orang tahu bahwa tidur yang cukup adalah kunci kesehatan, tapi nyatanya, sekitar 1 dari 3 orang dewasa di Amerika masih belum mendapatkan waktu tidur yang ideal setiap malam. Tak heran, jutaan orang kini mengandalkan suplemen, obat, atau aplikasi pelacak tidur demi bisa beristirahat dengan lebih nyenyak.
Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa tidur tidak bisa lagi dikategorikan hanya sebagai “baik” atau “buruk.” Menurut studi yang dipublikasikan pada di jurnal PLOS Biology, ada lima tipe tidur yang berbeda, masing-masing dengan pola suasana hati, kesehatan, dan aktivitas otak yang unik.
Penemuan ini bisa membantu menjelaskan mengapa masalah tidur sangat bervariasi antarindividu dan mengapa solusinya sebaiknya lebih personal, bukan satu resep untuk semua.
Tidur Lebih dari Sekadar Panjangnya Waktu di Tempat Tidur
Menurut Dr. Wen, para peneliti mencoba melihat tidur dari sudut pandang yang lebih luas. Mereka tak hanya meneliti berapa lama seseorang tidur, tapi juga bagaimana tidur berhubungan dengan kesehatan mental, performa otak, dan gaya hidup sehari-hari.
Dilansir dari laman CNN, Tim peneliti menganalisis data lebih dari 700 orang dewasa muda berusia 22–36 tahun, termasuk kebiasaan tidur, suasana hati, kepribadian, kesehatan fisik, hasil tes kognitif, hingga pencitraan otak.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa kualitas tidur tidak hanya dipengaruhi oleh durasi atau frekuensi terbangun di malam hari, tetapi juga oleh hubungan antara tidur, stres, dan aktivitas otak. Dengan kata lain, tidur “baik” bagi seseorang belum tentu sama artinya bagi orang lain.
Lima Profil Tidur yang Ditemukan Ilmuwan
1. LC1 – Tidur Buruk dan Stres Tinggi
Kelompok pertama ini berisi mereka yang sulit tidur, sering terbangun di malam hari, dan bangun dalam keadaan lelah. Tak hanya itu, mereka juga cenderung memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi. Tidur bagi mereka bukan momen pemulihan, melainkan tantangan setiap malam.
2. LC2 – Emosional tapi Tidurnya Baik
Uniknya, kelompok kedua mengalami gejala stres atau suasana hati yang buruk, namun tetap bisa tidur dengan baik. Para peneliti menyebut ini sebagai bentuk sleep resilience — ketahanan tidur. Artinya, walau hidup sedang tidak tenang, tubuh mereka tetap mampu mempertahankan kualitas tidur yang stabil.
3. LC3 – Pengguna Obat Tidur
Kelompok ketiga terdiri dari mereka yang sering menggunakan obat atau suplemen tidur. Secara fisik mereka sehat dan punya hubungan sosial yang baik, tapi hasil tes menunjukkan sedikit penurunan pada memori dan kesadaran emosional. Dengan kata lain, mereka tampak baik-baik saja, namun kualitas tidur alaminya mungkin tidak sebaik yang terlihat.
4. LC4 – Si Tidur Singkat
Rata-rata tidur mereka kurang dari enam jam per malam. Meskipun tak selalu merasa lelah, performa mereka dalam tes perhatian dan memori ternyata menurun. Hasil ini sejalan dengan berbagai penelitian sebelumnya: tidur terlalu singkat secara konsisten dapat mengganggu fungsi otak, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
5. LC5 – Pola tidur seimbang
Biasanya kelompok terakhir mencerminkan mereka yang memiliki pola tidur paling seimbang — cukup lama, berkualitas, dan stabil. Mereka menunjukkan kesehatan mental dan kognitif terbaik dibanding kelompok lainnya.

20 hours ago
5


















































