Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul angkat bicara terkait pembangunan ITF Bawuran yang ditangani oleh Perumda Aneka Dharma yang tidak kunjung selesai.
Apalagi, DPRD Bantul telah mencoret pengajuan anggaran penyertaan modal untuk Perumda Aneka Dharma pada APBD 2025.
Kepala Bagian Perekonomian, Pembangunan dan SDA Setda Bantul Fauzan Mu'arifin mengatakan pihaknya telah bertemu dengan Perumda Aneka Dharma terkait dengan pembangunan ITF Bawuran.
Dari penjelasan pihak Aneka Dharma, kata Fauzan, terdapat kejelasan jika kerja sama operasional (KSO) dengan PT Dhaha Putra Dewa batal.
Oleh karena itu, Aneka Dharma saat ini tengah membuat rencana bisnis untuk penyelesaian pembangunan ITF Bawuran yang akan ditawarkan kepada investor lain, agar mau berinvestasi untuk menyelesaikan pembangunan ITF Bawuran.
"Sementara, sampai saat ini belum ada pihak perbankan yang mau dan bersedia memberikan pinjaman," kata Fauzan, Selasa (3/12/2024).
Oleh karena itu, Fauzan menyarankan kepada Aneka Dharma menarik dana Rp2 miliar yang telah dikeluarkan oleh BUMD milik Pemkab Bantul tersebut untuk pembangunan ITF Bawuran. Karena ada klausul dengan perusahaan yang digandeng saat pembangunan dan pengadaan alat ITF, jika dana tersebut bisa ditarik kembali.
"Sehingga saran saya, agar saat ini Aneka Dharma saat ini fokus kepada pengembalian dana tersebut," ungkap Fauzan.
BACA JUGA: APBD 2025, DLH Bantul Dapat Tambahan Rp6 Miliar untuk Penanganan Sampah
Disinggung mengenai anggaran Rp2 miliar yang digunakan oleh Aneka Dharma, Fauzan memastikan jika anggaran tersebut berasal dari Aneka Dharma. "Jadi bukan dana pinjaman. Itu murni dari mereka. Makanya, kami minta ditarik dulu. Nanti jika sudah ada investor bisa dilanjut lagi," jelasnya.
Fauzan mengungkapkan jika saat ini Aneka Dharma mengaku telah membuat rencana bisnis baru yang akan diberikan kepada investor baru. Hanya saja, Fauzan mengaku investor mana yang akan digandeng oleh Aneka Dharma, sampai saat ini dirinya belum mengetahuinya.
"Mereka belum laporan ke saya," jelas Fauzan.
Menurut Fauzan, sejatinya Perumda Aneka Dharma memiliki tren cukup baik sejak masuknya Direktur Utama Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka. Di mana, ada tren bisnis yang cukup baik.
"Sudah ada laba, sudah bisa setor ke PAD di 2022 dan 2023. Dari sebelumnya belum bisa setor ke PAD," paparnya.
Ketua Komisi B DPRD Bantul Arif Haryanto mengatakan jika pihaknya memang mencoret pengajuan anggaran penyertaan modal untuk Perumda Aneka Dharma senilai Rp3 miliar. Alasannya, Komisi B meragukan perencanaan bisnis Aneka Dharma.
"Sehingga ini yang membuat teman-teman di Komisi B tidak menyetujui penyertaan modal Rp 3 miliar," katanya.
Oleh karena itu, Komisi B merekomendasikan agar Perumda Aneka Dharma memastikan perjanjian dan rencana bisnis yang jelas dengan investor. Termasuk, bagaimana nanti tata kelola alat dan pengelolaan terkait pembangunan ITF Bawuran.
Selain itu, Arif menilai, jika ada penyertaan modal, juga harus sesuai dengan rencana bisnis dari Aneka Dharma. "Ketika hal ini tidak jelas, ya, kami ragu untuk memberikan penyertaan modal ke mereka," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News