Tumpukan sampah di TPAS Wukirsari di Kalurahan Baleharjo, Wonosari. Senin (19/5/2025) Harian Jogja - David Kurniawan
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul mewacanakan perubahan pengelolaan sampah di TPAS Wukirsari di Kalurahan Baleharjo, Wonosari menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Meski demikian, kepastian perubahan masih menunggu persetujuan dari Pemerintah Pusat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan, rencana pembentukan TPST sebagai pengganti TPAS Wukirsari masih dalam proses pembahasan dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Meski demikian, ia berharap perubahan model pengelolaan sampah ini bisa diwujudkan.
Hary berdalih ada beberapa alasan yang mendasari keingingan merubah konsep pengelolaan dari TPAS menjadi TPST. metode sanitary landfill dinilai sudah tidak efektif lagi. Berdasarkan kajian yang dilakukan, model ini membutuhkan lokasi yang lebih luas, sedangkan dari sisi kapasitas juga sudah mulai membludak.
BACA JUGA: Pengolahan Sampah Jadi Energi, DLHK DIY Tunggu Sosialisasi Pusat
“Tumpukan sampah di TPAS Wukirsari sudah mencapai tujuh meter dari permukaan tanah,” kata Hary, Selasa (20/5/2025).
Adapun pertimbangan lain dilihat dari sisi kesehatan dinilai kurang karena kurang ramah lingkungan. Hal ini terlihat adanya polusi yang berasal dari TPAS.
“Dengan TPST, maka bisa menghasilkan keripik sampah atau Refuse Derived Fuel [RDF] untuk bahan bakar pembuatan semen. Pemkab juga sudah menjalin MoU dengan PT SBI untuk membeli keripik sampah hasil pengolahan sampah di Gunungkidul,”
Dia menjelaskan, untuk perubahan ini sudah dibuatkan detail engineering design (DED). Berdasarkan kajian tersebut, diibutuhkan biaya sekitar Rp55 miliar untuk membangun TPST dengan modul mesin pengolahan sampah sebanyak empat sampai lima unit.
“Kapasitas pengolahannya diperkirakan mencapai 75 ton per hari. Konsep TPST sama dengan yang dikembangkan lebih dulu di Sleman maupun Bantul,” imbuhnya.
Meski demikian, Hary mengakui untuk pembuatan TPST juga sangat bergantung dengan kebijakan dari Pemerintah Pusat. “Kalau mengandalkan APBD, anggarannya masih terbatas sehingga kami coba meminta bantuan ke Pemerintah Pusat,” katanya.
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, masalah sampah harus ditangani bersama sehingga tidak menimbulkan persoalan baru di Bumi Sembada. Ia mengingatkan agar setiap destinasi wisata, toko, warung, dan perusahaan di sepanjang jalan utama untuk menyediakan tempat sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Penyediaan fasilitas ini dengan tujuan agar sampah yang dihasilkan selama aktivitas lebaran dapat terkeloa dengan baik,” katanya.
ia mengajak seluruh elemen Masyarakat dan pegawai di lingkup Organisasi Perangkat Daerah untuk ikut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Tujuan menjaga kebersihan lingkungan guna mengurangi risiko terjadinya banjir,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News